Kanal

Jaringan 98: Bebaskan Aktivis BEMSI, Wujudkan Janji Nawacita dan Trisakti

RADARPEKANBARU.COM- Jejaring mantan aktivis mahasiswa yang berhimpun dalam Jaringan '98 mendukung gerakan mahasiswa yang menyuarakan keprihatinan atas tindakan inkonstitusional mengaktifkan kembali terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta, serta menyesalkan tindakan represif aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan menangkapi aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) Jabodetabek-Banten, saat demonstrasi di Jakarta, Selasa (14/2/2017).

"Watak gerakan mahasiswa sangat moralis dan seperti koboi penumpas kejahatan, yang akan muncul bergerak saat ada ketidakadilan negara serta keresahan yang meluas di rakyat. Aksi teman-teman BEMSI adalah hal biasa di era demokrasi dan seharusnya Polri dapat lebih bijak menangani aksi kemarin tanpa harus melakukan penangkapan. Harus diingat bahwa kemandirian Polri hingga lepas dari militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) adalah buah reformasi 1998 yang diperjuangkan gerakan mahasiswa dan rakyat," ujar Jurubicara Jaringan '98, Ricky Tamba kepada media, Rabu (15/2/2017).

Dia menilai, kritik baik konstruktif maupun destruktif, esensinya adalah memberikan saran dan masukan untuk masa depan yang lebih baik. Terlebih, bila kritik disalurkan melalui aksi massa yang damai, merupakan sebuah metode yang lazim digunakan di era kebebasan berpendapat dan berserikat yang harus dijunjung tinggi sesuai dengan prinsip dasar di konstitusi Pasal 28 UUD 1945.

"Kami mendesak Polri untuk segera membebaskan tanpa syarat teman-teman Presiden Mahasiswa yang tergabung di BEMSI, karena tindakan aksi mahasiswa kemarin bukanlah hal berbahaya yang memecah-belah rakyat dan mengancam keutuhan bangsa. Sebaiknya para pemimpin di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin bijak menyikapi fenomena mulai masifnya gerakan mahasiswa, dengan mendorong implementasi kebijakan pembangunan yang konkrit meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi rasa keadilan rakyat. Ayo wujudkan janji Nawacita dan Trisakti," seru Ricky.

Jaringan '98 akan terus mendukung dan mendoakan gerakan mahasiswa untuk selalu menjadi penjaga moral bangsa di tengah gempuran nekolim neoliberalisme yang mendisintegrasi NKRI tercinta serta bahaya ultraliberalisme dan ngawurisme yang menjangkiti mayoritas elite dan politisi.

"Maju terus gerakan mahasiswa jaga NKRI dan perjuangkan masa depan rakyat Indonesia. Berpisah kita berjuang, bersatu kita memukul, rakyat bersatu tak bisa dikalahkan. Hidup gerakan mahasiswa Indonesia!" pungkas Ricky Tamba.

Ditangkap Polisi, Mahasiswa BEM Sejabodetabek-Banten Mogok Makan

Ratusan mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Wilayah Jabodetabek-Banten berdemonstrasi di depan Istana Negara, Selasa siang (14/2).

Mereka menggelar aksi dengan agenda menuntut ketegasan Presiden Jokowi dalam melaksanakan UU Pemda terkait pengangkatan kembali Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai gubernur DKI.  Padahal, Ahok sudah menjadi terdakwa dalam kasus penistaan agama.

Ihsan, Koordinator Aksi menyatakan mahasiswa menuntut penegakkan hukum yang tidak pandang bulu.

“Diangkatnya Ahok kembali sebagai Gubernur DKI dengan status sebagai terdakwa merupakan tindakan melanggar UU, Presiden harus tegas dalam hal ini,” ujar Ihsan.

Aksi tersebut pada akhirnya berakhir ricuh, setelah Polisi melakukan pembubaran paksa. Fikri Azmi salah satu peserta aksi menuturkan dirinya sempat mendapat tindak pemukulan dari polisi.

Hingga saat ini, sebanyak 4 orang koordinator aksi diamankan ke Polda Metro Jaya. Mereka adalah Ketum BEM SEBI Ihsan SEBI, Ketua BEM UNJ Miqdad, Ketua BEM PNJ Fikri dan satu lagi mahasiswa bernama Fikri.

Informasi yang dihimpun, para mahasiswa menolak makanan pemberian polisi di Mapolda Metro Jaya alias mogok makan. (rls)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER