Kadis Pendidikan Riau Bantah Ada Pengawas Ujian Sebarkan Kunci Jawaban

Sabtu, 09 April 2016

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Kamsol

RADARPEKANBARU.COM- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau membantah adanya guru atau pengawas Ujian Nasional yang melakukan kecurangan dengan menyebarkan kunci jawaban soal.
      
“Jadi ada pihak-pihak yang sengaja mengambil kesempatan dan keuntungan dalam UN. Menurut saya guru tidak mungkin menyebarkan kunci jawaban,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Kamsol, Pekanbaru, Sabtu (9/4).
      
Lebih lanjut, ia mensinyalir adanya pihak-pihak yang ingin menggangu pelaksanaan ujian Nasional di Riau. Menurutnya karena materi soal yang dibagikan kepada para peserta UN antara meja yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda sehingga tidak mungkin ada kejadian contek berjamaah.
      
“Jadi saya rasa tidak mungkin ada kunci jawaban yang berserakan di sekolah itu hanya permainan saja, jika ada pun itu adalah kunci jawaban palsu,” jelasnya.
      
Kemudian, ia membandingkan pelaksanaan UN sekarang dengan sebelumnya yang memungkinkan akan terjadi kecurangan karena semua siswa soalnya sama .
        
Selain itu, pada pelaksanaan UN di sampaikan kepada seluruh peserta untuk fokus pada kejujuran dan tidak mesti harus kejar prestasi. Tidak hanya itu para peserta juga diingingatkan agar tidak melakukan upaya kecurangan karena UN tidak penentu kelulusan.
       
"Yang terpenting itu kejujuran, UN tidak menjadi penentu, karena bisa ujian ulang kalua tidak mencapai target prestasi. Makanya saya rasa sudah maksimal kejujuran dalam pelaksanaan UN," jelasnya.
       
Sementara itu, mengenai adanya dugaan kunci jawaban itu, menurutnya, kedepanya pihak dinas pendidikan akan melakukan pengawasan intensif sehingga tidak ada lagi pihak pihak yang mengganggu suasana tersebut.
      
"Intinya ada yang berusaha menggangu konsentrasi anak anak UN kedepanya akan diantisipasi dan diwaspadai," tegasnya.
       
Menurutnya,  selama ini sosialisasi sudah di lakukan kepada pihak sekolah terutama kepada peserta didik, sehingga UN bukan hal yang menyiksa dan menakutkan. Akan tetapi siswa harus memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik yang juga menjadi penilaian dan prestasi dalam ujian.
      
“Akhlak dan budi pekerti menjadi penilaian, seluruh aspek menjadi penilaian tersendiri," tutupnya.(Ant)