Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa dirinya masih pemimpin Turki yang sah

Sabtu, 16 Juli 2016

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan sah Turki di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

 

RADARPEKANBARU.COM -- Kelompok militer pro kudeta menyatakan bahwa mereka telah berhasil mengambil alih negara. Saat ini Bandara Internasional Ataturk telah ditutup, dan pesawat jet tempur juga masih terlihat berputar-putar atas Ibu Kota Turki, Ankara.
 
Menanggapi hal itu Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa dirinya masih merupakan pemimpin Turki yang sah. Saat berbicara melalui CNN Turki pada Jumat (15/7) waktu setempat, Erdogan juga menyerukan kepada rakyat Turki untuk melawan kudeta yang dilancarkan kelompok militer.
 
"Kami akan melawan," tegasnya.
 
Selain menyerukan masyarakat dan pengikutnya untuk melawan kudeta dan mempertahankan pemerintahan, Erdogan juga menegaskan siapa pun yang terlibat dalam kudeta tersebut akan mendapatkan hukuman yang sangat berat.
 
Reuters melaporkan, suara tembakan dan ledakan terdengar di Angkara. Selain itu, pesawat tempur dan helikopter militer pun terlihat terbang rendah di atas ibu kota. Dilaporkan juga markas kepolisian Turki di Ankara menjadi sasaran tembak helikopter militer. Sedangkan gedung parlemen dijaga ketat oleh tank.
 
Kudeta Militer Turki, Presiden Obama Tetap Dukung Pemerintah Erdogan
 
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan sah Turki di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Obama memberikan pernyataan ini beberapa saat setelah peristiwa kudeta militer di Turki. Pernyataan ini disampaikan melalui akun Twitter resmi gedung putih, @WhiteHouse.
 
"Setuju bahwa seluruh pihak di Turki harus mendukung pemerintah Turki yang terpilih secara demokratis," sebut pernyataan Obama.
 
Obama juga meminta kepada Menteri Luar Negeri, John Kerry, untuk memastikan keamanan warga Amerika Serikat di Turki.
 
Diberitakan sebelumnya pasukan militer Turki dilaporkan melakukan kudeta terhadap kekuasaan Recep Tayyip Erdogan.
 
Dilansir oleh Reuters, sebagian pasukan militer melakukan aksi kudeta dengan menutup dua jembatan strategi yang berada di atas Selat Bosporus.
 
Pesawat-pesawat jet tempur militer juga melakukan terbang rendah di atas langit ibukota Turki, Ankara.
 
"Kami melakukan ini demi kepentingan demokrasi di negara ini," sebut pernyataan militer Turki yang dilansir oleh Reuters.
 
Tentara juga mengambil alih televisi nasional Tuki, TRT. Pihak militer lalu mengumumkan jam malam di seluruh negeri dan darurat militer.
(radarpku)
 
Sumber : Al Jazeera