Seorang Bocah di Pekanbaru Meninggal di Tengah Kepungan Asap

Kamis, 22 Oktober 2015

Ramadan Lutfi (9) meninggal dunia di saat kabut asap makin memburuk sejak awal pekan ini.

RADARPEKANBARU.COM-Kabar duka datang dari Pekanbaru yang sudah lebih dari 2 bulan diselimuti kabut asap. Ramadan Lutfi (9) meninggal dunia di saat kabut asap makin memburuk sejak awal pekan ini. Ayah Lutfi menyebut anaknya mengalami penipisan oksigen di paru-paru.

Lutfi (9), siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pekanbaru, menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (21/10/2015) sekitar pukul 03.00 dini hari. Bocah ini merupakan buah hati Heriwiria (45) dan Lili (40),  warga Jl Pangeran Hidayat, Pekanbaru.

Lutfi sempat mendapat perawatan medis di RS Santa Maria, Pekanbaru.

Orang tuanya menduga, kepergian anaknya untuk selamanya karena terkait kabut asap.

Heri menceritakan, Lutfi yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara  tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru. Kalau pun sakit, selama ini hanya sekadar demam.

"Anak saya tidak punya riwayat paru. Dia sehat-sehat saja selama ini," kata Heri saat ditemui di rumahnya.

Peristiwa ini bermula pada Selasa (20/10/2015) siang. Menurut Heri, anaknya mengeluh sakit panas setelah pulang bermain di luar rumah. Dia bermain karena sekolah libur karena asap pekat.

"Sampai rumah dia mengeluh badannya panas. Saya suruh istirahat di rumah saja," ucap Heri.

Menjelang Magrib, Heri memanggil anaknya yang berada di dalam kamar. Karena tidak ada sahutan, dia mendatangi anaknya. Dia melihat anaknya muntah-muntah.

"Saya bersihkan badannya, saya kasih obat demam. Saya sempat tanya, mau makan apa biar dibawakan ibunya yang sedang jaga kedai di pasar. Dia pesan nasi goreng agak pedas," tutur Heri.

Malam hari, sang ibu pulang dengan membawa nasi goreng yang dipesan Lutfi. Melihat anaknya lemas, ibu Lutfi memeluknya dan menangis.

"Tak lama setelah ibunya pulang, anak saya mendadak muntah lagi. Dia mengalami kejang-kejang sampai keluar kotoran," ucap dia.

Lutfi lalu membawa anaknya ke RS Santa Maria.  "Saya melihat tim medis memberikan oksigen dan memompa di bagian dada anak saya. Tapi setelah tiga jam, anak saya tak ada perubahan apa pun dan layar monitor semuanya datar. Dan akhirnya anak saya meninggal," kata Heri lirih.

Heri menerangkan, tim medis di RS Santa Maria mengatakan kepadanya bahwa telah terjadi penipisan oksigen di paru-paru Lutfi. "Itulah kata tim medis kepada kami," kata Heri tak kuasa menahan tetesan air mata.

Penjelasan Rumah Sakit

Dikonfirmasi terpisah, Manajer Pelayanan Medik RS Santa Maria, dr Yuliani mengatakan, Lutfi dibawa ke RS itu setelah mengalami kejang-kejang.

"Kondisi pasien saat dirujuk ke tempat kita sudah dalam keadaan berat. Tim medis sudah berusaha maksimal memberikan tindakan medis," kata Yuliani kepada wartawan.

Ketika ditanya apakah kondisi Lutfi terkait asap, Yuliani tidak bisa memastikannya. "Kalau itu saya kurang tahu. Yang pasti pasien datang ke tempat kami dalam keadaan berat," tutur Yuliani.

"Apakah asap bisa membuat kondisi kejang-kejang?" tanya wartawan.

"Bisa saja. Tapi saya tidak bisa memastikan apakah ini pemicunya asap," ucap Yuliani.(cha/nwy/dtk)