Pilkada Medan, Pamor Jokowi Moncer, Abdul Somad Tak Bersinar

Sabtu, 12 Desember 2020

RADARPEKANBARU.COM -- Hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga menyatakan pasangan calon Pilkada Kota Medan Bobby Nasution-Aulia Rachman unggul atas Akhyar Nasution-Salman Alfarisi. Pengamat menilai pamor Presiden Jokowi dan Ustaz Abdul Somad (UAS) turut mempengaruhi pilkada di Medan.

 

Diketahui, Bobby merupakan menantu dari Presiden Joko Widodo, sementara Akhyar Nasution adalah calon petahana yang saat ini masih menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan. Pengajar jurusan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Warjio mengatakan pamor Jokowi memberi peran besar terhadap popularitas Bobby Nasution. Masyarakat jadi mengenal Bobby yang dulunya tidak populer.

 

"Siapa yang dulu kenal Bobby? Tapi karena figuritas itu mempengaruhi masyarakat untuk memilih. Sempat muncul pernyataan pilihlah Bobby maka Pemerintah Pusat akan mudah membantu," kata Warjio saat dihubung, Jumat (11/12). Warjio mengamini bahwa Jokowi mendapat suara lebih sedikit ketimbang Prabowo Subianto di Pilpres 2014 dan 2019 di ibu kota Sumut tersebut. Akan tetapi, hal itu sudah tidak berlaku lagi.

 

Terlebih, rivalnya yakni Prabowo Subianto pun sudah bergabung bersama koalisi pemerintah yang dipimpin Jokowi-Ma'ruf Amin. Aulia Rachman yang mendampingi Bobby pun merupakan kader Partai Gerindra besutan Prabowo. Warjio lalu menyoroti peran Ustaz Abdul Somad yang memberi dukungan kepada paslon Akhyar-Salman, lawan dari Bobby-Aulia. Dia mengakui bahwa pamor Ustaz Abdul Somad cenderung besar.

 

Akan tetapi, pilkada kali ini digelar di masa pandemi. Kegiatan yang mengumpulkan banyak orang tidak boleh dilakukan. Walhasil, Akhyar dan Abdul Somad tidak bisa membuat banyak kegiatan kampanye untuk meraup simpati banyak warga Medan. Dengan kata lain, figur Abdul Somad tidak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas Akhyar di Medan.

 

"Ketika sebelum pandemi tokoh agama bisa mengumpulkan ribuan orang dalam satu wilayah ketika kampanye, tapi ternyata ini tidak efektif saat pandemi. Jadi pesan dari tokoh agama itu hanya untuk orang tertentu saja," ungkapnya. Warjio kemudian menganggap penting kemunculan Partai Gelora yang mendukung Bobby-Aulia. Menurutnya, suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jadi terbelah.

 

Diketahui, Akhyar-Salman diusung oleh Demokrat dan PKS. Salman sendiri merupakan kader PKS. "Ada partai yang baru yakni Partai Gelora yang dibentuk Anis Matta. Itu kan menjadi pendukung Bobby juga. Saya kira suaranya ini yang memecah kekuatan PKS di Medan yang kita tahu dulu besar sekali," paparnya.

 

Terpisah, Pengajar Universitas Sumatera Utara, Muryanto Amin juga mengatakan hal senada. Menurutnya, pamor Jokowi sangat mempengaruhi warga untuk memilih Bobby. Selain itu, dia juga menyoroti banjir yang terjadi di Medan selang beberapa hari sebelum pemungutan suara. Menurutnya, banjir tersebut membuat masyarakat tersadar bahwa itu merupakan tanggung jawab petahana, yakni Akhyar.

 

"Banjir di Medan yang terjadi kemarin itu menjadi penilaian buruk masyarakat terhadap petahana. Banjir menjadi penguat di masyarakat untuk mengganti pilihannya dengan memilih Bobby - Aulia," kata Dosen Ilmu Politik Fisip USU itu.(cnn)