Ketua KPK Heran

Senin, 09 Desember 2013

Abraham Samad

Jakarta, (radarpekanbaru.com)- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku heran dengan pemberitaan tentang Berita Acara Pemeriksaan (BAP) penyidikan yang bocor. Dia malah mengaku, baru tahu saat mendengar pertanyaan langsung dari wartawan mengenai BAP Sylvia Sholeha alias Bu Pur.

"Saya enggak tahu persis. Saya belum dapat informasi itu. Saya bahkan mengetahui dari anda," kata Abraham di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/12).

Dengan polos, Abraham mengaku tidak tahu ada BAP yang menjelaskan secara rinci mengenai pengakuan Bu Pur atas keterlibatan sejumlah pejabat negara. Di antaranya, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman atas kasus proyek Hambalang, Bogor.

"Saya sendiri enggak tahu ada BAP itu," kilah dia.

Sebelumnya, nama Sylvia Sholeha alias Bu Pur tiba-tiba mencuat di korupsi proyek Hambalang. Bu Pur disebut punya kewenangan besar dalam proyek yang melibatkan mantan Menpora Andi Mallarangeng itu.

Bu Pur juga disebut punya kedekatan dengan keluarga Cikeas. Meskipun bukan pejabat negara, peran Bu Pur diproyek Hambalang besar karena dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dokumen yang diyakini sebagai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Bu Pur atas tersangka Deddy Kusdinar menyebutkan, istri dari teman satu angkatan SBY di Akabri 1973 itu sempat bicara proyek dengan istri SBY, Ani Yudhoyono. Dalam BAP itu, Ani bahkan sempat memperingatkan Bu Pur agar hati-hati.

Awalnya, Bu Pur melakukan lobi kepada Sesmenpora Wafid Muharam agar tender proyek mebel di Kemenpora bisa dimenangkan oleh temannya. Atas lobi yang dilakukan dengan Wafid, teman Bu Pur yang bernama Steve pun berhasil menang tender.

"Sekitar pertengahan tahun 2010, Steve memberitahukan kalau perusahaannya menang tender di Kemenpora untuk pengadaan mebel untuk Rumah Sakit Cedera Atlet di Cibubur. Terus setelah itu Steve tidak terdengar di mana lagi," kata Bu Pur dalam BAP tanggal 28 Mei 2013 halaman 4.

Setelah itu, Bu Pur mengaku di hadapan penyidik KPK, bahwa ia juga mencoba menemui Andi Mallarangeng untuk sekedar mengucapkan terima kasih karena rekannya bisa menang tender di kementerian yang Andi pimpin itu. Namun, masih dalam BAP itu, menurut Bu Pur, Andi tidak senang dengan ucapan terima kasih yang ditujukan kepadanya.

"Saat ada acara Partai Demokrat di JCC tahun 2010, Pak Andi Mallarangeng mau pulang, saya menghampirinya dan mengatakan: 'Dik, terima kasih sudah dibantu, perusahaan teman adik ipar saya sudah dapat proyek mebel," cerita Bu Pur ketika dimintai keterangan oleh penyidik KPK.

"Kata Andi Mallarangeng. Ibu kok tidak bilang saya," ucap Bu Pur kepada penyidik.

Mendengar jawaban yang tak enak dari Andi, Bu Pur pun lantas mengadu ke Ibu Negara Ani Yudhoyono. Aduan itu dilontarkan melalui pesan singkat.

"Esok harinya, saya kirim SMS ke nomor hp Ibu Ani Yudhoyono. Bunyinya: 'Ibu Negara, saya tidak enak, niat saya mau melapor ke Andi Mallarangeng kalau teman adik ipar saya dapat proyek di Kemenpora. Tapi kayaknya dia marah," terang dia.

Kemudian, Ani Yudhoyono pun membalas dengan nada mengingatkan. "Bu Pur jangan main-main dengan pejabat, nanti dipelintir," balas Ani, yang diakui Bu Pur.

Dia pun mengaku meminta proyek hanya untuk membantu teman-temannya. "Saya hanya bantu adik-adik ini," balas Bu Pur kepada Ibu Negara.(lam/mrc)

Editor : Ahmad Adriyan