Presiden Joko Widodo : Perusahaan yang Membakar Lahan Izinnya Dicabut

Senin, 07 September 2015

Palembang, (Radarpekanbaru.com)- Presiden Joko Widodo mengeluarkan perintah agar perusahaan yang membakar lahan izinnya dicabut. Perintah itu disampaikan Joko Widodo saat meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan, Ahad (6/9/2015).

"Lahan disekitarnya saja itu menjadi tanggung jawab perusahaan. Apalagi ini masuk dalam HGU-nya (PT Tempirai). Dan yang  terbakar tidak sedikit," kata Jokowi sedikit kesal.

Karenanya, Jokowi  mengintruksikan agar izin PT Tempirai agar dicabut.   "Sudah saya sampaikan ke Kemenhut, kalau iya (lalai), cabut...cabut," ujar Presiden. Hak Guna Usaha PT Tempirai di Desa Pulau Geronggang seluas 7.200 ha. Hanya saja, baru 3.000 ha yang diusahakan.

Jokowi terjun langsung ke lokasi lahan gambut yang terbakar di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan. OKI salah satu kabupaten penyumbang titik api (hot spot) tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan setelah Musi Banyuasin (Muba). Di sana, ada sekitar 50-an perusahaan perkebunan mulai dari sawit, karet, pulp, hingga HTI (Hutan Tanam Industri)

Luas areal yang terbakar cukup banyak, 1.000 hektare. Sekitar 200 hektare lahan gambut yang terbakar itu adalah milik PT Tempirai. Sebuah, perkebunan kelapa sawit di kawasan Dusun Sepucuk, Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten OKI.

Jokowi melihat langsung kondisi kebakaran di sana. Tiba sekitar pukul 14.40 WIB, Presiden menerobos teriknya matahari. Dengan hanya menggunakan helm proyek penutup kepala yang diambil saat meninjau proyek infrastruktur Tol Palembang -Inderalaya di Ogan Ilir, Jokowi berjalan menyusuri areal gambut yang terbakar.

Baru berhenti 200 meter dari tempat kedatangan. Ketika itu, Jokowi terlihat berbincang  dengan Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Sedangkan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin yang mengenakan masker dan Bupati OKI Iskandar SE tidak terlibat dalam pembicaraan itu.

Saat menyusuri areal gambut yang terbakar, Jokowi dan rombongan menelusuri jalan yang biasa dipakai oleh tim pemadam api di gambut. Terlihat asap terus mengepul dari gambut yang kedalamannya mencapai 5 meter itu. Jokowi sempat berpapasan dengan tim manggala agni dan satgas penanggulangan bencana asap OKI yang sedang bekerja memadamkan api.

Setelah peninjauan itu, Jokowi baru mendengarkan paparan langsung dari Bupati OKI terkait areal yang terbakar. Presiden mendapat penjelasan kalau PT Tempirai sudah berkali-kali diperingatkan pemerintah setempat agar bertanggung jawab menjaga lahannya jangan sampai terbakar.

Di lokasi 200 ha gambut yang terbakar sekarang ini, dipastikan tiap musim kemarau selalu jadi masalah. Artinya menjadi penyumbang asap di Sumsel. "Sanksi tegas harus diberikan. Untuk kelalainnya ini, izin PT Tempirai bisa dicabut. Sudah keterlaluan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi perusahaan lain. Jangan sampai terjadi lagi kebakaran," kata Jokowi.

Jokowi juga akan memidana perusahaan yang terbukti sengaja membakar hutan dan lahan. "Sudah saya perintahkan ke Kapolri untuk ditindak setegas-tegasnya, sekeras-kerasnya untuk perusahaan yang tidak mematuhi," katanya.

Lanjut Jokowi, perusahaan yang memiliki kepentingan di hutan harus bertanggung jawab menjaga hutannya. "Sebetulnya juga harus bertanggung jawab terhadap kanan kirinya, terhadap hak yang sudah kita berikan kepada mereka," ungkapnya.  

Jokowi mengaku dirinya sengaja memilih kabupaten OKI karena di Sumsel, daerah itu termasuk yang banyak muncul titik api. "Dari 6 provinsi yang terjadi kebakaran lahan, Sumsel termasuk yang tertinggi. Kabupaten OKI penyumbang terbesar. Luas areal yang terbakar, 1.000 hektare itu, dampaknya sangat luas," katanya.(hak/wia/riaupos)