Kampus, Kecerdasan Budaya Hidup Bersama dalam Keberagaman

Senin, 01 Mei 2017

Romo Budi mengakhiri testimoninya dengan menyanyikan lagu

RADARPEKANBARU.COM - Gus Lukman - Pengasuh Pondok Pesantren Azhuri Ketileng menegaskan mahasiswa-mahasiswi berperan penting untuk menjaga kehidupan bersama yang rukun dan damai.

“Kampus tak hanya tempat menimba keilmuan tetapi juga kecerdasan budaya hidup bersama dalam keberagaman,” kata Gus Lukman dalam testimoninya pada acara Dies Natalis ke-52 Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Sabtu malam.

Testimoni juga disampaikan Romo Aloys Budi Purnomo Pr - Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang. Selain testimoni rangkaian acara Dies Natalis ke-52 UNNES, juga ada sholawat sesudah pembacaan tahlil oleh KH. Musroni.

Keindahan, keharmonisan dan kesemarakan mengalir bersama iringan musik rebana Qosidah Az Zahir dari Pekalongan di auditorium UNNES malam itu. Habib Zaenal Abidin Assegaf memandu pembacaan Maulid Simthudduror dengan iringan rebana tersebut dan disemarakkan pula tiga penarif sufi - Ilham, Wiranto dan Furqon - dari Al-Islah Tembalang.

"Indonesia bermartabat, rakyatnya rukun, aman sentosa. Ulama umaroh bekerjasama menjaga kerukunan. NKRI harga mati. Pancasila dijaga untuk sejahtera..." begitulah alunan syair yang antara lain dikumandangkan Habib Bidin.

Sementara itu, Romo Aloys Budi mengucapkan terima kasih atas kehormatan yang diberikan untuk memberi testimoni kebangsaan. Seraya mengucapkan selamat atas HUT ke-52 Universitas Negeri Semarang, romo yang dikenal gigih mengupayakan kerukunan dan persaudaraan dalam keberagaman melalui berbagai kegiatan budaya itu menyampaikan bahwa yel-yel dan tulisan "NKRI harga mati bukan basa-basi" sungguh merupakan berkat bagi masyarakat.

"Apa pun agama dan komunitas kita, kita ini adalah anggota PBNU dan wajib menjaga PBNU. PBNU yang saya maksudkan adalah singkatan dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945..." kata Romo Aloys disambut tepuk tangan meriah.

Romo Budi mengakhiri testimoninya dengan menyanyikan lagu "Amazing Grace" dan alunan saksofonnya yang disambut penuh antusias oleh ribuan hadirin. "Semoga UNNES menjadi Universitas yang membuat nyes di hati dalam rangka menjaga NKRI" tegasnya mengakhiri testimoninya

Prof Dr Fathur Rokhman MHum - Rektor UNNES menegaskan dalam sambutannya bahwa tajuk UNNES bersholawat sengaja dipilih untuk menegaskan kehadiran universitas ini demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945. Itulah sebabnya, tema yang diusung dalam rangka Dies Natalis tahun 2017 adalah "Membangkitkan Semangat Bela Negara untuk Kemajuan Indonesia".

Puncak UNNES Bersholawat ditandai dengan penyampaian Mauidoh Hasanah oleh Habib Umar Al Muthohar. Meski sudah mendekati tengah malam, namun suasana yang diciptakan Habib Umar luar biasa istimewa. Dengan banyak humor yang disampaikan yang sangat mengena bagi dunia kampus, Habib Umar mengajak para mahasiswa-mahasiswi menjadi pribadi-pribadi yang cerdas memilih memilah kebaikan dan menjaga keimanan serta keutuhan bangsa. Dengan cara bertausiyah yang segar dan renyah, Habib Umar mengingatkan agar para mahasiswa-mahasiswi bersemangat dalam belajar dan menghadirkan kesejahteraan sesuai bidang masing-masing. "Jangan ada yang sibuk main game dan play-station tetapi sibuklah membuat penelitian, diskusi dan selesaikan skripsi!" Begitulah nasihat Habib Umar.

Menanggapi suasana UNNES Bersholawat yang mengundang dirinya, Romo Budi mengatakan, "Saya serasa mendapat berkah untuk menghayati ajaran Nostra Aetate, ajaran Konsili Vatikan II yang menyatakan bahwa Gereja Katolik menghormati, menghargai dan tidak menolak apa pun yang baik dan suci yang terdapat dalam agama-agama dan kebudayaan. Itulah makna dari mengikuti UNNES Bersholawat bagi saya" jelas Romo Budi.


L Gora Kunjana/GOR

PR