AS Bantah Tuduhan Jadi Dalang Percobaan Kudeta Erdogan

Jumat, 05 Februari 2021

WASHINGTON DC -- Amerika Serikat membantah tudingan yang dilayangkan Turki bahwa Washington terlibat dalam percobaan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan yang berakhir gagal pada 15 Juli 2016 lalu. Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pernyataan Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu sepenuhnya salah.

 

AS menyebut tudingan Soylu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab dengan menyebut Washington sebagai dalang atas upaya kudeta Presiden Erdogan.

"Amerika Serikat tidak terlibat dalam percobaan kudeta tahun 2016 di Turki dan menutuk perbuatan itu. Pernyataan yang bertentangan baru-baru ini yang dibuat oleh pejabat senior Turki sepenuhnya salah," tulis Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya, Kamis (4/2) seperti mengutip Reuters.

 

AS menyebut klaim tidak mendasar Soylu tidak konsisten dengan status Turki sebagai sekutu NATO dan mitra strategis bagi Washington.

 

Ankara menuduh pengkhotbah Fethullah Gulen, mantan sekutu Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang tinggal di Pennsylvania melancarkan tindakan kekerasan. Turki menyebut aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok pimpinan Gulen dengan sebutan FETO. Namun Gulen menyangkal keterlibatan apa pun.

 

Soylu mengatakan bahwa AS telah mengatur upaya kudeta sementara jaringan Gulen yang mengeksekusinya di lapangan. "Jelas sekali bahwa Amerika Serikat berada di balik [kudeta] 15 Juli. FETO-lah yang melaksanakannya atas perintah mereka," kata Soylu dalam wawancara dengan harian Hurriyet.

 

Upaya percobaan kudeta pada 2016 silam, tentara menguasai stasiun televisi pemerintah, TRT, dan mengumumkan jam malam serta darurat militer. Dalam siaran tersebut, militer mengatakan pemerintah Erdogan telah mengikis demokrasi dan hukum sekuler di Turki.

 

Lebih dari 250 orang dilaporkan tewas dalam upaya menggulingkan Erdogan dari pemerintahanya pada 15 Juli 2016. Saat itu militer mengambil alih pesawat tempur, helikopter, dan tank untuk merebut pemerintahan.

 

Turki juga telah menahan sekitar 292 ribu orang yang diduga terkait dengan Gulen dan telah memecat lebih dari 150 ribu pegawai negeri. Ratusan media telah ditutup dan puluhan anggota parlemen dipenjara karena dituding terlibat dalam upaya kudeta yang berakhir gagal.(rep)