Aneh, Wartawan Korban Pemukulan Dipanggil Sebagai Saksi

Jumat, 06 Maret 2015

Kantor Polsek Tampan

RADARPEKANBARU.COM - Ada-ada saja ulah Polsek Tampan, Kota Pekanbaru, Riau. Laporankorban pemukulan yang telah dilakukan BAP pada 25/8/2014 tahun lalu, kembali
diundang tahun ini.

Lucunya, undangan penyidikan untuk korban, malah dijadikan sebagai saksi. Wartawan
Harian Berita Terkini, Irwansyah, sebagai korban pemukulan oleh Satpam, Pegawai dan
Karyawan Kampus UIN Suska Pekanbaru, Riau, membenarkan undangan itu sebagai suatu
kelucuan.

"Saya dikasih undangan lagi oleh Polsek Tampan. Padahal, saya sudah di BAP pada
waktu melapor, 25 Agustus 2014 lalu. Lucunya, kini saya dikasih undangan lagi untuk
BAP, malah saya dijadikan saksi, padahal saya kan korban. Jadi korbannya siapa
coba?"kata Irwansyah kepada media, Jumat 6/03/2015 di Pekanbaru.

Surat panggilan itu juga ditujukan kepada korban pengeroyokan dan perampasan HP,
serta pencurian kartu memori BlackBerry wartawan Forum Riau, Suryadi.

Surat Panggilan atas Nama Kapolsek Tampan, Kompol Suparman Sik dan Penyidik
Afrianto, Nomor SPgl/54/III/2015/Reskrim itu, juga meminta Suryadi yang jadi korban
perampasan dan pencurian, malah sebagai saksi.

Menurut Suryadi, surat panggilan itu diakuinya sebagai sesuatu yang mengherankan.
Karena, kata Suryadi, dirinya adalah korban kekerasan, perampasan dan pencurian yang
telah di BAP saat melapor, malah dipanggil lagi tahun ini sebagai saksi.

Padahal, ia dan Irwansyah sudah menjalani BAP pada saat melapor Senin 25 Agustus
2014 silam itu.

"Lucu memang, kami sebagai korban telah diperiksa pada waktu itu. Kini malah
dipanggil sebagai saksi. Jadi korbannya siapa,"kata Suryadi sembari tertawa.

Sebagaimana yang telah diberitakan sebelumnya, Irwansyah dan Suryadi adalah wartawan
yang telah menjadi korban pemukulan oleh sekuriti, pegawai dan karyawan Kampus UIN
Suska Pekanbaru, Riau.

Waktu itu, dua orang wartawan tersebut bermaksud melakukan konfirmasi atas
pengerjaan salah satu gedung di kampus.

Dalam keterangan Roni, selaku panitia lelang, waktu itu mengaku gedung yang di
belakang rektorat itu sudah 5 tahun menerima anggaran. Tapi hingga 2014 silam,
gedung itu juga tidak selesai.

Roni mengaku sejak 2006 silam bangunan tersebut telah dianggarkan tiap tahunnya.
Pertama dari APBN, tahun berikutnya dari APBD tahun jamak. Namun gedung itu tak
kunjung selesai hingga sekarang. Total anggaran sejak 2006 itu diperkirakan mencapai
ratusan miliar dan tak jelas realisasinya.

"Pada 2013 lalu, anggarannya 13 miliar. Kata Roni selaku panitia lelang itu, tahun
2014 akan selesai dibangun, namun kenyataannya tidak. Makanya kami kembali tanyakan
waktu itu langsung ke ibu Kafriah selaku PPTK nya. Namun mereka sengaja membuat
ribut dengan balik bertanya macam-macam soal status kami. Kami lihatkan identitas
Pers. Diduga, mereka sengaja menyuruh satpam mengusir kami, terjadilah pemukulan
tersebut,"terang Suryadi ke media.(Rls/470)