Kanal

Demo di Kampus UIN Suska, Akibat Berita Hoax Menuding Rektor Melakukan Kekerasan Terhadap Mahasiswa

RADARPEKANBARUCOM- Gelombang demontrasi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau yang dialamatkan kepada rektor yang baru saja dilantik, Prof Ahmad Mujahidin, Jumat (27/07/2018) di kampus perjuangan yang terletak di jalan HR Soebrantas panam.

Aksi ini terjadi akibat kesalahfahaman diduga akibat informasi Hoax yang beredar viral yang menuding Rektor melakukan tindakan kekerasan menampar aktivis menwa dan mahasiswa baru pada saat apel akbar.

Hingga situasi tidak terbendung, dan terjadi aksi kekacauan pada pelaksanaan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

Belakangan beredar video kejadian sebenarnya saat Rektor ikut turun langsung mendampingi menertibkan mahasiwa pada apel akbar.

Sumber Radar salah seorang mahasiwa UIN Suska menegaskan bahwa tidak benar terjadinya penganiayaan terhadap mahasiswa oleh Rektor.

"Rektor hanya menepuk-nepuk bahu dan menampar ringan pipi kiri-kanan salah seorang menwa yang saat itu mendampingi Rektor, tidak benar sampai berdarah , hanya tamparan sayang, menurut kami itu hal wajar karena menwa sudah terbiasa dengan didikan keras dan kedisiplinan ", kata sumber Radar yang tidak ingin namanya ditulis.

Terkait kericuhan di PKM itu terjadi akbit faktor salah faham, yakni adanya panitia yang disuruh push-up.

"Hanya saja mahasiswa terpropokasi dari luar dan adanya pesan berantai bahwa rektor melakukan kekerasan " tuturnya.

Adalagi yang membenturkan dengan isu bahwa rektor anti terhadap organisasi pergerakan lainnya.

"Seolah Rektor hanya mencintai NU dan akan menerapkan simbol-simbol NU secara terbuka di Kampus UIN Suska Riau," tambahnya.

Nyanyian perjuangan ulama yang diputar pada acara apel akbar juga dijadikan pembenaran bahwa Rektor telah memaksakan kehendak.

"Padahal lagu itu bukan lagu terlarang, lagu yang mengambarkan perjuangan ulama, bukan hanya milik NU, lagu yang diputar juga bukan hanya lagu islam saja ada juga lagu pergerakan darah juang mahasiwa, namun karena berita Hoax sudah duluan beredar maka terjadilah kekacauan pada saat di PKM sehari setelah apel akbar" jelasnya.

WR III Angkat Bicara

Kericuhan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) gelombang satu menuai tanggapan dari pihak rektorat. Wakil Rektor III Drs Promadi  angkat bicara terkait aksi protes ini yang bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), sebagaimana dikutip Radar dari gagasanonline.com , Jumat, (27/07/2018).

Drs Promadi mengatakan aksi ini adalah bentuk aspirasi. Keinginan mahasiswa bentuknya  seperti ini, sementara rektor punya keinginan yang lain juga. Karena keinginan yang berbeda, kadang cara menyampaikannya dan menanggapinya salah.”Jika mahasiswa memiliki keinginan sampaikan kepada rektor, itu adalah  hal yang biasa,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa pada awalnya presiden mahasiswa (presma) sudah dipanggil ke ruang rektor. Saat itu presma membawa tiga tuntutan, namun  ketika menyampaikan tuntutan, rektor sedang tidak berada ditempat. “Saat itu kami yang berada ditempat, kami vidiokan bersama Humas,” ungkapnya.

Drs Promadi berharap untuk mahasiswa yang melakukan aksi seharusnya bisa didudukkan bersama. “Jika ada niat baik, sampaikan dengan yang baik pula. Jika niat tersebut jelek, biarkan Allah yang membalaskan.”

Promadi juga mengatakan bahwa  ia juga akan bekerja keras untuk mengubah mind set mahasiswa  yang sudah tertanam dan diperkenalkan aksi demo. ”Kita akan berusaha menghilangkan itu kembali,” tutupnya.(radarpku)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER