170 Dokter dan Perawat Gugur

Selasa, 01 September 2020

RADARPEKANBARU.COM — Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat jumlah dokter yang gugur akibat Covid-19 hingga kini mencapai 100 orang. Mereka gugur selama bertugas menangani pasien Covid-19 sejak enam bulan pandemi menyerang Indonesia.

Ketua Pengurus Besar IDI Daeng Faqih menuturkan, pihaknya merasa sangat berduka sejawat mereka gugur saat menangani pandemi. Bukan hanya dokter, ada tenaga kesehatan (nakes) selain dokter yang dilaporkan gugur selama enam bulan pandemi Covid-19. "Sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai 100 orang. Demikian juga petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah," tutur Daeng Faqih di Jakarta, Senin (31/8).

Dia meminta semua pihak untuk ikut mendoakan para nakes yang gugur agat mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. IDI berharap perjuangan dokter atau nakes yang gugur dapat menjadi ilham dan teladan bagi masyarakat agar berkomitmen menjalankan pengabdian kepada kemanusiaan.

"Kita juga agar tidak putus-putusnya berdoa bagi semua kawan-kawan sejawat kita sebagai garda terdepan yang sedang berjuang membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan dalam perawatan Covid-19," kata Daeng dalam sebuah unggahan foto.

Padahal, pada 24 Agustus 2020, PB IDI melaporkan 86 dokter di Indonesia yang menangani Covid-19 meninggal dunia, mulai awal pandemi. Jumlah itu melonjak pesat hanya dalam hitungan sepekan. Saat itu, IDI sudah mengaku mengkhawatirkan kondisi yang menimpa nakes ini.

Mereka meminta pemerintah melengkapi pengaman bagi para tenaga kesehatan, seperti alat pelindung diri (APD). "Ini ibarat kata polisi sudah 86 (siaga)," ujar Daeng Faqih saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Senin (24/8) lalu.

Faqih melanjutkan, dokter yang meninggal dari berbagai spesialisasi, ada dokter paru, dokter bedah hingga masih menjalani pendidikan. Gugurnya dokter terakhir tercatat terjadi di Puskesmas Lalowaru, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sulawesi Tenggara La Ode Rabiul Awal menuturkan, seorang dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Lalowaru, bernama Mutmainnah Prianti Hamid (36) tersebut meninggal dunia pada Ahad (30/8) pukul 17.00 WITA di Rumah Sakit Bahteramas Kendari.

"Sempat masuk rumah sakit dan didiagnosa pneumonia," kata Rabiul. Mutmainnah sudah empat tahun bertugas di Puskesmas Lalowaru. Menurut dia, dokter gigi tersebut masuk ke Rumah Sakit Bahteramas pada Sabtu (28/8) dengan status pasien positif Covid-19.

Perawat gugur

Selain dokter, jumlah perawat yang gugur juga sudah mengkhawatirkan. Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadillah mengaku, setidaknya ada 70 perawat telah gugur Senin (31/8). "(Sebanyak) 70 orang, hari ini 70 perawat yang wafat, seluruh Indonesia," ujar Harif saat dihubungi Republika, Senin (31/8).

Ia mengatakan, seluruh pihak seharusnya berkomitmen berupaya menjaga keselamatan tenaga kesehatan. Pertama, mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas harus menjamin peningkatan keselamatan untuk petugas medisnya.

Misalnya, penyediaan APD yang cukup dan sesuai. Menurut Harif, keluhan mengenai pemenuhan kebutuhan APD ini mulai berkurang dibandingkan pada saat awal kasus positif Covid-19 ditemukan di Indonesia, terutama di rumah sakit rujukan dan rumah sakit pemerintah.

Namun, keluhan pemenuhan kebutuhan APD masih terjadi di rumah sakit swasta dan puskesmas. Kemudian, menjaga lingkungan kerja para petugas kesehatan sesuai dengan aturan pencegahan pengendalian infeksi (PPI). "Bila dimungkinkan untuk meningkatkan asupan-asupan suplemen untuk meningkatkan daya tahan, nutrisi para tenaga kesehatan," kata Harif.

Selain itu, kata dia, sangat perlu juga untuk pemeriksaan secara rutin kepada petugas kesehatan dengan tes PCR (polymerase chain reaction). Lalu, kata dia, perlu juga pengaturan jam kerja dan beban kerja yang tidak berat, terutama pada mereka yang berusia di atas 50-55 tahun.

"Misalnya di atas 55 tahun atau 50 tahun mereka harus dinas pagi, sore, malam, saya kira jangan. Kemudian yang mempunyai komorbid, saya kira juga harus kita pertimbangkan untuk tidak memberikan pelayanan di garis depan," kata Harif. 

