Triska Felly Ditegur Bupati Kampar, Ketua DPRD: Tidak Ada yang Perlu Dimasalahkan

Rabu, 17 Juni 2015

Herman Thamrin (Tersangka Korupsi) dan Jefry Noer

BANGKINANG- Aksi insiden anggota DPRD Kampar Triska Felly, yang dimarih Bupati Kampar, dalam ruang rapat paripurna DPRD Kampar, tampaknya tidak menjadi masalah penting bagi pimpinan DPRD Kampar, Ahmad Fikri, Sunardi dan Ramadhan.

Sepertihalnya Wakil Ketua DPRD Kampar Sunardi mengatakan,  Bupati Kampar Jefri Noer, marah itu akibat tidak dihargai sama kawan-kawan DPRD, ditambah lagi hari siang dan cepat memancing suasan emosi. "Jadi yang tadi itu bukan isiden, tapi bupati merasa dilecehkan sama teman-teman DPRD Kampar,"ucapnya Selasa (16/6/15).

Bupati Kampar itu datang ke DPRD Kampar, sebut Sunardi, karena DPRD Kampar yang mengundangnya. Jadi tolonglah hargai juga pak bupati yang sudah capek-capek kesini,  yang datang malah sedikit."Bupati itu udah capek tadi rapat ini dan itu, belum lagi masalah bencana di Kampar Kiri Hulu, tentu dia capek sekali. Jadi kita sebagai wakil rakyat juga harus sama-sama mengerti,"ujarnya politisi Demokrat ini.

Politisi PAN Ramadhan, mengungkapkan, tadi itu tidak ada yang perlu dimasalahkan dan tidak ada insiden yang memalukan DPRD Kampar, jadi jangan diperkeruh. "Bupati Kampar itu datang dengan maksud baik, dia bangun jembatan yang berguna untuk masyarakat banyak, jadi kita hargai dong sikapnya,"tutur wakil ketua DPRD Kampar ini.

Sedangkan Ketua DPRD Kampar Ahmad Fikri, menyebutkan tidak ada yang menjadi masalah dan tidak ada insiden. "Kita lihat saja semuanya berjalan dengan baik, jadi tidak ada yang perlu dimasalahkan,"ungkapnya tanpa ada beban.

Merasa Kadernya di Marahi, Ketua PDIP Kampar Ancam Laporkan Bupati ke Jokowi

Masalah ini akan kami perpanjang,kata Dedi Suheri, untuk itu dirinya akan memberi tahukan kepada Presiden Jokowi, tentang arogansi Bupati Kampar Jefri Noer kepada anggota DPRD Kampar yang sekaligus kader PDIP.

"Karena PDIP partainya pemerintah, maka saya mengambil sikap untuk melaporkan ke Jokowi. Agar kepala daerah seperti ini dapat teguran keras dari Presiden yang sekaligus petinggi PDIP,"ungkapnya selasa (16/6/15).

Ia mengungkapkan, sebelum menerima kabar Triska Felly dimarahi Bupati Kampar didalam ruang paripurna DPRD Kampar, dirinya langsung menghubungi (Triska Felly.red) dan ternyata dia tidak salah.

"Karena itu saya berani pasang badan, untuk masalah ini, yang disebab paripurna tidak corum. Dan bupati tidak punya hak untuk interfensi ataupun memaksakan kehendanya kepada anggota DPR untuk menandatanganinya persetujuan apa yang digagasnya. Karena DPRD adala lembaga menyoroti kinerja kepala daerah,"pungkasnya.

Felly juga bercerita kepadanya, kalaupun dia marah pada saat itu tidak akan ada anggota DPRD didalam itu menyokong dirinya, malahan para anggota DPRD yang ada di dalam akan menertawai dirinya. "Makanya dia diam saja saat di marahi tadi dan ditambah lagi dia itu wanita,"pungkasnya lagi.

Untuk diketahui kata Dedi Suheri, paripurna Pengambilan Persetujuan Multiyear pembangunan Jembatan Water Front City dan penyampaian Ranperda pertanggung jawaban pelaksanaan APBD Tahun 2014, yang dilaksanakan tadi tidak terjadwal dengan jelas.

"Makanya ada yang tidak hadir, karena jadwalnya tidak jelas dan mendadak sekali. Jadi jangan disalahkan kenapa tidak corum, karena paripurnanya dadakan saja oleh oknum anggota Badan Musawarah (Banmus) DPRD yang punya kepentingan sama bupati. Jadi disitulah masalah yang terjadi agar publik tahu,"ungkapnya.(juf/grn)