Pekanbaru Siagakan Tim Paramedis Di Posko Evakuasi Bayi

Kamis, 01 Oktober 2015

RADARPEKANBARU.COM- Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyiagakan tim dan para medis yang berjaga 24 jam diposko evakuasi bayi aula Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Sudirman.

"Terhitung Rabu malam posko sudah dihuni para bayi dan orangtuanya," Ungkap Kadiskes Kota Pekanbaru, Helda S Munir, di Pekanbaru, Kamis.

Menurut Helda, pihaknya pada jaga malam hari menempatkan dua perawat dan satu dokter serta beberapa anggota tim pengamanan dari Satpol-PP dibantu Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam kebakaran (BPBD) pada posko evakuasi bayi yang disediakan Pemko.

"Sesuai kebijakan paska memburuknya kualitas udara Pekanbaru,  Wali Kota menginstruksikan evakuasi bayi usia enam bulan kebawah, berasal dari keluarga miskin ke posko yang. disediakan," tutur Helda.

Dengan adanya penghuni posko, maka pihaknya dalam proses sehar-hari selama bayi dievakuasi akan memberikan pelayanan seperti makan dan minum bayi. Kemudian jika terdapat ada yang terserang Inpeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) maka dirawat ditempat.

"Kami juga buka klinik kunjungan rawat jalan dilantai satu, sementara ruang bayi di lantai tiga," sebut Helda.

Masih menurut Helda dievakuasinya bayi keposko itu melalui rekomendasi Puskesmas yang memang tahu keluarga kurang mampu diwilayah kerjanya.

"Proses pendataan terus berlangsung, artinya ada kemungkinan tiap hari akan penambahan bayi di posko evakuasi," bebernya lagi.

"Pada hari pertama operasional posko evakuasi sudah ada dua balita satu usia empat bulan dan dua tahun. Mereka satu keluarga," pungkasnya.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, mengatakan pembukaan posko evakuasi bayi ini sebagai upaya pemerintah untuk menyelamatkan balita yang berasal dari keluarga kurang mampu dari kepungan asap berbahaya.

"Mereka tidak memiliki fasilitas mengusir asap dari rumahnya, bahkan udara diluar sama dengan didalam kamarnya," sebut Firdaus.

Karena itu sebut Firdaus lagi semampunya Pemko menyediakan tempat yang aman dari asap bagi bayi yang sangat rentan terserang ISPA dan bisa mematikan.

Walau diakuinya sejauh ini pihaknya belum bisa melakukan pelayanan ini bagi Lansia dan ibu hamil dikarenakan keterbatasan biaya.

"Harus ada skala prioritas," tutupnya.

Sumadi, bapak dari dua balita yang dievakuasi di posko Pemko, mengakui terbantu dengan cara ini. Karena dia selama ini harus berkurung dirumah saja akibat asap, sementara walau didalam ruangan tetap saja terasa sesak.

"Disini lebih lapang, udaranya segar," sebut warga Rumbai ini sambil tersenyum.

Apalagi diakuinya kedua bayinya selama ini ada riwayat kurang gizi dalam pertumbuhannya. Sehingga sangat mudah sakit.

"Gibran usia empat bulan dan Aulia usia dua tahun sering keluar masuk puskesmas karena sakit," sebutnya.

Dirinya yang masih pengangguran terpaksa pasrah, dengan bantuan seperti ini sangat tertolong karena mendapat makanan bayi dan mereka.(Ant)