Ponpes Darunnajah Siap Bantu Wujudkan RI Jadi Pusat Studi Islam Internasional

Ahad, 29 November 2015

Ponpes Darunnajah (Foto: Istimewa)

RADARPEKANBARU.COM - Pemerintah berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat studi Islam internasional. Pondok Pesantren Darunnajah pun siap membantu mewujudkan program Kemenag itu.

Sudah 54 tahun berdiri, Ponpes Darunnajah mengabdi dengan berfokus pada dunia pendidikan. Bahkan hari ini ponpes tersebut mewakafkan 602 hektar tanah senilai Rp 1,6 Triliun untuk dunia pendidikan.

"Ini wakaf yang kedua seluas 602 Ha sebelumnya 70 Ha. Jadi seluruhnya wakaf ini 672 Ha terletak di seluruh Indonesia. Awalnya hanya seluas 500 meter di dekat Senayan lalu dimanage sedemikian rupa sehingga sekarang bisa menjadi seluas 672 Ha," ungkap Ketua Yayasan Darunnajah KH Saifuddin Arief dalam acara penandatanganan piagam wakaf di Ponpes Darunnajah, Jl Ulujami Raya, Pesanggrahan 86, Jakarta, Sabtu (28/11/2015).

Tahun 2015, aset tanah wakaf Darunnajah mencapai 677,5 hektar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti di Riau, Kalimantan, Bandung, Jakarta, Bogor, Banten, Lampung, Bengkulu,  dan lain-lain. Selain tanah, Darunnajah memiliki berbagai macam aset wakaf seperti lembaga pendidikan, bangunan, perkebunan, pertanian, dan lain sebagainya.

"Harapannya kita terus membina umat karena kita concern dalam pendidikan, tidak hanya sekolah tapi karakter para santri. Pesantren ini fungsinya untuk mendidik tentunya mendidik orang baik," kata Arief.

Kemenag memiliki visi menjadikan perguruan tinggi islam di Indonesia sebagai pusat destinasi studi islam dunia. Ponpes Darunnajah mengaku siap menjadi salah satu lokasi perguruan tinggi islam yang akan menampung mahasiswa dari mancanegara yang ingin belajar tentang islam.

"Ponpes senang sekali, ada pendidikan universitas islam internasional, kita siap untuk itu. Ada dua bahasa di sini, Arab dan Inggris. Itu sudah menjadi kurikulum wajib yang dikembangkan," jelas Arief yang merupakan anak dari Almarhum KH Abdul Manaf Mukhayyar sebagai wakif dan pendiri Ponpes Darunnajah.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengungkap tentang rencana menjadikan Indonesia sebagai pusat studi islam internasional. Untuk mendukung rencana itu, kemenag akan menggandeng sejumlah guru besar di Indonesia untuk mengikuti konferensi guru besar Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) pada 29 November sampai 1 Desember 2015 di The Media Hotel, Jakarta Pusat.

"Kita ingin orang-orang Timur Tengah, Yaman, Pakistan, India, Amerika datang ke Indonesia belajar studi Islam. Backgroundnya itu untuk menjadikan perguruan tinggi Islam Indonesia menjadi pusat studi Islam internasional dan tentu visi besar ini bisa diwujudkan jika para guru besar, dosen mampu menjadikan perguruan tinggi Islam ini menjadi menarik, menjadi marketable dan layak dijual internasional," terang Kamaruddin dalam jumpa pers di Kantor Kemenag, Jumat (27/11).

Program tersebut sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk membangun perguruan tinggi yang ikonik dan berkualitas, yakni yang memiliki khas Islam Nusantara. Kemenag pun tengah mematangkan rencana pendirian perguruan tinggi yang rencananya akan diberi nama Universitas Islam Internasional atau yang juga disebut Graduate University of Islamic Studies (GUIS).

"Kita punya karakteristik tersendiri di antaranya lebih moderat, lebih toleran, lebih beragama dan prinsip-prinsip ini yang akan dijadikan ikon dalam perguruan tinggi islam tersebut," tambah Direktur Direktorat Pendidikan Islam Kemenag, Amtsal Bahtiar dalam kesempatan yang sama.
(dtk)