Infrastruktur dan SDM Kendala Utama Pertumbuhan Ekonomi Riau

Sabtu, 21 Desember 2013

Ilustrasi

Pekanbaru, (radarpekanbaru.com)-Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah masalah utama perkembangan ekonomi di Provinsi Riau. Untuk diketahui, perekonomian Riau hanya tumbuh 5,8 persen di tahun 2013.

''Infrastruktur dan SDM adalah alasan saya skeptis terhadap perkembangan ekonomi Riau. Misalnya saja masalah jalan yang dari panjangnya 34.629 km, hanya 73 persen dari angka tersebut yang kondisinya baik. Sisanya dalam kondisi sedang dan sebesar 19 persen dari jalan tersebut rusak berat,'' ungkap pengamat Ekonomi Prof DR B Isyandi, Jumat (20/12/2013)

Pria yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Riau (UR) ini menilai masalah jalan yang rusak di Riau menjadi kendala penting yang harus jadi perhatian pemerintah bila ingin Ekonomi Riau tumbuh. Para investor juga akan berfikir dua kali bila melihat kondisi jalan yang parah.

''Belum lagi masalah listrik di Riau yang baru mencapai 42 persen, jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 66 persen. Sama halnya dengan ketersediaan air bersih yang untuk di tingkat kota di Riau baru 22 persen dan di desa baru 17 persen,'' tambahnya.

Tak hanya masalah infrastruktur di Riau yang jadi sorotan Isyandi, masalah tenaga kerja di Riau yang sebagian besarnya hanya memiliki skill fisik juga alasan lambatnya perkembangan ekonomi Riau. ''Dari jumlah masyarakat Riau, hanya 66 persen yang merupakan angkatan kerja. Menyedihkannya lagi, dari 66 persen tersebut hanya 1,51 persen yang white collar. Sisanya sebesar 98,4 persen hanya mengandalkan tenaga fisik,'' bebernya lagi.

SDM yang tidak memadai akan menghambat usaha mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi. Di Riau sangat banyak tenaga kerja yang didatangkan dari luar negeri. Ini karena Riau sendiri tidak memiliki SDM-nya.

Ditekankan Isyandi, perkembangan ekonomi tidak akan bisa dipaksa melejit bila problematika ini masih mewarnai. ''Belum lagi masalah politik Riau,'' tambahnya.

Pemerintah dan pelaku bisnis di Riau harus berpadu dalam membangun sosial engine, seperti profesionalitas, keterampilan, enterpreneurship dan lainnya. '' Bila social engine telah tercapai, maka economic engine akan terbangun dan Riau akan tumbuh pesat dalam perekonomian!,'' pungkasnya.

Sejalan dengan yang diungkapkan Isyandi, pengamat ekonomi Riau DR.Tang Anthoni juga menyoroti infrastruktur Riau yang tidak pro investasi. Dia juga menekankan masalah birokrasi yang sering dihadapi para calon investor.

''Agar ekonomi Riau berkembang 'karpet merah' harus dibentang bagi para investror. Sambut mereka dengan dan jangan dipersulit. Pelayanan birokrasi harus diperbaiki,'' katanya.

Menanamkan jiwa entepreneurship juga tak kalah penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. ''Masalahnya, banyak dari mahasiswa ketika ditanya mau jadi apa setelah lulus, mayoritas menjawab ingin jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau karyawan di perusahaan. Sangat sedikit yang bercita-cita terjun di dunia kewirausahaan. Pola fikir itulah masalah yang harus dibenahi agar lebih banyak jiwa-jiwa bisnis di Riau untuk menciptakan iklim ekonomi yang baik,'' tandasnya. (hrc)

Editor : Ahmad Adryan