Saat Istri Hamil Tua, Kedua Tangan Diamputasi Akibat Kecelakaan Kerja

Jumat, 01 Januari 2016

RADARPEKANBARU.COM-Jalan hidup anak manusia kerap berbeda dengan apa yang dirancang dan diharapkan. Seperti itulah yang tengah dialami Adi Parasetya (26), perantau asal Tegal, Jawa Tengah yang beristrikan Juriyah Rambe (20) asal Medan, Sumatera Utara. Keduanya rela berpisah dari orang tua dan orang-orang terkasih di kampung halaman demi mencoba memperbaiki masa depan dengan merantau di Pekanbaru, tetapi takdir Allah jualah yang kemudian menempatkan pasangan muda tersebut kini dalam situasi nestapa.

Adi kini tak lagi seperti pria muda pada umumnya. Kini ia hanya bisa tergolek lemah di rumah Ponimen di Jalan Dahlia, Gang Gajus No.17 Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Di rumah kontrakan itulah kini Adi dan istrinya berteduh. Diberi tumpangan tinggal oleh Ponimen, pria baik yang baru dikenalnya selama merantau di Pekanbaru.

“Saya tak tega melihat dia dan istrinya tak punya tempat tinggal. Mereka berdua di sini tak punya saudara. Kasihan, apa lagi kondisinya sedang seperti itu,” ujar pria yang sudah 20 tahun mengontrak rumah di kawasan Gang Gajus tersebut kepada riauterkinicom, Rabu (31/12/15).

Kondisi Adi kini teramat memilukan. Ia kehilangan kedua tanganya hingga siku. Harus diamputasi karena mengalami luka bakar parah. Demikian juga dengan kakinya, terbakar parah dan masih belum kering lukanya, meski sudah dioperasi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Padahal, dua bulan yang lalu kondisi Adi masih sehat dan kuat. Nestapa itu bermula saat Adi yang biasanya bekerja bangunan diajak kawannya kerja membersihkan neon box reklame di gerai retail Alfamart Jalan Sigunggung pada 2 November 2015. Pekerjaan yang semestinya bisa jadi jalan Adi mendapat rejeki, ternyata jadi awal takdir buruk. Ia mengalami kecelakaan kerja.

Saat membersihkan neon box reklame Adi kesetrum dan akhirnya terjatuh dari ketinggian sekitar 8 meter. Jatuhnya parah. Tulang rahangnya patah. Tak sekedar jatuh. Aliran listrik tegangan tinggi yang menyetrum dirinya memicu kebakaran hebat. Kedua tangan dan tubuh bagian bawahnya terbakar parah. Kecelakaan itu pada akhirnya memaksa Adi kehilangan kedua belah tangannya.

Kisah hidup Adi dua bulan terakhir ini semakin mengiris hati karena istrinya, Juriyah sedang berbadan dua. Mengandung anak pertama buah cinta pernikahan keduanya. Sekarang usia kandungannya memasuki 9 bulan. Tinggal menghitung hari saat persalinan.

“Kalau menurut perkiraan dokter, pekan pertama Januari ini melahirkan. Katanya, kalau lewat tanggal lima tak lahir, harus dioperasi,” tutur Juriyah.

Dikatakan Juriyah, pihak keluarganya di Medan dan keluarga suaminya di Tegal sebenarnya sudah diberi tahu tentang musibah yang sedang terjadi, namun karena keluarga kedua pasangan ini juga bukan kalangan berada, mereka hanya bisa mengirim doa dan berpesan agar lebih bersabar menghadapi cobaan.

Kini, Adi dan Juriyah hanya bisa menanti perjalanan takdir berikutnya bagi mereka. Secara lahiriyah, keduanya tak memiliki syarat untuk bisa keluar dari situasi sulit yang sedang dihadapi. Hanya kemurahan Allah melalui hamba-hambanya yang peduli yang bisa membantu.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih pada Pak Ponimen yang bersedia memberi tumpangan. Juga membantu segalanya untuk kami selama ini,” tutur Juriyah tersedu.

Mengenai upaya kesembuhan suaminya, Juriyah sepenuhnya hanya bisa pasrah pada Kehendak Yang Kuasa.

“Berdoa saja. Semoga Allah menolong kami,” tuturnya penuh harap. (*)