Gawat, Rumah Pompa Nelayan Ujung Senilai 11 M Terbengkalai

Selasa, 16 Desember 2014

RUMBAI, RADARPEKANBARU.COM - Masyarakat mempertanyakan kelanjutan, Rumah pompa di jalan Nelayan Ujung, RW 11, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai. Pasalnya, selama enam tahun, rumah pompa yang berada dekat perumaha witayu tersebut dibiarkan terbengkalai. Padahal, untuk mendirikan bangunan tersebut, Pemerintah Provinsi Riau sudah mengeluarkan anggaran APBD sebesar 11 Milyar. Pantauan wartawan, Senin (15/12) kemarin. Rumah pompa yang dibangun sekitar tahun 2008 itu diduga gagal konstruksi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan tim peneliti dari Bandung yang menyatakan bahwa rumah pompa ini tidak layak dan tidak bisa lagi dilanjutkan karena salah konstruksi. Kini, kondisi bangunan yang sudah dua kali bergonta-ganti pemborongnya itu semakin mengkhawatirkan. Beberapa tiang penyangga dan bangunannya sudah banyak yang rusak parah dan hancur. Meski demikian, Pemerintah sepertinya tidak mau tahu dan seakan tidak peduli dengan kondisi bangunan tersebut. Padahal, seharusnya, rumah pompa itu harus di audit dan diminta pertanggung jawaban dari pihak pemborong maupun pihak PU Provinsi Riau yang waktu itu menjabat. Ketika dikonfirmasi kepada salah seorang tokoh masyarakat yang mengetahui lika-liku pengerjaan bangunan rumah pompa Nelayan Ujung tersebut, Amril Nasution menyebutkan gagalnya bangunan rumah pompa itu juga menjadi salah satu penyebab banjir di perumahan witayu. Karena, pintu air yang menjadi pengontrol banjir itu tidak berfungsi. "Pengaruhnya, perumahan witayu mejadi langganan banjir. Karena air yang mengalir deras dari sungai umban menuju sungai siak tidak bisa dikontrol," ujarnya. Dia mengatakan, fungsi rumah pompa itu adalah untuk mengontrol air, disaat surut, pintu air ditutup, dan disaat banjir, air dipompa untuk meminimalisir banjir di kelurahan sri meranti, terutama perumahan witayu. "Padahal kalau berfungsi rumah pompa itu sangat membantu sekali. Memang kalau untuk menghilangkan total banjir itu tidak bisa, tetapi setidaknya bisa meminimalisir banjir yang selam ini terjadi,"ungkapnya. Ditempat berbeda, tokoh pemuda kelurahan sri meranti, Suhartoni juga menyampaikan hal serupa. Dia berharap tim Audit dapat memeriksa pihak terkait yang mengerjakan rumah pompa tersebut. "Ya, kalau dibiarkan terus begini, bukan pemerintah saja yang dirugikan, kami masyarakat disini juga rugi akibat dampak banjirnya. Kami meminta kejelasan kenapa pembangunan rumah pompa ini terhenti. Dan kami juga butuh penjelasan, apakah akan dilanjutkan kembali atau tidak. Padahal, anggaran sebanyak itu kalau dibangunakan drainase bisa jadi berapa kilo," tukasnya.(Ram/yo)