Tak Terima Dianiyaya, Mahasiswa UNRI Ini Lapor Ke Polresta Pekanbaru

Rabu, 13 April 2016

RADARPEKANBARU.COM-Tidak terima menjadi korban penganiyayaan saat melakukan orasi di Gedung Daerah Riau, dua mahasiswa Universitas Riau, Muhammad Fauzi (22) dan Triandi (22) mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolresta Pekanbaru untuk melaporkan peristiwa tersebut, Rabu sore, 13 April 2016. Kedua mahasiswa yang tergabung sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa UR inipun meminta agar polisi bisa menindak tegas oknum keamanan di Gedung Daerah yang diduga sebagai pelaku penganiyayaan. 
 
"Ini adalah bukti matinya demokrasi di Riau. Disaat kami ingin menyampaikan orasi dan aspirasi, kami justru dipukuli, ditendang dan dijambak" ungkap Triandi, salah satu mahasiswa yang menjadi korban pemukulan.
 
Ia menceritakan bahwa pemukulan itu sendiri bermula ketika dirinya dan beberapa rekannya sedang membentangkan spanduk di dalam Ruangan Serindit Gedung Daerah, tempat berlangsungnya Rakor dan Supervisi Pencegahan dan Penindakan Korupsi Integrasi di Riau yang diadakan oleh KPK serta dihadiri sejumlah pejabat Pemprov Riau. Spanduk tersebut, sambungnya, berisi tentang tiga tuntutan yakni fokus pemberantasan korupsi, pencegahan dan penanganan karlahut serta tentang migas. 
 
"Namun sangat disayangkan, saat kami ingin menyampaikan orasi, kami justru diamankan dan dibawa keluar dari ruangan Serindit. Bahkan saya dan teman saya (Muhammad Fauzi) juga dipukuli dengan beringas oleh pihak keamanan di sana (Gedung Daerah Riau). Saya dipukul dibagian perut dan punggung, lalu dijambak dan digiring ke pos Satpol PP Riau" kisahnya.
 
Senasib dengan Triandi, Muhammad Fauzi pun menceritakan kisah yang sama. Mahasiswa FKIP UR ini mengalami luka-luka dan memar disekujur tubuhnya karena dipukuli oleh oknum pengamanan dan protokoler Gubernur Riau. 
 
"Awalnya saya dan beberapa teman saya membentangkan spanduk untuk menyampaikan aspirasi kepada pimpinan KPK dan pejabat Pemprov Riau yang hadir di rakor tersebut. Tapi bukannya disambut positif, orasi yang mau kami sampaikan dibalas dengan pemukulan. Saya dibawa ke luar ruangan Serindit lalu dipukuli dan ditendang sampai jatuh. Saya kena pukul di bagian leher, siku tangan sebelah kanan, kepala dan punggung. Saya sama sekali tidak melawan" bebernya.
 
Sebelumnya, dua mahasiswa Universitas Riau (UR) mengalami luka-luka akibat dipukuli pihak pengamanan Gedung Daerah saat berlangsungnya rakor antara KPK dengan Pemprov Riau. Kedua mahasiswa tersebut akhirnya memilih jalur hukum dan melaporkan peristiwa yang mereka alami ke Mapolresta Pekanbaru. (rls/rit)