Kanal

Tolong Kami Pak Pangdam, Tahun ini Di Riau Masih Banyak Titik Api

RADARPEKANBARU.COM- Buktinya Helikopter MI-8 Masih Berjibaku Jatuhkan Bom Air di Meranti sebanyak 25 Kali. Seolah ini menjadi hal yang berulang-ulang terjadi.Wajar jika sebelumnya Panglima Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung dibikin jengkel oleh persoalan kebakaran hutan di Riau.

Data terakhir yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, dikabarkan telah menerbangkan satu unit helikopter pengebom air atau "waterbombing" jenis MI-8 guna memadamkan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di meranti.

"Hari ini kita terbangkan satu unit helikopter ke Kabupaten Kepulauan Meranti. Laporan yang diterima ada 25 kali upaya pemadaman melalui udara di sana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Ia menjelaskan operasi pengeboman air tersebut dilakukan di wilayah tersebut setelah adanya laporan keberadaan titik api yang mengindikasikan Karlahut tepatnya di Kecamatan Merbau.

"Saya belum dapat laporan luasan lahan yang terbakar. Tapi, Alhamdulillah, titik api berhasil dipadamkan," ujarnya.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi keberadaan 15 titik panas panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan menyebar di enam kabupaten di Riau, Jumat pagi tadi.

Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin menjelaskan keenam kabupaten yang terpantau adanya titik panas dengan tingkat kepercayaan di bawah 70 persen tersebut adalah Indragiri Hilir 5 titik, Meranti dan Pelalawan masing-masing 3 titik, Siak 2 titik, serta Bengkalis dan Rokan Hilir masing-masing 1 titik.
 
Sementara, satu titik lainnya dipastikan sebagai titik api yang mengindikasikan adanya Karlahut dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Keberadaan titik panas di Riau mulai bermunculan dalam beberapa hari terakhir. Pada Kamis pagi lalu (2/6), jumlah titik panas turut terpantau sebanyak 15 titik yang tersebar di wilayah yang sama pada hari ini.

Namun, berdasarkan data BMKG pada Jumat sore pukul 16.00 WIB, keberadaan titik panas dipastikan turun drastis, sementara titik api dipastikan hilang.

Pangdam Ingatkan Kebakaran Hutan Jangan Sampai Terulang di Riau

Dikutip Radar dari situs tempo.co, Panglima Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung , sebelumnya sempat mengatakan Riau telah gagal mencegah kasus kebakaran hutan dan lahan. Sejak tiga pekan terakhir kebakaran kembali marak terjadi di seluruh wilayah Riau. Dikhawatirkan kebakaran itu akan kembali menimbulkan bencana kabut asap.

"Tidak salah bila Panglima TNI dan Kapolri menilai kami telah gagal dalam sosialisasi mencegah kebakaran lahan, buktinya hutan terbakar lagi," kata Lodewyk, di hadapan pejabat Riau dalam rapat koordinasi penetapan statuta siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, di Pangkalan TNI Angkatan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 7 Maret 2016.

Menurut Lodewyk, kebakaran lahan yang kembali terjadi membuktikan sosialisasi pemerintah daerah dan penegak hukum tidak sampai ke masyarakat, sehingga kata dia, sampai kini masih ada warga tanpa takut melakukan pembakaran lahan. "Mari kita akui bersama, ini tahun ke-18 Riau terbakar," ujarnya dengan nada tinggi.

Lodewyk menyatakan, TNI dan kepolisian telah berjibaku memadamkan api di lahan gambut. Namun di sisi lain, menurut dia, instansi kehutanan dalam hal ini Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kurang peduli dengan kondisi tersebut. Lodewyk mengatakan Dinas Kehutanan BKSDA tidak pernah ada di lapangan. "Ke mana (Dinas) Kehutanan? ini situasi milik Anda, jangan tidur. TNI dan kepolisian bukan pembantu, tapi membantu, bukan soal jabatan dicopot, tapi dianggap gagal menjalankan tugas bikin malu," ujarnya.

?


Dia juga mengatakan TNI sudah bersiap kembali memadamkan api. Saat ini telah ada empat satuan setingkat kompi dan 1.000 personel cadangan Kodam untuk diterjunkan memadamkan api. "Pasukan segera kami sebar di setiap daerah rawan kebakaran lahan," ujarnya

Adapun Kepala Bidang Badan Konservasi Alam Wilayah I Riau Supartono membantah tudingan tersebut. Menurut dia, pihaknya telah mengerahkan seluruh pasukan ke sejumlah titik rawan kebakaran dan melakukan patroli di lapangan untuk pencegahan kebakaran lahan. Namun, dia mengakui jumlah petugas Manggala Agni jauh lebih sedikit dibandingkan TNI dan kepolisian. "Kami kekurangan personil," kata Supartono.

Supartono mengakui jumlah personel Manggala Agni milik BKSDA hanya 182 orang yang terbagi di empat daerah operasi, yakni Bengkalis, Siak, Dumai, dan Pekanbaru. Jumlah tersebut dianggap kurang untuk mengawal 13 kabupaten/kota di Riau.

Mengenai pencegahan kebakaran lahan, Supartono mengakui BKSDA bersama TNI, kepolisian, dan melibatkan masyarakat selalu melakukan patroli di kawasan hutan. Pihaknya telah mendata 89 desa rawan kebakaran hutan, sementara 36 desa telah dilakukan patroli rutin dan sosialisasi pencegahan kebakaran.

Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan menyusul kian meningkatnya titik api di Riau. Kebakaran lahan marak terjadi di setiap wilayah, bahkan sudah sampai melahap zona inti cagar biosfer giam siak kecil. (radarpku/ant/tempo)
 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER