Banjir di Kampar Setidaknya Telah Merendam 27 Desa, Mahasiswa Minta Pemerintah Kampar Proaktif

Rabu, 20 Januari 2016

Eki Saputra Ketua HIPEMARIS (Himpunan Pelajar Mahasiswa Air Tiris) dan Rekan-rekan

RADARPEKANBARU.COM– Air Waduk Koto Panjang terus meluap akibat tingginya intensitas hujan di bagian hulu Sumatera Barat. Akibatnya, debit air waduk terus meninggi sehingga meluap di hilir dan merendam 27 desa di 8 kecamatan di Kampar, Riau. Banjir merendam ribuan rumah yang dihuni 5.110 kepala keluarga. Banjir juga telah menelan korban jiwa, seorang bocah kelas IV sekolah dasar dilaporkan hilang terbawa arus sungai saat mandi di bawah jembatan Desa Danau Bingkuang.

"Turut perhatin terhadap korban banjir yang melanda Kabupaten Kampar" kata Eki Saputra Ketua HIPEMARIS "Himpunan Pelajar Mahasiswa Air Tiris'.

Menurut Eki di Kampar khusus nya di Air Tiris Kecamatan kampar. Banjir telah menenggelamkan setidaknya 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan Kampar dan Kecamatan Kampar Utara.

 

 

Foto : Suasana Banjir

"Dan kami dari Himpunan Pelajar Mahasiswa Air Tiris turut prhatin melihat masyarakat Kampar menderita, terutama melihat sanak saudara, adik-adik kami yang saat ini masih sekolah," kata Eki

"Buku, baju dan peralatan sekolah nya lenyap hanyut terbawa arus Air" tuturnya.

"Kami harap kepada pemerintah jangan diam menyikapi penderitaan yangg di alami masyarakat kampar, ujar Eki Saputra.

"Sebagai bentuk kepedulian dan protes terhadap pemerintah, HIPEMARIS dalam waktu dekat ini akan turun kejalan untuk mencari dana sumbangan terhadap korban banjir di kampar khususnya Air tiris dan sekitar nya .

Ditempat terpisah Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kampar Muhammad Nasir menyebutkan, banjir merendam beberapa desa di kawasan aliran sungai akibat dibukanya pintu air Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.

Pintu air terpaksa dibuka agar tanggul tidak jebol diterjang arus air. “Ketinggian air mencapai 80 sentimeter di permukiman warga,” katanya kepada wartawan.

Nasir menjelaskan pintu air waduk Koto Panjang dibuka pada Jumat kemarin. Sebelumnya, dia menambahkan, pihak PLTA Koto Panjang telah memberi tahu pemerintah Kampar dan kepolisian untuk membuka pintu air sebagai langkah antisipasi agar tanggul tidak jebol.

Pemerintah daerah, kata dia, juga telah memberi peringatan kepada warga agar waspada. “Pintu air dibuka perlahan-lahan. Jika pintu air tidak dibuka, dikhawatirkan tanggul akan jebol. Kalau tanggul jebol justru akan membuat banjir lebih parah lagi,” jelasnya.

Nasir mengaku sejauh ini pihaknya telah membangun tenda pengungsian dan dapur umum untuk masyarakat. Begitu juga persediaan perahu karet telah dikerahkan ke desa yang terendam banjir untuk evakuasi warga.(radarpku)