Timbang-timbang Peluang AHY dan Ibas Gantikan SBY di Demokrat

Kamis, 12 Maret 2020

RADARPEKANBARU.COM - Partai Demokrat akan menggelar kongres yang salah satu agendanya adalah memilih ketua umum. Rencananya kongres itu bakal digelar di Jakarta pada 14-16 Maret. Menjelang kongres, dua putra Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas disebutkan akan saling berebut kursi pucuk kepemimpinan partai.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan beberapa waktu lalu pun mengakui AHY dan Ibas memang memiliki peluang menggantikan SBY. Menyikapi geliat politik internal Demokrat, Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas mengatakan, "Bukan sesuatu yang mudah para pihak untuk memilih antara abang (AHY) atau adiknya (Ibas Saat dihubungi pada Selasa (10/3) malam, Abbas melihat ada gelagat SBY cenderung kepada AHY. Itu, kata dia, bisa dilihat skenarionya sejak AHY diangkat menjadi Wakil Ketua Umum Demokrat.

Di satu sisi, Abbas memahami beberapa pihak mendorong Ibas untuk maju dalam pemilihan ketum Demokrat. Ibas meskipun lebih muda, dinilai lebih berpangalaman di dunia politik dibandingkan AHY. Selain lebih dulu masuk Demokrat, Ibas juga pernah menduduki posisi Sekretaris Jenderal Demokrat.

Saat ini, ia menjabat sebagai ketua fraksi Demokrat di DPR periode 2019-2024. Ibas juga sudah memiliki basis politik lebih lama ketimbang AHY. Putra bungsu SBY itu tiga periode sebagai anggota DPR. Sementara AHY baru terjun ke politik setelah mundur dari TNI untuk ikut Pilgub DKI 2017.

"Jadi kalau Ibas ingin maju ya saya kira bisa dimengerti dari sisi pengalaman di DPR. AHY kan belum punya pengalaman politik di DPR," ujar Abbas. Jika diminta membandingkan, Abbas menilai AHY lebih unggul dari Ibas dari sisi kepemimpinan dan karisma sebagai politikus.

Menurutnya, selama ini Ibas belum menunjukkan kapasitas intelektual dan kepemimpinan di kancah politik nasional. Abbas memprediksi kongres Demokrat akan panas jika abang-adik putra SBY itu bertarung.

Menurutnya, pertarungan ini juga menjadi pilihan sulit bagi para kader. Namun, ia meyakini SBY akan mengantisipasi agar pertarungan AHY dan Ibas tidak terjadi.

Menurutnya, SBY tentu tak ingin anaknya berebut kursi ketum. Jika itu terjadi, bisa menurunkan wibawa keluarga akibat persepsi negatif di tengah masyarakat tentang dua putra 'Cikeas' itu.

"Karena pertarungan adik-kakak itu pertarungan yang sulit direkonsiliasi," kata Abbas. Pengamat politik dari lembagai survei KedaiKOPI, Hendri Satrio mengatakan SBY selaku tokoh sentral masih jadi kunci di Kongres Demokrat.

Menurutnya, SBY yang akan memutuskan apakah akan melakukan regenerasi kepemimpinan di internal partai atau tidak. "Kalau SBY regenerasi dia bisa jadi contoh, contoh untuk partai politik lain yang masih mengandalkan figur sentral seperti PDIP atau Gerindra, atau NasDem," kata Hendri.

Selain AHY dan Ibas, Hendri sendiri memprediksi ada nama lain yang berpeluang menggantikan SBY jika pensiunan jenderal bintang empat itu memilih regenerasi. Orang ketiga itu Pramono Edhie Wibowo.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu diketahui sebagai adik dari almarhum istri SBY, Ani Yudhoyono. Pramono bergabung dengan Demokrat pada 2013 lalu setelah menjadi purnawirawan TNI. Saat itu Edhie langsung menjabat sebagai anggota dewan pembina Demokrat.

"Kalau Pak SBY mau regenerasi, daripada terjadi kecemburuan dan kebingungan kalau Pak SBY mau lebih demokratis, nah itu bikin konvensi saja, AHY, Ibas, atau Pramono nanti yang dipilih oleh kadernya," ujarnya.

Selain itu, Hendri menilai Demokrat akan mengalami masa sulit sepeninggal SBY. Namun, kata Hendri, kondisi tersebut tak sampai menimbulkan perpecahan di partai yang berdiri 2001 lalu itu.

"Kalau kemudian SBY memutuskan regenerasi di awal ya pasti dia akan mengalami masa sulit dulu Demokrat. Karena kadernya harus bangun kepercayaan terhadap pimpinan setelah SBY," kata dia.(cnn)