Kanal

Pesan Presiden Iran ke Menlu Korut: AS Tak Bisa Dipercaya

RADARPEKANBARU.COM.Presiden Iran Hassan Rouhani memiliki pesan khusus untuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara (Korut) Ri Yong-Ho. Rouhani memberitahu Korut bahwa Amerika Serikat (AS) tidak bisa dipercaya.

Diketahui bahwa AS tengah mengupayakan kesepakatan untuk mengendalikan program nuklir dan rudal Korut. Sedangkan Iran telah menolak tawaran AS untuk berunding pekan ini.

Ditegaskan Iran bahwa mereka tidak bisa berunding dengan AS setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengingkari kesepakatan nuklir yang tercapai tahun 2015.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (9/8/2018), Menlu Korut datang mengunjungi Iran saat AS kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

"Kinerja pemerintahan AS beberapa tahun terakhir telah membuat negara itu dianggap sebagai negara yang tidak bisa dipercaya dan tidak bisa diandalkan di dunia ini, yang tidak memenuhi setiap kewajibannya," tegas Rouhani kepada Ri Yong-Ho seperti dikutip kantor berita IRNA.

"Dalam situasi saat ini, negara-negara bersahabat harus mengembangkan hubungan dan kerja sama mereka di komunitas internasional," imbuhnya.

Rouhani juga menyebut Iran dan Korut selalu memiliki 'pandangan dekat' untuk banyak isu. Ri Yong-Ho mengunjungi Iran usai menghadiri forum keamanan di Singapura.

Dalam forum itu, Ri Yong-Ho berdebat sengit dengan Menlu AS Mike Pompeo soal kesepakatan yang tercapai antara Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-Un dalam pertemuan bersejarah Juni lalu. AS dan Korut sepakat mengupayakan langkah-langkah menuju denuklirisasi Semenanjung Korea.

Namun faktanya, kedua negara kesulitan mewujudkan kesepakatan itu. Korut bahkan terungkap masih menjalani program nuklir dan rudal serta melanggar resolusi juga sanksi PBB. Kepada Rouhani, Ri Yong-Ho menyebut sikap AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan kembali menjatuhkan sanksi ke Iran sebagai 'tindakan melawan aturan dan regulasi internasional'.

"Kebijakan strategis Korea Utara adalah memperdalam hubungan dengan Republik Islam Iran dan menghadapi unilateralisme," tegas Ri Yong-Ho.

Pekan ini, pemerintahan Trump kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran meskipun diimbau sebaliknya oleh sejumlah negara besar, termasuk sekutu AS di Eropa seperti Inggris, Prancis dan Jerman.

Sanksi-sanksi AS untuk Iran itu memicu banyak bank dan perusahaan dunia membatasi kesepakatan dengan Iran. Di bawah sanksi AS, setiap perusahaan yang melakukan bisnis dengan Iran akan diblokir di AS.(dnc)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER