Kanal

Akhirnya Bank DKI Cabang Pekanbaru Gulung Tikar

RADARPEKANBARU.COM - Bank Pembangunan Daerah  DKI Jakarta  cabang Kota Pekanbaru yang berkantor di Jalan Sudirman terhitung 14 Agustus 2017 resmi ditutup operasionalnya oleh pihak managemen dikarenakan terus merugi.

"Penutupan ini dilakukan pihak manajemen bank disebabkan tingginya beban operasional cabang di daerah luar Pulau Jawa," kata Corporate Secretary Bank DKI, Zulfarshah, di Pekanbaru, Kamis.

Sebut dia selain cabang Kota Pekanbaru bank milik pemerintah daerah ini juga melakukan penutupan di Medan, Palembang, Makasar dan Balikpapan.

Tidak hanya itu pada rentang waktu Juli hingga Agustus 2017 bank ini juga melakukan penutupan Kantor Cabang Pembantu di Bandung.

Ia menjelaskan kondisi lima bank tersebut selama ini untuk operasional kantor cabang selalu mendapat suntikan dana dari pihak pusat. Namun terus mengalami kerugian sehingga pengeluaran jadi lebih tinggi.

Selain merugi kondisi itu diperparah dengan jumlah  Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di lima kantor cabang cukup tinggi.

"Lima kantor cabang yang dilakukan penutupan tersebut NPL nya tinggi," ujarnya.

Secara nasional NPL Bank DKI pada 2015 mencapai angka 7,9 persen yang menyebabkan bank masuk pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Untuk cabang Kota Pekanbaru hingga periode Juli 2017 NPL nya jauh di atas nasional," ujarnya.

Diakuinya kondisi ini bisa terjadi karena kurangnya kapabilitas SDM yang ada di daerah untuk menekan kerugian dan rasio NPL. Selain itu keterbatasan segmen pasar dari bisnis bank di saerah juga jadi salah satu penyebab kebijakan penutupan tersebut diambil.

Kata dia kondisi merugi dari cabang Pekanbaru sudah berlangsung selama kurun waktu tiga tahun terakhir.

"Kondisi tersebutlah yang membuat kami mesti mengambil langkah penutupan agar bisnis perusahaan tetap berjalan," katanya.

Terkait dengan penutupan ini pihak Bank DKI sudah memberikan laporan kepada pihak OJK dan telah disetujui dengan Surat OJK Nomor S-186/PB.12/2017.

"Dengan adanya penutupan ini kita bertanggung jawab sepenuhnya untuk seluruh penyelesaian permasalahan pada nasabah sesuai peraturan dan kesepakatan nasabah. Kami akan terima segala keluhan masyarakat," katanya.

Untuk menangani permasalahan dengan nasabah, bank telah membentuk tim taskforce. Penyelesaian masalah dengan nasabah manajemen memberikan masa transisi mulai dari 14 Agustus hingga Akhir Oktober 2017.

Sementara itu Kepala Tim Task Force Penutupan Cabang Bank DKI, Romy Wijayanto menyampaikan bagi Dana Pihak Ketiga ia menyarankan agar seluruh nasabah menutup rekening giro, deposito serta tabungan yang ada.

Jika nasabah belum melakukan penutupan rekening bisa langsung melakukan penarikan melalui jaringan ATM Bersama atau ATM jaringan Prima.Sedangkan bagi nasabah yang terkait dengan kredit masih tetap berjalan meski cabang telah ditutup.

Romy menyampaikan tabungan yang ada bisa dimintai nasabah permohonan pindah ke bank lain. Segala proses ini sepenuhnya akan dibantu Bank DKI tanpa dikenai biaya.

Sementara untuk nasabah kredit pihak bank menyarankan untuk melakukan pelunasan. Jika tidak nasabah masih bisa melakukan penyetoran kredit ke rekening tabungan masing-masing.

Sementara itu Kepala OJK Riau, Muhammad Nurdin Subandi mengatakan, pihaknya terlebih dahulu akan melihat respon nasabah dan melakukan pantauan terhadap penyelesaian masalah yang akan muncul belakangan.

"Termasuk apabila terdapat pengaduan dari nasabah Kantor Cabang Bank DKI di Pekanbaru, kami akan bantu menyelesaikannya," katanya  singkat.


Jokowi Resmikan Bank DKI Cabang Pekanbaru


Sebagaimana diketahui Joko Widodo (Jokowi) saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta meresmikan pembukaan Bank DKI Cabang Pekanbaru, Sabtu (16/11/2013), dan mengatakan pihaknya akan terus mendukung pembukaan cabang-cabang lain di luar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.

Jokowi datang tanpa pengawalan ketat ke Pekanbaru, dan berpakaian santai dengan kemeja putih polos. Jokowi mengatakan, Provinsi Riau menjadi tujuan ekspansi bisnis Bank DKI karena melihat potensi ekonomi yang tumbuh pesat dan juga potensi sektor perkebunan.

"Pertumbuhan ekonomi Riau 7-8 persen per tahun sangat tinggi. Pergerakan ekonomi itu harus ditangkap dan dimanfaatkan oleh Bank DKI," katanya.

Menurut Jokowi, Pemprov DKI Jakarta mendukung pembukaan kantor cabang Bank DKI baru di luar Jabodetabek secara selektif, khususnya daerah yang memiliki ekonomi bagus serta didukung industri dan UMKM. Untuk mendukung program itu, Pemprov DKI menggelontorkan modal tambahan sebesar 500M pada 2012 dan tahun ini mencapai 800M.

Bank DKI dalam dua bulan terakhir melakukan ekspansi bisnis ke luar Jabodetabek dengan membuka kantor di Makassar, Pekanbaru dan Palembang. Hingga Oktober 2013, total jaringan kantor Bank DKI sudah berjumlah 216 jaringan kantor.

Dirut Bank DKI, Eko Budiwiyono, mengatakan pemilihan lokasi kantor cabang di Pekanbaru didasari pertimbangan kemajuan pesatnya yang terus diproyeksikan menjadi kota jasa. Selain itu, masih banyak sektor usaha yang belum tergarap mulai dari usaha mikro hingga skala makro.

"Target utama Bank DKI akan masuk ke sektor perkebunan yang banyak beroperasi di Riau. Dari total 2,8 juta hektare kebun sawit di Riau, hampir 60 persen dimiliki masyarakat, maka kami akan membantu mereka mengembangkannya," kata Eko.
Ia mengatakan target Bank DKI Cabang Pekanbaru pada 2014 adalah bisa memperoleh total aset sekitar 300M, dan total penyaluran kredit sekitar 250M.

Sedangkan, dana pihak ketiga diharapkan bisa terkumpul 200M.
"Kalau untuk 2013 kan tinggal dua bulan lagi, jadi target aset kami Desember 2013 akan membuka lima unit gerai usaha mikro yang berada di pusat-pusat pasar atau ditempat strategis lainnya," katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Mahdi Muhammad, sangat mengapresiasi kehadiran Bank DKI di Riau karena bisa meningkatkan porsi perbankan untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terjangkau layanan bank. Menurut data BI, sudah ada 47 bank pemerintah dan swasta di Riau dengan lebih dari 800 kantor cabang jaringan.


Namun, porsi perbankan masih relatif kecil untuk ukuran Riau yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nonmigas yang mencapai sekitar 400T.
Porsi perbankan belum mencapai tataran ideal karena posisi dana perbankan hanya sekitar 12 persen dari total PDRB, sedangkan rata-rata di Sumatera sudah mencapai 21,7 persen. Porsi kredit perbankan juga hanya 11 persen dari total PDRB, sedangkan rata-rata di Sumatera sudah mencapai 25,8 persen.


"Artinya, Riau punya potensi untuk tumbuh dua kali lipat lagi. Perlu ada bank yang memahami usaha masyarakat khususnya UMKM di Riau yang jumlahnya mencapai 420 ribu dan membutuhkan modal perbankan," katanya.

Sumber :investor.co.id

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER