Dua Jaksa di Riau Diburu, Diduga Terima Uang 12 Milyar Namun Gagal Amankan Kasus Korupsi Bupati

Sabtu, 12 September 2015

Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Susdiyarto Agus Praptono, SH, MH

RADARPEKANBARU.COM - Berita tak sedap muncul dari kalangan Insan Korps Adhyaksa. Dua orang Jaksa di lingkungan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau diduga jadi makelar kasus korupsi lantaran sempat diburu oleh pihak tertentu. Keduanya dicari dan diminta mengembalikan uang yang diduga telah mereka terima karena janji "mengamankan" kasus korupsi seorang Bupati ternyata tak berhasil.

Kabar ini diketahui bermula ketika Pekan lalu, Kamis (03/09/15) sekitar pukul 11.00 Wib, dua orang pria berbadan besar berpakaian rapi mendatangi kantor Kejati Riau di Jalan Sudirman, Pekanbaru. Saat itu, sejumlah awak media sedang duduk sambil asyik mengetik berita di pelataran Kantin Kejati, persisnya disamping Pos.

Saat itu, dua orang pria berbadan besar datang dan menyambangi awak media menanyakan letak ruangan Kantor Pengawas Kejati. Didampingi awak media, dua pria itu berjalan menuju ruangan yang dimaksud. Sayang, tak satu orang pun Jaksa Pengawas berada ditempat.

"Pengawas sedang Inspeksi keluar kota," ujar seorang wanita pegawai kejaksaan yang sedang sendirian di ruangan saat menjawab pertanyaan salah satu dari pria yang menanyakan keberadaan para pengawas.

Lalu, pria tersebut kembali bertanya pada wanita tersebut. "Dimana ruangan kerja Jaksa D dan S (nama diinisialkan, red)," tanyanya saat berdiri di pintu. "Mereka itu orang DATUN (Perdata Tata Usaha Negara). Lurus aja ikuti lorong ini," jawab wanita itu dengan mengacungkan jari telunjuknya menunjukkan arah ruangan.

Kembali, diruangan bertuliskan DATUN itu, tak seorang pun berhasil ditemui. Namun, tepat disebelahnya, ada sebuah ruangan yang pintunya terbuka. Disitu, seorang wanita pegawai kejaksaan yang menggunakan Jilbab tampak sendirian menggunakan komputer sambil memegang dokumen. Lagi, Pria tadi pun menanyakan keberadaan Jaksa D dan S.

"Kalau pak D (nama diinisialkan, red) tadi ada. Cuma sekarang ga tau kemana. Kalo pak S, saya kurang kenal. Kalau tak salah, Dia (Jaksa S, red) itu orang PIDUM (Jaksa Pidana Umum, red)," jawab wanita itu.

Tak berhasil menemui yang dicari, dua pria itu mengajak awak media kembali ke kantin. Sembari berjalan menuju Kantin, awak media mencoba bertanya perihal tujuan mencari kedua orang itu. Sebab, selama didampingi, wajah kedua pria itu tampak serius dan fokus. "Cuma mau minta kembalikan uang saja," kata pria yang badannya paling besar.

Setiba di kantin dan melanjutkan minum kopi, kedua pria itu tetap tak mau buka suara alias membocorkan informasi ketika wartawan mencoba menanyakan perihal urusannya mencari dua Jaksa itu.

Tak berapa lama, handphone milik pria yang badannya paling besar dan berkulit coklat pekat berdering. Karena duduk di satu meja yang berpayung, suara pria itu cukup jelas di dengar wartawan. Dengan lawan bicaranya di handphone, Pria itu terdengar seperti memberikan laporan hasil pencariannya.

"Kalau kerumahnya lagi, pasti jawaban istrinya Dia sedang di Masjid lagi," kata pria ini dengan logat bahasa yang mudah ditebak asal kampung halamannya. Ia sepertinya menolak disuruh mencari lagi ke rumah oknum Jaksa itu.

Tak mau mengganggu, para wartawan pun pamit pergi meninggalkan kedua pria ini untuk melanjutkan tugas mencari berita. Kepada wartawan, sikap kedua pria ini cukup santun, tapi cukup pandai mengunci rapat-rapat misinya. Dari pengamatan wartawan, dua pria besar itu diduga orang suruhan, yang sebelumnya telah mencari hingga ke rumahnya. Aksi ini cukup mencurigakan.

Usut punya usut dari sumber yang menolak disebutkan identitasnya, kuat dugaan, kedua pria itu mencari Jaksa D dan S dengan tujuan untuk meminta kembali uang yang telah diserahkan kepada mereka dari Putra seorang Bupati di Riau yang saat itu sedang diincar dalam dua kasus korupsi yang besar.

Cukup mengesankan, jumlah uang yang diserahkan ke dua oknum Jaksa itu mencapai 12 Milyar Rupiah. "Kabarnya, total keseluruhan sekitar 12 Milyar," ungkap sumber ini, Kamis (10/09/15) sore.

Menariknya, meski diserahkan melalui Putra Sang Bupati, ternyata sumber uang itu bukan berasal dari Bupati, melainkan dari pengusaha alias kontraktor yang memenangkan sejumlah paket lelang proyek dengan total berkisar 300 Milyar lebih. Pengusaha itu, berinisial RB.

Uang dari RB itu, diserahkan oleh Putra Bupati berinisial ADR didamping sepupunya bernisial HMD ke Jaksa D di pelataran parkir sebuah Masjid dikawasan Jalan Sumatera Pekanbaru. "Peluncur (uang, red) sudah di mobil," kata ADR kepada Jaksa D saat di Masjid sore hari jelang Maghrib kala itu seperti ditirukan sumber ini.

Ternyata setelah uang disetor, kasus yang mendera Bupati itu tak kunjung aman. Alhasil, justru Sang Bupati kemudian hari menjadi tersangka dalam kaitan pengembangan kasus Korupsi.

Sumber ini mengaku tak tahu apa alasan Putra Bupati ini menggunakan jasa kedua oknum Jaksa yang bukan merupakan penyidik kasus korupsi. Dipancing lebih jauh, kata sumber ini, oknum Jaksa itu mengaku dapat menjembatani "pengamanan" kasus ini ke penyidik Tipikor Kepolisian.

"Ya begitulah," ungkap Sumber ini.

Terkait berita tak sedap ini,  Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Susdiyarto Agus Praptono, SH, MH melalui Kasi Penkum dan Humas Kejati Riau, Mukhzan meminta agar para pihak yang keberatan segera membuat laporan.

"Jika ada yang merasa keberatan dan dirugikan. Silahkan lapor ke kita (Kejati Riau). Tentunya, dengan menyertakan bukti-bukti. Kalau seperti itu, tentu akan kita tanggapi dan dalami," kata Mukhzan, Jumat (11/09/15) siang.

Dihubungi terpisah, Pengawas di Kejati, Hendi Arifin mengaku belum menerima laporan resmi terkait kejadian itu. "Sejauh ini belum ada laporan resmi. Kita tunggu kalau ada," kata Hendi melalui sambungan selulernya.

Ia tak menampik adanya kabar yang menyangkut dua oknum Jaksa itu. "Saya sudah dengar isu itu. Cuma laporannya belum," katanya.

Dikonfirmasi terkait tudingan ini, hanya Jaksa D yang berhasil dihubungi, Sabtu (12/09/15) siang. Ia membantah seluruh kabar yang menurutnya sebagai fitnah kejam itu. Ia mengakui telah dicari oleh oknum yang disewa oleh pihak tertentu, baik di rumah maupun di kantor. Merasa tak nyaman, akhirnya Ia pun menemui pimpinan kelompok yang disewa itu.

"Saya sudah temui mereka. Saya protes, ngapai mereka datangi rumah dan kantor. Saya jelaskan bahwa saya tak ada urusan soal duit 12 Milyar dan yang berkaitan dengan perkara korupsi. Saya kesal dengan fitnah ini. Ini negara hukum, harus ada alat bukti dan saksi. Saya persilahkan mereka laporkan secara resmi ke pimpinan kalau saya berbuat seperti isu yang beredar," kata Jaksa D dengan nada berapi-api.

Dalam pertemuan itu, Jaksa D mengaku cukup kesal. Pasalnya, dirinya dicari dan dikaitkan dengan uang kasus korupsi hanya berdasarkan kata orang. "Katanya saya beginilah..begitulah.. Saya tegaskan, tak ada kaitan dengan ADR. Ini negara hukum, urusan politik bukan urusan saya. Siapa tak kesal begini, Mas," katanya.

Saking kesalnya, kata Jaksa D, Ia sempat mengancam melaporkan kelompok penagih itu atas dugaan pencemaran nama baik. "Saya jelaskan ke mereka. Itu fitnah, saya akan laporkan kalian atas tindak pidana pencemaran nama baik jika perlakukan saya seperti ini," ujar Jaksa D diujung telepon.

Perlu diketahui, dalam catatan media, satu-satunya Bupati di Riau yang kini jadi tersangka dalam kasus Korupsi adalah Bupati Bengkalis Herliyan Saleh. Ia diduga terlibat dalam skandal korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) Kabupaten Bengkalis tahun 2012 senilai Rp230 Milyar.

Dalam kasus Bansos, pada Juni 2014 lalu, Polisi telah menetapkan mantan Ketua DPRD Bengkalis Jamal Abdillah sebagai tersangka. Menariknya, sejak saat itu hingga Agustus lalu berkas Jamal akhirnya naik tahap II. Selama lebih dari 12 bulan, berkasnya kerap dikembalikan Kejaksaan kepada Kepolisian hingga pada Agustus lalu dinyatakan lengkap.

Selain itu, namanya juga disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi Penyertaan Modal ke PT Bumi Laksamana Jaya (BLJ) selaku BUMD Bengkalis. Bahkan, PPATK juga sempat melansir bahwa Herliyan masuk dalam daftar Kepala Daerah yang memiliki rekening gendut. (tim)


Sumber : Beritariau.com