Pemuda Pulau Godang Gelar Upacara di Waduk PLTA Koto Panjang

Senin, 17 Agustus 2015

Pemuda Desa Pulau Godang Kecamatan XIII Koto Kampar menggelar upacara di Waduk PLTA Koto Panjang.

XIII KOTO KAMPAR - Ada yang unik dalam peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 di Kampar, Senin (17/8/2015). Sekelompok pemuda Desa Pulau Godang Kecamatan XIII Koto Kampar menggelar upacara di Waduk PLTA Koto Panjang.

Upacara itu berjalan hikmad. Meski tidak sesempurna upacara yang biasa dilaksanakan di lapangan. Namun semua peserta yang mengambilbagian pada upacara tersebut memiliki alasan tersendiri dalam memaknainya.

Dendi Alpino Datuk Laksamana bertindak sebagai inspektur upacara tersebut. Ia menuturkan, upacara itu untuk mengingatkan kembali sejarah masa lalu sebelum waduk dibangun. Sejarah itu selalu dirindukan oleh masyarakat setempat.

"Dulu ada kampung lama di waduk ini. Semua penduduk dipindahkan dan kampung ditinggalkan waktu proyek waduk PLTA Koto Panjang dimulai," jelas Dendi Alpino.

Merujuk pada referensi yang ada, waduk itu mulai dibangun pada tahun 1992 dan selesai tahun 1997. Waduk menenggelamkan delapan desa kala itu.

Dendi menambahkan, upacara juga bertujuan untuk mendekatkan peserta dengan alam. Sebab, waduk itu menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga perlu diperhatikan oleh semua pihak. Ia berharap, waduk dapat dikelola dan diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Menurut Dendi, masyarakat setempat ingin agar keberadaan waduk terkenal di Indonesia, bahkan internasional. Upacara tersebut bisa dijadikan salah satu momentum promosi. Selain itu, para pemuda juga selalu memposting foto-foto keindahan waduk pada media sosial.

Upacara itu diikuti belasan pemuda dengan menaiki sampan ke tengah danau. Bendera merah putih dikibarkan pada tungkul kayu yang masih berdiri tegak dan muncul di permukaan genangan air. Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" pun dikumandangkan dengan penuh penghayatan.

Personil upacara sebagaimana lazimnya di darat, melakoni tugas masing-masing. Dendi selaku inspektur upacara sekaligus membacakan teks proklamasi. Adapun susunan petugas upacara yang lain, melibatkan Fadel sebagai protokol, beberapa pemuda lain bertindak sebagai penggerek bendera.

Setelah upacara, kegiatan berlanjut untuk membersihkan waduk. Potongan kayu dan sampah yang terapung disingkirkan.

"Membersihkan danau untuk memudahkan arus transportasi masyarakat supaya lancar. Karna banyak masyarakat menggantungkan hidup di danau ini," ujar Dendi.
Ditambahkan, kebersihan dan keindahan waduk yang terjaga akan menarik wisatawan datang berkunjung. (radarpku/tribunpku)