16 Orang Anak dan Perempuan Tewas dalam Serangan di Yaman

Rabu, 25 September 2019

ADEN -- Serangan udara yang dipimpin oleh koalisi Saudi dan Uni Emirat menyerang pemberontak di sisi Selatan Yaman. Setidaknya serangan tersebut menewaskan 16 orang perempuan dan anak, Selasa (24/9).

 

Serangan mematikan tersebut terjadi sekitar empat hari setelah kelompok pemberontak Houthi mengatakan, mereka tidak akan menghentikan serangan misil dan drone pada Arab Saudi. Mereka akan melakukannya, jika Arab Saudi juga melakukan hal yang sama. Pascamilisi mengendalikan seluruh negara, mereka mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan di kerajaan.

 

Seorang dokter di Rumah Sakit Al Thawra di Yaman yang mengambil jenazah menyatakan, tujuh anak dan empat perempuan mati dalam serangan tersebut. Sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (24/9). 16 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, sementara sembilan lainnya luka-luka atas serangan udara yang menargetkan perkampungan di Qataba, Provinsi Dhale.

 

Aliansi Iran, Houthi mengutuk keras atas serangan lanjutan terhadap masyarakat Yaman. Dalam suasana perang, anak-anak di Yaman tetap masuk sekolah, meskipun ada peringatan. Berdasarkan data yang lain disebutkan, sebanyak 17 orang meninggal dalam serangan di Qataba, sebuah kota yang menghubungan Sanaa yang telah dikuasai Houthi dan Aden, kota pelabuhan di sisi Selatan.

 

Aden adalah satu kota yang diakui oleh masyarakat internasional sebagai bagian dari Pemerintahan Yaman. Namun, kota tersebut direbut pemberontak pada bulan lalu. Juru Bicara koalisi menyatakan, pasukan pemberontak menembakkan misil dari Amran, sebuah wilayah di Barat Laut Sanaa. Namun, wilayah itu jatuh ke tangan Houthi Yaman.

 

Koalisi tidak membalas serangan udara terhadap Qataba tersebut.Pada bulan ini, Houthi mengklaim, mereka telah menyerang fasilitas minyak Saudi, yang secara langsung menurunkan jumlah produksinya. Amerika Serikat dan Arab Saudi menyalahkan Iran. Namun, Tehran menyangkalnya. Puluhan ribu orang tewas sejak Arab Saudi dan sekutunya mengintervensi Yaman, tepatnya sejak Maret 2015. Sementara, Pemerintahan Presiden Abd Rabbu Mansour digulingkan Houthi pada 2014.

 

Pertempuran tersebut juga mengakibatkan 24,1 juta dipindahkan. Sedangkan lebih dari dua per tiga populasi membutuhkan bantuan. PBB menggambarkan, tragedi di Yaman adalah krisis kemanusiaan terparah di dunia. (rep)