Polri Diminta Tindaklanjuti Kasus Keterangan Palsu Ida Yulita Susanti dan Firdaus Tanjung

Ahad, 08 Maret 2015

Pasangan Firdaus -Ayat dan Septina-Erizal

PEKANBARU,RADARPEKANBARU.COM-Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diminta menindaklanjuti kasus pemberian keterangan palsu yang dilakukan Ida Yulita Susanti  dan Firdaus Tanjung di persidangan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengadili sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Pekanbaru, tahun 2011 lalu.

Permintaan itu dikemukakan kuasa hukum Walikota Pekanbaru Firdaus ST MT, Armilis SH dalam perbincangan dengan wartawan. Ditegaskan Armilis, kasus pemberian keterangan palsu yang dilakukan Firdaus Tanjung Oknum Pemuda Asal  13 Koto Kampar  yang juga mantan ketua Hippemaska dan Ida Yulita Susanti, untuk diketahui  ida kini duduk sebagai anggota DPRD Kota Pekanbaru , karena kasus ini bukan delik aduan jadi dicabut atau tidak oleh kliennya, kasus tersebut tetap harus dilanjutkan.

Foto Firdaus Tanjung.
Foto : Firdaus Tanjung


Foto : Ida Yulita Susanti

"Kita membandingkan, kasus ini dengan perkara yang menimpa salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto atau BM. Dia hanya disangkakan menyuruh orang memberikan keterangan palsu. Sementara Ida Yulita Susanti dan Firdaus Tanjung , mereka  sendiri yang memberikan keterangan palsu di sidang MK. Tetapi proses hukum BW tetap jalan,'' ungkapnya.

Oleh sebab itu, imbuh Armilis, pihaknya sudah menyurati pihak Mabes Polri, meminta kasus pemberian keterangan palsu yang dilakukan Ida Yulita Susanti, anggota DPRD Kota Pekanbaru dan Firdaus Tanjung tetap dilanjutkan.

Menurut Armilis, kasus itu bermula sengketa Pilkada Kota Pekanbaru yang berujung ke MK. Dalam persidangan itu, Ida Yulita Susanti , yang waktu itu merupakan tim sukses kandidat Walikota Pekanbaru Septina Primawati Rusli sementara Firdaus Tanjung sendiri awalnya merupakan TIM Suskses pasangan Firdaus-Ayat namun belakangan membelot mendukung Septina Primawati Rusli, akhirnya ida dan firdaus tanjung menjadi saksi palsu atas adanya dugaan kecurangan pemungutan suara yang terorganisir, terstruktur dan masiff. Karena kesaksian itu, akhirnya Majelis Hakim MK memutuskan untuk dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Walikota Pekanbaru.

"Keterangan palsu ini membuat Pilkada Pekanbaru menjadi dua putaran. Ini tidak hanya merugikan klien kami, Pak Firdus tetapi juga merugikan keuangan daerah, karena Pilkada yang dua putaran,'' tukasnya.

Anggota DPRD Kota Pekanbaru Ida Yulita Susanti yang dikonfirmasikan wartawan melalui telepon genggamnya, tak mau menjawab. Pesan singkat SMS pun tidak dibalas. Serta Firdaus Tanjung  yang diduga keponakan Haris Rozie Kepala BKD Pekanbvaru ini juga belum bisa di konfirmasi, aneh nya nama Firdaus Tanjung pemuda asal 13 Koto Kampar yang memiliki KTP Kampar ini di kabarkan lulus sebagai CPNS  Kota Pekanbaru tahun 2015 ini.

Usut Punya usut-usut diam diam Kepala BKD Kota Pekanbaru Haris Rozie diduga sengaja memboyong Firdaus Tanjung untuk ikut seleksi CPNS Kota Pekanbaru yang dilakukan baru-baru ini.

Haris Rozie : Firdaus Tanjung Bukan Keponakan saya


Kepala BKD Kota Pekanbaru Haris Rozie  membantah isu yang beredar bahwa Firdaus Tanjung adalah keponakan dirinya, ia memastikan bahwa nama firdaus tanjung tidak ada dalam daftar silsilah keluarga keponakan kandung nya.

"Sudah saya cek dalam silsilah keluarga kami, tidak ada satupun keponakan saya bernama Firdaus Tanjung," Kata haris rozie sambil memperlihatkan sejumlah foto keluarganya dan sejumlah keponakan kandung dari keluarga besarnya,senin (9/3)

Haris Rozie mengatakan bahwa isu mengkaitkan dirinya dengan Firdaus Tanjung salah seorang palsu di MK pada pilkada kota pekanbaru 2011 yang lalu merupakan pesan sponsor dari oknum tertentu yang ingin hubungan antara dirinya dan walikota pekanbaru menjadi tidak harmonis.

"Saya berterimakasih kepada media yang mengangkat masalah ini, artinya saya telah menjadi orang yang seksi untuk menjadi bahan pemberitaan", tutur haris.

"Dan kepada pihak yang sengaja mengisukan masalah ini, saya melihat ada rasa ketakutan dari mereka terhadap saya..namun saya bangga berarti mereka perhitungkan saya" tambah haris.

Ditanyakan ke haris ketakutan seperti apa yang ia maksud? " selama ini mereka mengira bahwa saya berambisi untuk merebut jabatan sekdako ,padahal saya sama sekali belum pernah memikirkan masalah itu," jelasnya haris.

"Namun perlu di ingat selaku seorang yang berjiwa pamong, saya harus siap ditempatkan dimana saja dan pada jabatan apa saja ,termasuk jika diamanahkan menduduki jabatan sekdako" tegasnya.

"Sikap loyalitas kepada pimpinan, berani maju dan pantang mundur adalah sikap yang di miliki oleh setiap alumni praja IPDN" kata haris yang juga ketua DPK IKAPTK Pekanbaru ini.
(BR/rtc/radarpku)