Ayo.. Nonton Film Romantika Cinta di Transmetro

Selasa, 14 Oktober 2014


RADARPEKANBARU.COM - Film yang ditunggu-tunggu itu akhirnya selesai juga digarap. Ini, mungkin, menjadi satu-satunya film yang 99 persen dibintangi anak-anak Pekanbaru yang siap menggebrak industry perfilman nasional.

Judulnya Romantika Cinta di Transmetro (RCT). Malam tadi, Jumat (10/10), film yang bergenre drama itu diperkenalkan kepada kalangan terbatas. Pre-launching dilaksanakan di bawah tenda membrant kediaman Wali Kota Pekanbaru. Karena film ini banyak mengeksplor Pekanbaru, maka orang nomor satu di Pekanbaru tersebut juga ikut menonton sampai habis. Ada juga beberapa asisten, kepala dinas, dan juga camat. Tak lupa pula, nyaris semua pemeran film hadir saat pre-launching ini.

RCT berdurasi 70 menit. Seperti kisah-kisah cinta lain, sebenarnya ide yang diangkat tetap saja klasik. Tentang cinta si kaya dan si miskin. Tapi sang sutradara, Agus Witoyo, mengemasnya dengan apik. Jauh dari kesan lebai. Apalagi, sebagai film yang dibuat di tanah Melayu dan diperankan oleh anak-anak Pekanbaru, film ini mengandung banyak pelajaran yang bisa dipetik oleh penontonnya.

Ceritanya, Arifin (diperankan Yoga Fernando) adalah anak orang kaya yang mempunyai fasilitas mewah dari orang tuanya. Namun karena sebuah insiden kecil menjelang berangkat sekolah, akhirnya memaksa Arifin harus naik bus transmetro. Tentu saja ini tidak diinginkannya. Namun karena nasib buruk disertai hukuman dari orang tuanya, akhirnya naik bus transmetro mesti dia lalui. Tapi nasib buruk ini pula yang kemudian memperkenalkannya dengan Mustika (diperankan Putri Melani). Dia adalah siswi sebuah SLTA yang menyambil berjualan sayur di dalam bus.

Sebenarnya jalan ceritanya mudah ditebak. Ya, akhirnya mereka jatuh cinta. Namun beberapa penetrasi yang dilakukan Otoy selaku sutradara cukup memberikan hiburan segar, dan tentu saja mendidik. Apalagi sebuah kejutan dihadirkan Otoy di bagian akhir film, membuat RCT layak ditonton dan mendapat apresiasi.

RCT memang istimewa. Menurut Otoy, nyaris semua pemerannya adalah orang-orang Pekanbaru. Hanya satu orang pemain saja yang didatangkan dari Jakarta, itu pun bukan bintang utama. Tapi diakuinya, kemampuan anak-anak Pekanbaru dalam berakting luar biasa. Bahkan tanpa sungkan-sungkan Otoy memberikan pujian mendalam bagi pemainnya, terutama Mustika yang tampil gemilang.

’’Misalnya Mustika, main dua atau tiga film lagi sudah bisa disejajarkan dengan pemain film nasional,’’ kata Otoy.

Film ini memang sarat dengan pesan. Mulai dari arti sebuah cinta, penghargaan, termasuk juga pesan-pesan dari pemerintah. Hebatnya Otoy, walaupun film ini memuat pesan pemerintah, tapi itu dikemasnya dengan apik sehingga film ini layak ditonton sebagai hiburan.

Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT mengaku sangat salut dengan film ini. Dia berharap supaya film ini dipublikasikan dengan baik. ’’Kalau bisa film ini diputar di bioskop Twenty One. Ini bukan hanya soal menghargai pekerjaan seniman Riau, tapi film ini memang layak ditonton,’’ kata Firdaus.

Kepala Bagian Humas dan Informasi Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan pihaknya sedang menjajaki pemutaran film ini di bioskop Twenty One Mal Ciputra Seraya. Mereka juga sedang menyusun strategi promosinya.

’’Tunggu saja. Ini baru pre-launching. Kita akan usahakan premiere film ini bisa bagus dan film ini bisa diterima masyarakat,’’ kata Ingot.(rls)