Putin Ingatkan Operasi Militer Turki di Suriah Bisa Bangkitkan ISIS

Sabtu, 12 Oktober 2019

Ashgabat - Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan bahwa operasi militer Turki di Suriah berpotensi membangkitkan ancaman Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Putin menyebut militan-militan ISIS bisa saja melarikan diri saat militer Turki sibuk melancarkan operasi terhadap milisi Kurdi di Suriah.


Seperti dilansir AFP, Jumat (11/10/2019), milisi Kurdi di Suriah yang mengamankan ribuan tahanan militan ISIS, kini melarikan diri setelah Turki melancarkan serangan artileri dan gempuran udara pada Rabu (9/10) waktu setempat. "Saya tidak yakin apakah militer Turki akan mampu mengendalikan ini -- dan seberapa cepat," ucap Putin di sela-sela kunjungan ke Ashgabat, Turkmenistan.

 

"Ini menjadi ancaman nyata bagi kita," sebut Putin dalam pertemuan dengan kepala Negara-negara Persemakmuran Independen (CIS), sebuah asosiasi negara-negara bekas Uni Soviet. "Bagaimana mereka akan bergerak dan ke mana?" tanya Putin merujuk pada para militan ISIS. "Melewati wilayah Turki? Melewati wilayah lain?" imbuhnya.


"Kita harus memahami ini, mengetahui dan memobilisasi sumber daya keamanan kita untuk menetralisir ancaman baru yang muncul," tegas Putin.

Diketahui bahwa Turki melancarkan operasi militer terhadap milisi Kurdi yang bernama Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah. Operasi militer dilancarkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejutkan sekutu-sekutu AS dalam memerangi ISIS, dengan menarik mundur tentara-tentara AS di sepanjang perbatasan Suriah dan Turki.


Pemerintah Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris yang mengobarkan gerakan separatis di wilayah Turki. Namun diketahui juga bahwa YPG yang mendominasi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menjadi garda terdepan dalam pertempuran melawan ISIS yang didukung koalisi pimpinan AS beberapa tahun terakhir.

Dengan keterlibatan SDF, koalisi pimpinan AS berhasil mengusir ISIS dari Suriah.(rep)