Kanal

Begini Cara Mahasiswa di Malaysia Atasi Melambungnya Biaya Hidup

Kuala Lumpur, (radarpekanbaru.com) - Untuk mengatasi melambungnya biaya hidup dan kenaikan harga barang di Malaysia belakangan ini, mahasiswa-mahasswa di sejumlah perguruan tinggi di Negeri Jiran itu melakukan berbagai upaya.

Menyadari bahwa mereka tidak mungkin hanya akan bergantung dengan dana pinjaman pendidikan, guna menutupi biaya kebutuhan harian, seorang mahasiswa, Mohd Nashardin Awang Nayan, 20 tahun, memilih untuk bekerja sambilan di rumah makan yang berdekatan dengan lokasi tempat tinggalnya.
 
Menurutnya, walaupun ia memperoleh dana pinjaman pendidikan, tapi uang tersebut terasa tidak mencukupi, karena sisa uang yang tersedia setelah dipotong dengan biaya pendidikan dan sewa rumah sangat minim, sementara dirinya membutuhkan RM 300-RM 400 per bulan untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.
 
"Setelah dipotong dengan biaya pendidikan dan sewa rumah, dana pinjaman pendidikan itu hanya bersisa lebih kurang RM 200 saja per bulan, dan nominal itu tidak cukup. Jadi, saya memilih untuk bekerja sambilan untuk menambah uang saku. Walaupun hanya dibayar RM 45 per hari, bagi saya itu mencukupi," ujar mahasiswa tahun kedua Diploma Jurusan Desain Multimedia di sebuah institut swasta di Kuala Lumpur itu kepada Bernama.
 
Ia menambahkan bahwa meskipun dirinya cukup lelah dengan aktivitas kuliah dan berbagai tugas, namun baginya bekerja sambilan mengajari dirinya untuk berdikari sekaligus sebagai latihan untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
 
Lain lagi dengan Mohd Faeis, 22 tahun. Ia memilih untuk berhemat secermat mungkin dalam membeli kebutuhan sehari-hari yang harganya merangkak naik akibat melambungnya biaya hidup di Malaysia.
 
"Saya memilih untuk membuat makanan sendiri ketimbang makan di luar, kecuali kalau saya sedang sangat sibuk dengan berbagai tugas, maka baru saya makan di warung," terangnya.
 
Ia yang kini tengah mengambil pendidikan Ijazah Sarjana Muda di Jurusan Seni Lukis dan Desain Seni Rupa di Universitas Teknologi Mara (UiTM) di Shah Alam itu juga punya tips tersendiri dalam berbelanja. Ia mengaku membuat daftar barang yang ingin ia beli guna menghindari pemborosan akibat membeli barang-barang yang tidak perlu.  
 
Menumpang dengan kendaraan sesama mahasiswa dan menggunakan jasa transportasi umum adalah cara yang yang dilakukan oleh Hamiza Hamidon, 25 tahun, mahasiswa Ijazah Sarjana Muda Teknologi Tekstil UiTM Shah Alam untuk meminimalisir pengeluaran hariannya dalam membeli bahan bakar minyak.
 
"Sebelum harga-harga naik, saya nyaman menggunakan mobil sendiri. Tapi sekarang saya memilih untuk menggunakan jasa transportasi umum atau menumpang dengan mobil teman jika saya ada jadwal kuliah atau saat beraktivitas di luar. Dengan cara ini, pengeluaran untuk membeli BBM dan tol dapat dikurangi," tuturnya.
 
Ia juga memilih untuk mem-photocopy buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan kampus untuk menghemat uang saku. Kebanyakan buku yang digunakan di jurusannya, ungkapnya, bisa didapati perpustakaan kampus.
 
Selain itu, ia juga berharap agar jumlah toko yang terdaftar dalam Kartu Diskon Siswa 1Malaysia yang diperkenalkan pada 2012 lalu diperluas.
 
Menurutnya, walaupun pengguna kartu diskon tersebut diberikan potongan harga antara 5 sampai 60%, tapi jumlah toko yang menawarkan diskon khusus itu masih terbilang sedikit dan tidak memberi dampak yang efektif dalam membantu mengurangkan beban mahasiswa khususnya dalam menghadapi kenaikan harga barang. (voa)

Editor : Ahmad Adryan
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER