LSI: Publik Ogah Mega Jadi Ketua Umum PDIP Lagi

Selasa, 27 Januari 2015

Megawati Soekarnoputri, Jokowi dan Puan Maharani berfoto dengan partai pendukung usai pembukaan Rakernas PDIP ke-IV di Semarang, Jateng, 19 September 2014. Selain partai pendukung Jokowi-JK, pembukaan Rakernas PDIP juga dihadiri 2 partai Koalis

JAKARTA,RADARPEKANBARU.COM - Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) Hendro Prasetyo menyarankan Megawati Soekarnoputri lebih baik tidak maju lagi sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam kongres yang akan digelar April mendatang.

Sigi LSI terbaru yang melibatkan 1.220 responden itu menunjukkan 51 persen responden menghendaki Mega, 68 tahun, tak usah menjabat ketua umum lagi untuk lima tahun ke depan. "Publik merasa partai politik sebaiknya dipimpin oleh tokoh muda," kata Hendro saat merilis hasil survei di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 25 Januari 2015.

Megawati menjadi Ketua Umum PDI sejak 1993. Saat PDI berubah menjadi PDI Perjuangan pada 1999, Mega menjadi ketua umum hingga saat ini. Setidaknya, sudah 22 tahun Mega memimpin partai kaum Marhaen itu. Peserta Rapat Kerja Nasional PDIP September tahun lalu secara aklamasi merekomendasikan Mega memimpin partai lagi periode 2015-2020. Padahal survei LSI menunjukkan 60 persen responden menginginkan generasi muda memimpin partai.

Survei yang digelar pada awal Januari dengan metode wawancara tatap muka itu juga menunjukkan kader PDIP yang kini presiden, Joko Widodo, 53 tahun, lebih tepat pemimpin partai banteng lima tahun ke depan ketimbang Mega.

Jokowi didukung responden 36,8 persen, Mega hanya 23,9 persen. Survei regenerasi partai politik yang digelar Cyrus Network awal Desember tahun lalu juga menunjukkan Jokowi dianggap lebih mampu memimpin PDIP ketimbang Mega. Perbandingannya, Jokowi didukung 26,1 persen responden, Mega hanya 16,7 persen.

Menurut Hendro, publik merasa tokoh muda lebih bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perkembangan zaman. "Tokoh muda yang diinginkan itu berusia 41-50 tahun," katanya.

Ketua PDIP Maruarar Sirait menyatakan persepsi publik itu tak akan mempengaruhi sikap kader partai yang tetap membutuhkan sosok matang untuk memimpin. "Kami yakin Ibu Mega lebih memahami apa dan bagaimana keadaan partai ini ke depan," ujarnya saat dihubungi.

Menurut Maruarar, Mega adalah pendiri partai yang masih patut memimpin. Apalagi di tengah banyaknya perpecahan partai politik yang terjadi saat ini. PDIP sebisa mungkin menghindari hal itu dengan tetap menyerahkan tampuk kekuasaan pada sosok yang dihormati dan disegani.

Ia menegaskan Megawati bakal tetap maju dalam kongres mendatang. "Tanpa pemimpin utama, kaderisasi tokoh muda tak akan berjalan. Jadi, Ibu Mega masih kami butuhkan di tubuh partai," kata Ketua DPP Bidang Pemuda dan Olahraga ini. "Saran-saran dari publik yang menginginkan agar Jokowi naik sebagai ketua umum tentu akan dipertimbangkan."

Politikus PDIP, Ganjar Pranowo, mengatakan publik bersikap permisif ketika menginginkan Jokowi sebagai calon ketua umum partai. "Padahal sebelumnya publik menyarankan tak ada rangkap jabatan sebagai presiden dan pemimpin partai politik," ujarnya.

Ganjar menganggap ketokohan menjadi faktor penting dalam hal ini. "Siapa yang terlihat lebih sering muncul di media sebagai media darling dan akrab di telinga, itu yang lebih dijagokan," kata Gubernur Jawa Tengah itu.***


Sumber : Tempo