Jefry Noer Ajak Manfaatkan Perkarangan Untuk Kemandirian Pangan

Ahad, 08 Maret 2015

Jefry Noer Bupati Kampar

BANGKINANG,RADARPEKANBARU.COM-Bupati Kabupaten Kampar Jefry Noer menyatakan swasembada pangan harus dimulai dari keluarga atau rumah tangga salah satunya dengan memanfaatkan lahan perkarangan untuk kemandirian pangan.



Pembangunan ketahanan pangan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil dan merata untuk mencapai kemandirian, dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.

"Perwujudan pemberdayaan masyarakat dalam rangka kemandirian pangan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat miskin dan rawan pangan di perdesaan. Desa Mandiri Pangan dan Energi adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan," kata Jefry Noer Jumat (6/3/15).

Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi kiatnya adalah mengurangi kerawanan pangan dan gizi masyarakat melalui pendayagunaan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitar. Sasaranya, lanjut Jefry, adalah terwujudnya ketahanan pangan dan gizi tingkat desa yang ditandai dengan berkurangnya tingkat kerawanan pangan dan gizi.



"Sasarannya rumah tangga miskin dengan mengoptimalkan pengolahan potensi pangan lokal, serta intensifikasi pekarangan untuk mewujudkan kawasan rumah pangan lestari," katanya.

Bupati Jefry Noer dalam rapat yang digelar beberapa waktu lalu menegaskan kepada para camat dan kepala desa yang hadir untuk mengajak masyarakat mengelola lahan perkarangan yang ada.

"Mulai dari lahan perkarangan yang ada sekarang jangan ada lagi perkarangan yang terbengkalai, tanam cabai pun bisa di polybag juga bumbu dapur dan sayur di sekitar rumah, jadi kepala keluarga itu cukup beli minyak, beras sama garam. Karena yang lain sudah ada di perkarangan, mau telur ayam juga tinggal ambil dikandang," ungkap Jefry.

Untuk bahan pokok pangan sebagai sumber karbohidrat, kata Jefry, masyarakat pedesaan tercukupi dari hasil tanaman pangan padi, lalu bagaimana dengan pencukupan kebutuhan sayur mayur dan variasi gizinya, inilah yang hasilnya nanti dapat dipetik dari tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan, telur yang dihasilkan dari berternak ayam dan dari budidaya ikan di kolam.

Dengan berbagai teknologi intensifikasi sederhana, menurut dia pekarangan dapat menjadi sumber bahan pokok makanan seperti sayur-mayur, telur, daging ayam dan ikan. Dengan pencapaian ini, kebutuhan masyarakat akan makanan pokok yang bernilai gizi tinggi diharapkan dapat terpenuhi.

Dalam paparannya dihadapan camat dan kepala desa, Jefry Noer menjelaskan aneka tanaman sayur-mayur, seperi kacang panjang, cabai, bawang, kangkung darat, dan terong, misalnya, dapat ditanam di media selain tanah seperti halnya polybag.

Tanaman terong, kencur, dan jahe, dapat dibudidayakan di media kantong plastik dan pot. Untuk pencukupan pupuk, kotoran ternak seperti ayam, kambing dan sapi yang menjadi piaraannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk alami. Selanjutnya, untuk sumber protein lain, pekarangan juga bisa dimanfaatkan menjadi kolam ikan yang mudah dipelihara, seperti lele.

Menyinggung masalah kotoran dan urin ternak, Jefry Noer optimis Kabupaten Kampar dapat memenuhi kebutuhan pupuk alami baik pupuk kandang maupun pupuk cair yang dihasilkan dari urine sapi. "Hasil dari pengolahan urin dan kotoran sapi itu ternyata lebih besar daripada menjual sapinya, bahkan urine cair yang sudah diolah itu bisa dijual sehingga dari kotorannya saja sudah menutupi biaya operasionalnya," tandas Jefry Noer.(adv/hms/kmpr)