Demo Besar-besaran Berlanjut, Presiden Chile Tegaskan Tak Akan Mundur

Rabu, 06 November 2019

Foto Internet

SANTIAGO - Presiden Chile, Sebastian Pinera, menegaskan tidak akan mundur dari jabatannya meskipun tengah menghadapi unjuk rasa besar-besaran. Unjuk rasa yang memprotes ketidaksetaraan dan buruknya kondisi sosial di Chile itu telah memasuki minggu ketiga. Seperti dilansir AFP, Rabu (6/11/2019), penegasan itu disampaikan Pinera dalam wawancara terbaru dengan media Inggris, BBC.

 

Saat ditanya apakah dirinya akan mundur dari jabatannya, Pinera dengan yakin menjawab: "Tidak." "Persoalan-persoalan ini telah berakumulasi selama 30 tahun terakhir. Saya bertanggung jawab atas sebagian dari itu dan saya menganggapnya sebagai tanggung jawab saya, tapi bukan hanya saya satu-satunya (yang bertanggung jawab)," tegas Pinera.


Bentrokan kembali pecah dalam unjuk rasa pada Selasa (5/11) waktu setempat, yang semakin memperburuk situasi di salah satu negara paling makmur di kawasan Amerika Latin ini. Unjuk rasa besar-besaran memaksa pemerintah Chile membatalkan dua acara besar, yakni APEC dan KTT Perubahan Iklim.


Ribuan demonstran turun ke jalanan ibu kota Santiago dan di kota-kota lainnya seperti Concepcion dan Vina del Mar, sebelah barat Santiago. Polisi melepaskan tembakan dengan peluru kecil yang melukai dua siswa yang ikut berunjuk rasa di Santiago. Keduanya telah menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit setempat dan telah diperbolehkan pulang.



Jaksa setempat dalam pernyataannya menyebut sedikitnya 20 orang tewas dalam bentrokan yang pecah sejak unjuk rasa digelar pada 20 Oktober lalu. Misi HAM Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tengah menyelidiki tuduhan adanya kebrutalan polisi dalam menangani unjuk rasa. Kembali pada Pinera, dalam wawancara dengan BBC, dia membela keputusannya untuk memberlakukan masa darurat di Chile dan berjanji akan memeriksa tuduhan-tuduhan tindak kekerasan dan penganiayaan oleh polisi terhadap demonstran.



"Ada banyak laporan tuduhan soal penggunaan kekerasan berlebihan dan jika itu memang terjadi, saya bisa menjamin kepada Anda bahwa itu akan diselidiki," tegas Pinera. "Tidak akan ada impunitas," imbuhnya, sembari menyebut langkah-langkah peningkatan keamanan sebagai langkah yang 'demokratis dan konstitusional'.

 

Wawancara dengan BBC ini dirilis saat Pinera baru mengumumkan paket kebijakan baru bagi usaha kecil-menengah yang terkena dampak bentrokan sengit. Sekitar 6.800 perusahaan di Chile diketahui menjadi korban kerusuhan, penjaraan dan aksi pembakaran. Dalam paket kebijakan Pinera, perusahaan-perusahaan itu akan mendapat keuntungan melalui bantuan finansial dan pengurangan pajak.


Para demonstran dalam aksinya menyerukan reformasi konstitusi. Diketahui bahwa konstitusi Chile saat ini berasal dari era diktator Jenderal Augusto Pinochet tahun 1973-1990 silam. Survei terbaru Cadem yang dirilis Minggu (3/11) waktu setempat menunjukkan 87 persen warga Chile mendukung reformasi konstitusi. (dtk)