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah mengevaluasi perlakuan terhadap tenaga kesehatan di tengah pandemi seperti saat ini. Yakni, harus memastikan perlindungan untuk dokter dan tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai syarat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kedua, fasilitas kesehatan di seluruh daerah perlu dilengkapi. “Treatment berikutnya, pemerintah juga harus melihat dan memperhatikan kondisi kebugaran dokter. Jam kerja mereka harus dievaluasi,” ujar Saleh. 

Masih rentan

Sementara, di Kota Batam, Kepulauan Riau, terjadi penambahan jumlah nakes yang terpapar Covid-19 sebanyak 29 orang. Penambahan ini terbilang melonjak pada pekan ini jika dibandingkan dengan jumlah total 76 nakes yang terpapar selama pandemi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Batam mengatakan, 29 nakes yang positif Covid tercatat hanya pada Senin (31/8). Jumlah nakes terpapar bahkan lebih banyak dibandingkan penambahan dari masyarakat umum yang hanya berjumlah 17 orang, termasuk dua petugas administrasi yang bekerja di lingkungan rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menuturkan, 29 nakes yang dinyatakan positif Covid-19 bertugas di RSUD Embung Fatimah dan RS Elisabeth Lubuk Baja. Mereka tertular dari rekan di lingkungan tempatnya bertugas. Selain itu, terdapat masing-masing seorang nakes yang bertugas di Puskesmas Cate dan Puskesmas Sekupang. 

Seluruh tenaga kesehatan itu masuk dalam klasifikasi asimptomatik. Didi mengingatkan agar seluruh masyarakat untuk menghindari makan beramai-ramai di tempat tertutup.

"Saya sudah mengimbau ke anggota yang di puskesmas, ini bisa dipakai sebagai imbauan untuk masyarakat banyak, mereka tidak boleh makan bersama-sama di dalam ruangan tertutup," kata Didi. Saat makan itu pasti masker penutup hidung dan mulut dibuka.

Penambahan kasus positif terhadap nakes juga terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Plt Kadiskes Kabupaten Bengkayang, Kalbar, Agustinus, mengatakan, saat ini tujuh tenaga kesehatan di daerahnya terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saat ini ada tujuh kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Tujuh orang tersebut adalah tenaga kesehatan dari RSU Serukam," ujarnya. Ia menjelaskan, tenaga kesehatan yang terkonfirmasi tersebut saat ini sudah melakukan isolasi mandiri. "Para tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah melakukan isolasi mandiri," kata dia.

Agustinus belum bisa menjelaskan sumber kasus terbaru itu. Namun, diperkirakan kasus tersebut karena riwayat dari pasien rawat jalan. "Dari pasien rawat jalan kemungkinan. Namun saat ini kita masih menunggu informasi dari dokter RSU Serukam," ujar dia.

Masih di Provinsi Kalbar, Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu menyatakan ada dua tambahan kasus positif Covid-19 baru di di wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI)-Malaysia itu. Dua tambahan kasus positif menimpa nakes di Puskemas Badau.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, Nazaruddin, menjelaskan, dua nakes di Kecamatan Badau itu dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap (swab) pada 30 Agustus 2020. "Keduanya petugas kesehatan di Puskesmas Badau," katanya.

Sebelumnya, penambahan nakes terpapar Covid-19 dalam jumlah banyak juga terjadi di RSUP M Djamil Padang, Sumatra Barat. Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang Gustavianof mengaku, sebanyak 24 nakes di rumah sakit tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, ia memastikan pelayanan kesehatan tetap dilakukan seperti biasa. 

Menurut Gustavianof, RSUP M Djamil memiliki 3.500 orang tenaga kesehatan. Sehingga, 24 nakes yang kini diisolasi ini tidak berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit rujukan tersebut. "Tidak berpengaruh pada pelayanan kesehatan. Karena kami memiliki 3.500 nakes secara keseluruhan," kata dia, akhir pekan kemarin.

Gustavianof menjelaskan sejak ada temuan nakes positif Covid-19, pihaknya melakukan pengambilan sampel swab secara berkala. Total sampai sekarang sudah ada sekitar seribu nakes RSUP M Djamil yang sudah mengikuti tes usap. Sebanyak 24 orang nakes M Djamil yang dinyatakan positif ini, ada 16 orang yang dikarantina di BPSDM dan delapan orang diisolasi di RSUP M Djamil.

Pegawai yang isolasi di M Djamil ini merupakan orang-orang yang punya penyakit bawaan dan ada gejala. Sementara yang dikarantina di BPSDM merupakan orang tanpa gejala (OTG).(antr)