Gubri Syamsuar Lantik Pengurus DKR masa khidmat 2020-2025

Senin, 12 Oktober 2020

Pelantikan pengurus Dewan Kesenian Riau (DKR) masa khidmat 2020-2025 di Gedung Daerah Balai Serindit, AhadĀ  11 Oktober 2020 malam.

Pekanbaru--Pelantikan tersebut dihadiri Forkompinda, pimpinan DPRD Riau, sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh seniman Riau, juga tampak para kepala dinas di lingkungan pemerintah Riau 

Dewan Kesenian Riau adalah rumah besar seniman yang ada di Provinsi Riau. Terutama kesenian yang berbasis kebudayaan Melayu, sehingga seni dan budaya Melayu terus berkembang di bumi Melayu Lancang Kuning.

Demikian dikatakan Gubernur Riau Syamsuar saat pengukuhan dan pelantikan pengurus Dewan Kesenian Riau (DKR) masa khidmat 2020-2025 di Gedung Daerah Balai Serindit, Ahad  11 Oktober 2020 malam.

Syamsuar mengungkapkan, eksistensi DKR dari tahun 1993 sampai sekarang telah memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam membina dan mengembangkan kesenian di bumi Melayu Lancang Kuning ini. Yang mana, ujar dia, hal ini tidak terlepas dari peran seniman dan budayawan yang tergabung di dalamnya untuk menyumbangkan ide dan pemikirannya.

Syamsuar juga berharap DKR dapat terus memberi pembinaan dan pengembangan seni di Riau dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya serta saling bersinergi dengan instansi terkait seperti dinas kebudayaan, pariwisata, pendidikan, lembaga adat melayu Riau serta dewan kesenian kabupaten kota.

"Tentunya dengan kebersamaan kita akan mampu memajukan seni dan kebudayaan melayu yang ada di Riau yang kita cintai ini, sehingga lebih dikenal baik itu nasional maupun internasional," katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah sebagai fasilitator telah memberi ruang kreativitas dengan memberikan kebebasan kepada seniman untuk menuangkan ide-idenya dalam bentuk-bentuk yang diinginkan.

Mesk demikian, Gubri menjelaskan bahwa pemerintah juga mempunyai tanggungjawab untuk mengawasi karya-karya yang bisa menimbulkan benturan-benturan dan konflik ditengah masyarakat Riau yang heterogen dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
 
"Kebebasan berkreativitas yang kita anut adalah kebebasan terikat dengan ketentuan dan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat," ujarnya
 
Dia juga berpesan kepada seniman untuk berkarya sesuai dengan kemapuan yang ada dan terus menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh negeri ini untuk menjadi sesuatu yang bernilai bagi masyarakat banyak.

"Terus berkarya, sebab Riau punya potensi besar untuk melahirkan karya-karya terbaik di negeri ini, karena sejak abad ke 18 Riau telah membuktikan karya karya luhur yang dilahirkan Raja Haji kemudian Raja Ali Haji serta masih banyak yang lainnya," tutur Syamsuar.

Masih menurut Gubenur Riau Syamsuar, bahwa DKR adalah wajah pemerintah dalam dunia kesenian, terutama kesenian yang berbasis pada kebudayaan Melayu. 

"DKR merupakan ujung tombak dari visi Riau 2025 yang mana visi ini merupakan perpanjangan dari visi sebelumnya, Riau sebagai pusat ekonomi, kebudayaan dan kesenian di Asia Tenggara. Nafas ini sejalan dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah Pusat melalui undang-undang Pemajuan Kebudayaan No. 5 tahun 2017. Sudah barang tentu, pemerintah Provinsi Riau menyambut baik serta mendukung geliat yang hendak ditawarkan DKR melalui program-program strategis yang hendak dijalankan," ungkap Syamsuar.
 
Memang tak dipungkiri, kata Syamsuar, banyak peradaban-peradaban besar lahir di muka bumi ini, selalu berbancuh pada dunia kesenian, bahkan di negara-negara maju seperti Eropa, dunia kesenian senantiasa menjadi tanda akan kemajuan sebuah negeri. Karenanya, dunia kesenian di Riau ini juga harus mampu membaca itu dengan banyak melakukan hal-hal yang kreatif dan inovatif.

"Kalau ekspansi-ekspansi ini bisa dilakukan, tentu akan sangat berdampak pada geliat ekonomi Riau, terutama disektor Pariwisata. Maka, melalui pelantikan malam ini perlu saya sampaikan, berbuat dan berkaryalah dengan segenap kemampuan yang ada. Dan galilah potensi-potensi yang dimiliki egeri ini untuk menjadi sesuatu yang bernilai bagi masyarakat banyak. Sebab Riau, memliki potensi besar untuk melahirkan karya-karya terbaik bagi negeri ini," ujar Syamsuar.

Sejak abad 18, sambung Syamsuar, Riau sudah membuktikan melalui karya-karya luhur yang dilahirkan Raja Haji, kemudian Raja Ali Haji lantas Soeman HS, kemudian hari ini ada Sutardji Calzoum Bachri serta banyak lagi yang lainnya.

"Syabas untuk saudara-saudara yang telah diamanahkan untuk memimpin teraju DKR. Kerja tuan tidak ringan, tapi saya percaya tuan-tuan mampu menyelesaikan itu dengan baik. Dan semoga pengurus DKR diridhoi Allah SWT, amin ya Rabbal Allamin," demikian Syamsuar. 

Sambutan Ketua  DKR

Ketua Umum DKR Taufik Hidayat dalam sambutannya mengatakan, menghadapi peradaban zaman yang serba digital ini DKR tidak hanya melakukan pelestarian budaya, tidak hanya melakukan pengembangan seni budaya tapi juga harus melakukan ekspansi seni budaya berbasis ekonomi kreatif. 

Dalam melakukan ekspansi seni budaya berbasis ekonomi kreatif ini, jelas lelaki yang biasa disapa Atan Lasak ini, DKR membelah dua wilayah yakni, wilayah tradisional dan wilayah modern. 

"Untuk wilayah tradisional, DKR melakukan kajian, penelitian, dan mendokumen seni budaya. Selanjutnya dikurator dibuat perlombaan yang melibatkan anak muda," ujarnya.

"Sedangkan wilayah modern, sambung Atan Lasak, DKR harus bisa memancing kreatifitas dan berinovasi dari seni budaya yang ada dengan mengunakan media lain sebaga tempat ekspresi, namun akarnya tetap seni budaya Melayu. Dengan demikian DKR sudah melakukan fungsinya menjadi rumah besar para seniman dan tentunya ada efek ekonomi," sambung Atan Lasak.

(Ujeng)