Kasihan Jokowi Tidak Diakui sebagai Presiden

Kamis, 15 Oktober 2015

Joko Widodo bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo (kanan), dan adik-adiknya di 'Rumah Saya', Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012 pada saat pencalonan gubernur DKI Jakarta.

JAKARTA - Sebuah spanduk bertuliskan 'Selamat Datang Ibu Presiden Megawati Soekarnoputri' terpasang di Gedung Busan Indonesia Center, Korea Selatan. Hal tersebut menunjukan bukti bahwa Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih dianggap sebagai kepala nagara di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi I DPR Elnino M. Husein Mohi mengatakan, pihak kepolisian harus bertindak untuk menindaklanjuti spanduk sesat tersebut. Pasalnya, kata dia, hal ini telah mencoreng nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai kepala negara yang sah periode 2014-2019.

"Kalau spanduknya benar-benar ada, maka polisi atau atase pertahanan di kedutaan (Korea Selatan) harus melidik kenapa sampai terjadi seperti itu," ujar Elnino kepada Okezone, Rabu (14/10/2015).

Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu juga mengaku prihatin dengan Jokowi, dengan adanya lapisan masyarakat di Korea Selatan yang tidak mengakui sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai Presiden RI.

Terlebih diungkapkannya, pemerintah beberapa waktu lalu sedang berusaha mengajukan pasal penghinaan terhadap presiden masuk ke dalam revisi Undang-Undang (UU) KUHP.

"Kasihan Jokowi, dia sedang berusaha ada undang-undang khusus penghinaan presiden, eh sekarang malah dihina lagi seperti itu," keluhnya.

Sebelumnya, pemilik akun Facebook bernama Jonru mengunggah foto spanduk bertuliskan ‘Selamat Datang Ibu Presiden Megawati Soekarnoputri di Busan Indonesia Centre’, Korea Selatan di Facebook. Spanduk tersebut tertera penyambutan 18 Oktober 2015.

Atas postingan yang dilakukan Jonru tersebut, foto spanduk itu disukai oleh 11.845 orang dan dibagikan kepada 4.622 pengguna media sosial lainnya.

Sementara di jejaring media sosial Twitter, banyak netizen mencemooh adanya spanduk tersebut, mereka pun akhirnya menggunakan hastag atau tanda pagar #JokowiAdalahMega untuk menyindir kesalahan tersebut.(Awl/okz)