Pertamina Dukung Rencana Pangkalan Elpiji Khusus UMK di Pekanbaru

Ahad, 28 Juni 2015

Pertamina

RADARPEKANBARU.COM-PT Pertamina (Persero) Perwakilan Pemasaran Sumatera Barat-Riau mendukung rencana pembentukan pangkalan gas elpiji subsidi tiga kilogram khusus bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang berada di wilayah Pekanbaru.

         "Kalau disampaikan kepada kita usulan itu (pangkalan UMK), memang belum. Tapi, pada dasarnya kalau itu bisa lebih memudahkan dalam pendistribusian, tentunya kami mendukung," kata Sales Excecutive LPG V Pertamina Riau Mahfud Nadyo di Pekanbaru, Sabtu.

         Selama ini, lanjut dia, pendistribusian gas melon (tiga kilogram) di wilayah kerja Kota Pekanbaru masih tercampur dengan para pengguna yang dikhususkan bagi kalangan masyarakat menengah bawah dan pelaku UMK yang ada di daerah tersebut.

         Kedua gologan itu, membeli bahan bakar gas yang disubsidi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari 600 unit jumlah pangkalan di wilayah tersebut dengan 12 perusahaan atau agen gas elpiji tiga kilogram.

         Tercatat, PT Pertamina (Persero) menyalurkan gas melon untuk Kota Pekanbaru mencapai 486.000 tabung per bulan dari total berkisar antara 110 sampai 112 ribu tabung per hari dengan 2.500 unit pangkalan dari 73 agen untuk wilayah kerja di Provinsi Riau.

         "Jika nantinya pangkalan UMK berdiri, maka kita jadi tahu mana elpiji untuk warga dan mana elpiji pelaku usaha. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya migrasi bisa lebih ditekan dan elpiji subsidi menjadi lebih tepat sasaran lagi," katanya.

         Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru pada awal bulan di tahun ini miliki rencana membuka pangkalan gas elpiji subsidi tiga kilogram dikhususkan untuk melayani pelaku usaha mikro dan kecil setempat.

         "Itu suatu kesepakatan antarpemerintah kota, provinsi dan Pertamina ke depan yang berguna untuk mengendalikan distribusi elpiji subsidi di Pekanbaru," ujar Kepala Disperindag Kota Pekanbaru Azwan.

         Ia menuturkan, rencana pemisahan tersebut diusulkan pihaknya karena selama ini sangat sulit dalam pengawasan seperti berapa kebutuhan sebenarnya baik untuk rumah tangga terutama menengah ke bawah dan pelaku usaha kecil menengah.

         Selama ini di daerah tersebut, sangat rawan bila terjadi gejolak kelangkaan gas melon yang berakibat pada naiknya harga gas elpiji subsidi tiga kilogram di atas harga eceran tertinggi sebesar Rp16 ribu per tabung di pasaran saat sedikit saja ada kendala.

         "Tujuan dibuatnya pangkalan khusus elpiji tiga kilogram bagi UMK ini adalah untuk memisahkan distribusi antara kebutuhan rumah tangga terbatas dan UMKM yang relatif banyak," ucapnya.(ant)