Seluruh Kades di Kampar Wajib Setor Rp 5,4 Juta Per-Desa Untuk Beli Baju Anggota LSM Dubalang

Rabu, 27 Januari 2016

Ketua DPC PDIP Kampar, Dedi Suheri

RADARPEKANABRU.COM-Dibentuknya LSM Dubalang Kampar sepertinya bertujuan untuk menggerogoti pemerintah dari tingkat desa hingga tingkat Kabupaten Kampar, seolah kerjanya untuk menakut-nakuti pemerintahan.

Beredar informasi yang didapat dari ketua DPC PDIP Kampar bahwa organisasi ini telah meresahkan masyarakat mulai dari pemerintahan Desa dan Satker di Dinas Pemkab Kampar.

Parahnya kali ini kelompok yang menamakan diri Dubalang Kampar ini telah menggerogoti anggaran belanja Desa di Kampar, setiap Kepala Desa diduga dipungut "Upeti" dengan berbagai alasan. Belakangan ini salah satu nya untuk biaya membeli baju anggota Dubalang.

"Alhamdulilah kades di Kampar masih punya uang,diduga seluruh Kepala Desa di wajibkan membayar baju satgas Dubalang kampar." kata Dedi Suheri yang ia posting di Halaman Akun Facebooknya.

"Tiap Desa membayar Rp.5.400.000.untuk 50 lembar baju satgas Dubalang..
Mantap...!" Kata Dedi.


Postingan ini dikomentari oleh akun Suryo Kamparkiri ,"Mas dedi apa uang itu uang pribadi kepala desa atau uang ADD yg mereka gunakan untuk membeli baju dubalang??bgaimana pertengungjawaban na tu mas? Bisa jadi temuan" tanya suryo.

Uniknya Eka Sumahamid Ketua LSM Dubalang Kampar saat berkunjung ke Kantor Camat Siakhulu (26/1/2016) dalam rangka sosialisasi Lsm yang ia pimpin, megatakan bahwa organisasinya ini melarang anggotanya untuk memalak.

"Jangan ada terdengar anggota Dubalang Kampar memalak kepala desa ataupun camat, karena dubalang merupakan pengawal untuk di desa, kecamatan maupun di kabupaten," kata Eka yang menyebut dirinya dengan panggilan Pucuk Andiko Dubalang Kampar.

Menurut Eka, anggota Lsm Dubalang Kampar harus memberikan contoh positif kepada masyarakat di wilayahnya masing masing.

Dubalang juga bisa menggali potensi memanfaatkan sumber daya alam demi kesejahteraan anggotanya.

"Jadikan dubalang sebagai pelindung baik bagi masyarakat maupun pemerintah, anggota Dubalang Kampar harus tau tupoksinya, bukan hanya sekedar memakai baju seragam dubalang tapi tidak tau apa tugas dan tanggung jawabnya," papar Eka Sumahamid menegaskan.   

Sebagai catatan penelusuran Radar , ternyata organisasi ini terpisah dengan kelembagaan Adat yang ada, artinya nama dubalang sengaja dicatut untuk kepentingan politik. Kuat dugaan kelompok ini adalah metamarposis dari pendukung Rezim Jefry Noer yang dulunya bernama Tim Tangguh, kalangan dinas dikampar menyebutnya dengan kode sandi TIM "T" sebagai kelompok yang "dipelihara" .  .

Sejalan dengan perjalannan waktu nama kelomok "Tim T" yang sudah cukup rusak di kampar akhirnya mereka ganti baju.

"Era Jefri mau habis, mereka ganti baju dengan nama dubalang" kata narasumber Radar yang tak mau namanya di tulis. (Redaksi)