Bulog Riau-Kepri Segera Salurkan Rastra Susuai Data SPA Pemda Kabupaten/Kota

Kamis, 20 April 2017

Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Divre Bulog Riau Kepri Zaindra Weli Bersama Mentri Pertanian Andi Amran.

RADARBISNIS.CO.ID - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau Kepri siap menyalurkan bantuan beras sejahtera (Rastra) tahun 2017 diwilayah Riau Kepri.

Jumlah penerima Beras Sejahtera (Rastra) atau sebelumnya dikenal Beras Miskin (Raskin) di Indonesia pada tahun 2017 berkurang lebih 15 juta kepala keluarga.

Khusus di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau sebanyak 1.134 Kepala Keluarga (KK) tidak lagi mendapatkan beras subsidi dari pemerintah, sebagaimana tertuang dalam surat Keputusan Menteri Sosial nomor 339 tahun 2017, dari 292.388 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) tahun 2016 berkurang menjadi 291.254 KK.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik  Divre Bulog Riau Kepri ,Zaindra Weli  kepada Radar Pekanbaru,  Kamis (20/4/2017).

Ia menjelaskan, berkurangnya penerima Raskin itu secara otomatis berkurang pula pagu Raskin untuk Riau dan Kepulauan Riau, yang mengalami penurunan dari 4.385.820 kilo gram per bulan menjadi 4.368.810 kg per bulan.

Ia juga menjelaskan jumlah penerima beras sejahtera di Riau Kepri 2017 alami penurunan dibanding 2016.

Bila 2016 ada 292.388 penerima maka 2017 ada 291.254 kepala keluarga penerima manfaat.

"Ada pengurangan sekitar 1.134 KK tahun ini di Riau Kepri," Awaludin.

Jumlah penerima rastra ini, lanjut dia sudah sesuai dengan keputusan Mensos RI Nomor 339/HUK/ 2016 tentang penetapan jumlah penerima rastra.

Dari 12 kabupaten kota di Riau, Kampar menjadi daerah dengan jumlah penerima Rastra tertinggi 2017. Di kabupaten ini ada 35.668 KK yang akan menerima. Disusul Indragiri Hilir sebanyak 28.124 KK.

Sementara Meranti dan Rohil tidak jauh beda masing-masing 25.486 KK dan 25.409 KK. Pekanbaru 20.467 KK, Bengkalis 20.219 KK.

Sementara kabupaten kota lainnya, jumlah penerima rastra berada dibawah 20 ribu KK.

Kuansing sebanyak 14.985 KK, Indragiri Hulu 13.446 KK, Pelalawan 12.070 KK, Siak 7.724 KK, Rokan Hulu 17.904 KK, dan Dumai 8.481 KK.

Sementara di daerah Kepulauan Riau, jumlah penerima tertinggi ada di Kota Batam 32.493 KK.

Di Kota Tanjung Pinang 8.450 KK. Kabupaten lainnya, Karimun 7.850 KK, Bintan 4.505 KK, Natuna 1.588 KK dan Lingga 5.284 KK.

"Kalau secara nasional, jumlah penerima rastra mencapai 15.498.000 KK," katanya menambahkan.

"Walaupun jumlah penerima berkurang namun kuota untuk masing-masing RTS tidak mengalami perubahan, tetap 15 kilogram per bulan per RTS dan sama halnya dengan harga Raskin atau Rastra yang harus dibayar RTS kepada Bulog tidak mengalami perubahan yakni seharga Rp 1.600 per kilogram," ujarnya.

Zaindraweli mengakui, pengurangan itu menjadi kendala untuk melakukan sosialisasi, berbeda halnya jika yang dikurangi adalah kuota raskin per RTS. Namun jumlah penerima Raskin tidak berkurang, akan lebih mudah melakukan sosialisasi dibanding yang dikurangi adalah penerima Raskin.

"Penurunan jumlah penerima Raskin itu mengindikasikan warga miskin di Indonesia maupun di dua provinsi itu berkurang, menandakan keberhasilan pemerintah dalam menekan angka kemiskinan," katanya.

Zaindra Weli menyampaikan dia berharap beras Rastra ini secepatnya bisa tersalurkan dan dinikmati oleh masyarakat, penyaluran beras Rastra merupakan tugas mulia karena program ini adalah yang diharapkan oleh masyarakat yang tidak mampu.

Pada prinsipnya Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau - Kepulauan Riau menyatakan siap menyalurkan bantuan beras keluarga sejahtera (Rastra) untuk tiga 3 bulan sekaligus.

"Ini pagu Januari-Maret 2017 akan kami mulai salurkan tidak lama lagi,"  kata Zaindra Weli.

Selanjutnya sebut Zaindraweli sesuai peruntukannya, Bulog Riau-Kepri akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota agar segera mengajukan surat perintah alokasi (SPA) lalu menyalurkan Rastra bagi kabupaten/kota sesuai pagu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

"Sudah ada pagu tinggal masing-masing buat administrasinya, bisa langsung jalan," ucapnya.

Ia menambahkan pihaknya juga selalu mengingatkan agar kabupaten/kota meminta alokasi, karena saat ini sudah memasuki alokasi bulan ketiga.

Datangkan 1000 Ton Gula Pasir

Sementara itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Riau dan Kepulauan Riau menambah stok gula pasir sebanyak 600 ton gula pasir datang dari Jawa Timur yang sudah tersimpan dalam gudang untuk mengantisipasi lonjakan harga di akhir tahun sekaligus pada awal tahun akibat tingginya permintaan.

Menurut Zaindra Weli bahkan jumlah gula pasir itu masih akan bertambah, sebab Bulog Riau Kepri mengusulkan kuota sebanyak 1.000 ton.

"Stok itu diperlukan selain antisipasi lonjakan harga juga untuk dipasok ke mitra Bulog yaitu Rumah Pangan Kita atau RPK yang jumlahnya sudah ratusan," katanya.

Sejauh ini, harga penjualan Bulog masih dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500 per kg jauh lebih murah dari pasaran yang mencapai Rp 13.000 sampai Rp 14.000 per kg.

"Adanya penambahan stok gula pasir itu maka kami yakin dapat meredam gejolak harga di pasaran sekalipun permintaan meningkat. Bahkan bisa saja kami menggelar operasi pasar karena sudah diusulkan ke Bulog pusat untuk menjual beras, daging dan gula," tambahnya. (erik)