Gara-gara Demo Korupsi Plt Gubri, Rumah Mahasiswa Diancam Bakar dan Alamat Kos di Cari

Selasa, 06 Oktober 2015

Mahasiswa Dihadang Ormas

RADARPEKANBARU.COM-Massa Gempar mendatangi Komisi A DPRD Riau. Mereka mengadukan tindakan Pemuda Pancasila yang menghadang demo kelompo tersebut ke Kejati Riau pekan lalu.

Tidak terima dengan sikap Pemuda Pancasila (PP) yang menghalanginya saat menggelar demo beberapa waktu yang lalu, belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemantau Masyarakat Riau (Gempar) datangi DPRD Riau.

"Kami mempertanyakan sekaligus melaporkan, mengapa terjadi pembiaran oleh pemerintah daerah, ormas PP menghadang demo mahasiswa,” kata Erlangga, salah seorang mahasiswa kepada wartawan, Senin (05/10/15).

Ia pun sempat menceritakan kronologis kejadiannya, sebelum aksi demo dimulai, tiba-tiba pihaknya dihadang oleh PP. Padahal pihaknya sudah mengurus izin demo sesuai dengan prosedur. Selain itu, menurutnya, sikap ormas tersebut jelas bertentangan dengan undang-undang ormas sendiri.

Hal senada juga dikatakan Rian, salah seorang mahasiswa. Ia pun mengakui, waktu itu ia sempat diiming-imingi dan ditawarkan ke Bali dan Singapura agar mengurungkan niatnya melakukan demo.

Saat dirinya mengurus surat izin demo ke pihak kepolisian. Ia diminta untuk menemui seseorang di salah satu hotel di Pekanbatu untuk membicarakan hal tersebut. “Kami melihat, dengan ketakutan Pemprov seperti ini, berarti memang ada indikasi korupsi, sebagaimana materi dalam demo kami. Kami diancam, rumah kami diancam dibakar, alamat kos-kosan kami dicari,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, massa disambut tiga anggota Komisi A DPRD Riau. Ketiganya yakni, Sugianto, Kordias Pasaribu dan Taufik Arrakhman. Massa disambut di Ruang Komisi B DPRD Riau.

Salah seorang anggota Komisi A, Sugianto mengatakan, dirinya miris mendengar apa yang disampaikan oleh para mahasiswa tersebut. diakuinya, ormas PP tidak memiliki kapasitas untuk melakukan penghadangan terhadap aksi yang dilakukan mahasiswa. Karena itu, pihaknya akan mendukung dan sikap para mahasiswa.

“Kami dulu juga pernah mengalami hal seperti ini, tapi tidak semiris apa yang kawan-kawan rasakan hari ini. Apa yang kawan-kawan sampaikan adalah benar, mulai dari persoalan asap dan juga persoalan hukum, walau baru dugaan, tapi dugaan itu harus didorong, kalau tidak hukum tidak akan jalan,” jelasnya.

Politisi PKB ini meminta kronologis kejadian saat itu. Pihaknya pun siap meneruskan perjuangan mahasiswa sampai ke pusat sehingga persoalan tersebut bisa diselesaikan segera.

"Kebetulan pada saat itu kami bertiga berada di Batam, kami juga heran kok Riau bisa dijadikan seperti itu dan kami juga sudah bersepakat untuk menyelesaikan masalah ini,” terangnya.

Senada dengan itu, Kordias Pasaribu mengatakan, para mahaiswa jangan sampai mundur dalam perjuangan ini. Karena sebutnya, untuk menegakkan keadilan memang dibutuhkan usaha yang keras dan berani. Pihaknya akan siap mendukung gerakan mahasiswa tersebut.

“Jangan mengharapkan keadilan kalau takut menegakkan kebenaran. Kita mendukung kawan-kawan mahasiswa dalam memperjuangkan masyarakat,” tegasnya.

Anggota Komisi A yang lain, Taufik Arrakhman menyebut, mestinya aparat keamanan bisa mengatur sedemikian rupa sehingga hal tersebut tidak terjadi. Pihak DPRD menurutnya, akan memihak kepada para mahasiswa dalam perjuangan tersebut.

“Kalau pun pihak ormas juga melakukan demo dalam waktu bersamaan, tentu harus ada tema tersendiri, bukan menghalang-halangi dengan cara premanisme seperti itu,” tutupnya. (radarpku/rtc)