Kasihan Provinsi Riau Sampai Sekarang Belum Miliki Embarkasi Haji

Rabu, 27 Januari 2016

Riau Provinsi Kaya Belum Miliki Embarkasi Haji

RADARPEKANBARU.COM - Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru mendorong rencana Pemerintah Provinsi  Riau segera miliki embarkasi haji bagi masyarakat beberapa provinsi di Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng).
         
"Kami (PT Angkasa Pura II) dan pemerintah daerah berharap Bandara Sultan Syarif Kasim II, bisa jadi embarkasi haji," ucap General Manager Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Jaya Tahoma Sirait di Pekanbaru, Selasa.
         
Dijelaskan rencana pembagunan asrama haji di Pekanbaru kembali dibahas Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT beserta jajarannya.
         
Seperti diketahui, rencana pembangunan embarkasi dan debarkasi haji di Kota Pekanbaru pada lahan yang telah dibebaskan Pemprov Riau di Jalan Citra, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas 6,3 hektare.
         
Bahkan, pemprov telah merancang asrama mewah dan megah dengan berbagai fasilitas bernuansa islami dengan arsitektur Melayu dan nantinya bakal digunakan selama pemberangkatan/pemulanan haji dan digunakan acara keeagamaan lain seperti darul quran.
         
Pada awal tahun 2012, Menteri Agama Surya Dharma Ali telah meletakan batu pertama pertanda pembangunan asrama haji di mulai dikawasan TNI AU, Simpang Tiga, Pekanbaru semasa Gubernur Riau Rusli Zainal. Tapi terakhir dipindahkan karena dekat dengan lokasi objek vital setempat.
         
"Baik pemprov atau pemko (pemerintah kota), sama-sama berharap agar Pekanbaru bisa segera jadi embarkasi haji. Karena itu, kita dorong dan SSK (Sultan Syarif Kasim) bersiap. Tentu menetapkan adalah Kementerian Agama," katanya.
         
Jaya melanjutkan, masalah run way atau landasan pacu di bandara setempat saat ini baru sepanjang 2.600 meter dengan lebar 45 meter meter dan sanggup didaratai pesawat berbadan sempit baik jenis Boeing 737 atau Airbus A320.
         
Sementara, ucap dia, standar landasan pacu bagi pesawat with body atau berbadan labar membawa 450 orang jemaah haji dari Sumbagteng, minimal panjangnya harus 2.800 meter.
         
"Dalam hal ini, kita berhitung dengan pemerintah daerah. Landasan itu, berapa kali dipakai dalam satu tahun. Karena untuk buat run way itu, biayanya cukup besar. Kalau run way dari 2.600 meter, lalu diperpanjang 3.000 meter makan biaya sekitar Rp800 miliar," ucap dia.
         
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Tarmizi Tohor mengakui masih banyak kendala harus dilewati agar asrama haji bisa segera berdiri di kota bertuah, julukan bagi Pekanbaru.
         
"Seharusnya infrastruktur, kita harus disiapkan dulu seperti bandara dan asrama haji. Kita belum dapat persetujuan itu dari pusat. Kalau mau minta persetujuan, maka kita siapkan infrastruktur dulu," terangnya.

Data terakhir Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II menyebut, 9 maskapai domestik telah operasi dengan tidak kurang dari 70 sampai 78 kali penerbangan setiap hari melayani penumpang di waktu normal sekitar 8.000 orang.

Ke-9 maskapai itu melayani penerbangan komersil tujuan 13 daerah di Sumatera dan Jawa seperti Batam, Tanjung Pinang, Dabo Singkep, Tembilahan, Tanjung Balai Karimun, Medan, Jambi, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Tercatat 4 maskapai melayani rute internasional seperti AirAsia rute Pekanbaru-Kuala Lumpur, lalu Malindo Air rute Pekanbaru-Malaka dan rute Pekanbaru-Singapura dilayani dua maskapai yakni Silk Air dan Jetstar Asia.(*)


Antara