BkkbN Riau Sosialisasikan Revolusi Mental Berbasis Keluarga, Ini Penjelasannya

Ahad, 15 Mei 2016

Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Provinsi Riau

RADARPEKANBARU.COM- Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Provinsi Riau mengajak masyarakat setempat untuk memantapkan fungsi-fungsi keluarga sebagai basis revolusi mental.
      
"Ada nilai-nilai esensial revolusi mental yang harus diinternalisasikan balik pada setiap individu keluarga dan bangsa," ujar Kepala BkkbN Provinsi Riau, Surya Chandra Surapaty, di Pekanbaru.
       
Nilai-nilai esensial revolusi mental tersebut diantaranya, etika kerja, etos kemajuan, memiliki disiplin, ada motivasi untuk berprestasi, taat hukum dan aturan. Kemudian, produktif-inovatif- adaptif, berpandangan optimis, suka bekerja sama dan gotong royong, sera berorientasi kebijakan publik dan kemaslahan umum.
       
"Selain nilai esensial tersebut ada juga delapan penguatan prmahaman fungsi keluarga. Diantaranya fungsi agama, sosial budaya, perlindungan, cinta dan kasih sayang, sosial pendidikan, kesehatan berproduksi, ekonomi, dan lingkungan," ungkapnya.
      
Dikatakannya, keluarga menjadi wahana pertama dan utama untuk menumbuhkan cinta kasih antar sesama anggotanya.  Selain itu juga sebagai sekolah dan guru yang pertama dalam mengantarkan anak-anaknya menjadi panutan masyarakat luas dan dirinya sendiri.
      
Lebih lanjut, kegiatan sosialisasi yang  bertemakan "Revolusi mental berbasiskan keluarga," ini untuk menyampaikan pada masyarakat program BkkbN Riau melalui media tradisional dan seni budaya.
      
Kemudian mereka juga mengajak anak-anak muda dengan pembinaan remaja melalui keluarga atau Bina Keluarga Remaja (BKR) dan generasi Berencana (GenRe). "GenRe, saatnya yang muda berencana," sebutnya.
     
Ungkapnya, pertemuan ibu jari tangan dan telunjuk dengan membentuk hruf 0 yang artinya zero, adalah menyatakan sikap untuk menolak atau katakan tidak.
      
"Katakan tidak seks pada pra nikah, katakan tidak pada pernikahan dini, dan katakan tidak pada narkoba," jelasnya.
       
Ia mengatakan, saat ini dimana-mana masyarakat indonesia banyak yang menikah diusia dini. Akibatnya akan berujung pada angka kematian ibu yang tinggi, begitu juga dengan kasus perceraian muda yang juga meningkat. Banyak kita temui pernikahan yang masih muda yang sudah bercerai.(ant/radarpku)