Israel Terima Kapal Perang Tercanggih, Siaga Lawan Iran

Kamis, 03 Desember 2020

ISRAEL -- Israel menerima kedatangan pertama kapal perang canggih buatan Jerman. Kapal tersebut akan disiagakan di garda depan untuk melindungi gas alam lepas pantai. Kapal korvet Saar 6 berlabuh di Pelabuhan Haifa Israel pada Rabu (2/12) waktu setempat. Sementara tiga lainnya dijadwalkan tiba dalam dua tahun ke depan.

 

Seorang perwira tinggi Angkatan Laut mengatakan kepada AFP bahwa armada baru itu meningkatkan kemampuan Israel untuk melawan musuh di kawasan, termasuk Iran. Presiden Israel Reuven Rivlin mengatakan Angkatan Laut telah membuktikan bahwa mereka dapat memulai, merencanakan, memimpin, dan melaksanakan program pembangunan kekuatan jangka panjang yang akan menjawab kebutuhan strategis.

 

"Mulai dari mempertahankan keunggulan Angkatan Laut kami di wilayah tersebut hingga melindungi ladang gas dan mengamankan jalur perdagangan dan impor ke Israel," Reuven Rivlin pada upacara kedatangan di Pelabuhan Haifa seperti dikutip dari Arab News.

 

Kapal-kapal baru tersebut akan dilengkapi dengan radar terbaru dan lebih kuat serta sistem elektronik lainnya. Kapal tersebut mampu menangani laut yang bergelombang jauh lebih baik daripada pendahulunya. Kapal sepanjang 90 meter itu dilengkapi dengan sistem pertahanan roket dan rudal, rudal anti-pesawat dan anti-kapal, torpedo, dan landasan peluncuran yang ditingkatkan untuk helikopter serang terbaru Israel.

 

"Di belakang saya adalah salah satu kapal perang paling canggih di dunia, yang merupakan terobosan signifikan dalam kemampuan militer Israel untuk memastikan kekuatan kami di laut dan dalam operasi angkatan laut," kata Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Aviv Kohavi.

Israel setuju untuk membeli kapal-kapal tersebut dalam kesepakatan 2015 senilai sekitar 430 juta euro, dengan pemerintah Jerman menanggung sekitar seperempat biaya. Kapal-kapal tersebut akan memimpin upaya melindungi zona ekonomi eksklusif Israel. Industri gas bumi yang dipandang sebagai aset nasional menjadi jantung dari upaya tersebut.

 

Lebih dari satu dekade setelah menemukan cadangan yang cukup besar di lepas pantai Mediterania, Israel kini menghasilkan sekitar 60 persen listrik dari gas alam. Perusahaan listrik nasional Israel mengatakan mereka telah mulai mengekspor gas ke negara tetangga seperti Yordania dan Mesir.

 

Israel juga mengejar proyek dengan Yunani dan Siprus dan berharap dapat membangun pipa gas dari Mediterania Timur ke Eropa. Sementara itu kelompok militan Hizbullah di Libanon telah mengidentifikasi instalasi gas Israel dan telah meluncurkan ancaman.

 

Israel menanggapi ancaman semacam itu dengan serius. Dalam perang sebulan pada tahun 2006, serangan rudal jelajah Hizbullah ke kapal perang Israel "Saar 5" menewaskan empat tentara.(cnn)