GPII Riau Minta Pemerintah Memberikan Bantuan Tabung Oksigen dan Pengisian Gratis Kepada Masyarakat

Rabu, 07 Oktober 2015

Logo GPII

RADARPEKANBARU.COM-Dampak kabut asap yang  melanda Provinsi Riau mulai memakan korba nyawa dan banyaknya masyrakat yang terjangkit penyakit ISPA, hal ini membuat GPII Riau merasa prihatin dan mendesak pemerintah harus memberikan solusi kongkrit berupa memberikan bantuan tabung oksigen ke masyarakat  dan setiap pengisian oksigen diberikan secara gratis selama asap masih ada di Riau.

Demikian disampaikan Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesuia (GPII) Riau Adiana Sulistianto,SPi,Msi melaui pesan Blackbarrynya kepada Radar Pekanbaru, rabu (7/10).

“Baru-baru ini Muhammad Iqbal (31) Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Agama (Kemenag) Riau  meninggal akibat banyak mengihirup asap,hal ini membuat Rakyat semakin takut atas bencana asap ini,” kata Adiana.

Menurut  Adiana  racun dari  asap ini bisa mematikan seketika, ketika udara yang penuh racun terhirup oleh tubuh yg tidak mempunyai daya tahan yang cukup seperti yang terjadi pada korban iqbal yang sebelumnya mempunyai riwayat penyakit asma.
Hal senada juga di sampaikan Jack yang juga Pengurus GPII Riau, menurutnya menjadi perhatian kita bagaimana dengan balita yang ada Ribuan orang di Provinsi Riau ini, yang sudah pasti mereka yang masih mungil kecil imut lembut dan halus yang selalu ceria, mereka belum memiliki daya tahan tubuh sekuat orang dewasa”, kata jack yang juga pengusaha kopi luak di Jalan Arifin Ahmad ini.

Apakah kita tidak merasa menitikan air mata ? ketika menyaksikan mereka menghirup udara penuh racun di mana mereka tidak tahu akan apa yang mereka hirup, mereka belum mengerti memakai masker.

“Miris,lirih, kesal, sakit hati, ketika menyaksikan bayi bayi kecil mungil ini harus merasakan racun masal yan diakibatkan asap yang menyelimuti tanah melayu ini, Sekarang saya bertanya kepada, siapa saja yg bisa menjawabnya, baik kepada presiden, mentri, DPD, DPR kapolri, Panglima TNI, gubernur, walikota Bupati, camat, lurah, pengusaha, siapa saja,,,,apakah bapak/ibu sanggup menyuguh makanan, minuman, atau gas beracun untuk anak anak bapak dan ibu, apakah bapak/ibu sanggup menyaksikan mereka memakan, meminum, menghirupnya ?

“Jawab nya pasti tidak , karena semua pasti menjawab tidak. Namun inilah kenyataannya, hari ini ada jutaan ibu, jutaan ayah, jutaan kakak, yang harus menyaksikan adik kecilnya dan sama sama menghirup udara, penuh racun yan menyelimuti bumi Riau, kami harus menyaksikan ini semua, anak anak balita kami menghirup racun” ,tambahnya.

“Padahal kami bukan pembuat racun ini,,,, perusahaan perusahan pembakar lahanlah yang  membuat nya,, Sedih, menangis, menjerit di hati kami, Menyaksikan semua ini,, anak anak kami , mereka hanya bisa menangis, karna tenggorokan halusnya harus merasa sakit setiap hari akibat menghirup udara yang tidak sehat”

“Mungkin bagi bayi yang belum bisa bicara saat ini dari tatapan matanya nya bisa kita liat,,,bahwa sangat berharap kapan bisa menghirup udara yang segar, dan sehat"

“Kalau Pemerintah ingin memberikan konpensasi korban asap, 900.000/orang, kami dari GPII Provinsi Riau, lebih berharap pemerintah memberikan tabung oksigen untuk setiap keluarga, tidak mampu di Riau”

Kalau keluarga mampu mereka sudah beli sendiri, Kenapa oksigen kita anggap lebih efektip karna tabung oksigen akan bisa di gunakan dalam jangka waktu yang lama, oksigen bisa jadi alat pertolongan pertama jika asap semakin menebal, ketika asap semakin menebal masker sudah tidak efektip lagi unt menyaring udara yg penuh racun, provinsi riau hampir setiap tahun selama 18 tahun ini terkena dampak bencana asap.

Dengan adanya tabung oksigen di setiap rumah, jika tiba tiba bencana asap datang lagi masyarajat sudah ada alat pertolongan pertama unt anaknanak balita, Bencana asap ini berbeda dg bencana lainnya, kalau gempa,sunami, korbannya nampak, dan bantuan yg di perluakan serba bisa, tapi kalau asap ini bencana khusus, dan bantuannya hanya oksigen atau di ungsikan.

“ Apalah mungkin mengungsikan 4 juta penduduk Riau, itu kan mustahil, oleh karna itu kami sangat berharap pemerintah segera memberikan bantuan oksigen untuk masyarakat Riau, dan mulai tahun ini GPII ( Gerakan Pemuda Islam Indonesuia )Provinsi Riau berharap di anggarkan di APBN dan APBD unt pengadan tabung oksigen setiap provinsi yg rawan bencana asap,” tegas si-Jeck. (rls)