Kanal

Hampir Dua Tahun Jadi Plt, Arsyadjuliandi Rachman akhirnya Resmi Dilantik Jadi Gubernur Riau

RADARPEKANBARU.COM – Usai ditangkapnya Gubernur Riau, Annas Maamun pada September 2014 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Arsyadjuliandi Rachman yang kala itu menjabat Wakil Gubernur Riau diangkat sebagai pelaksana tugas (Plt). Namun hingga berjalannya waktu, Andi—panggilan akrab Arsyadjuliandi Rachman—tidak kunjung diangkat sebagai gubernur definitif.

Salah satu faktor utamanya adalah Annas Maamun yang ditangkap KPK terus melakukan jalur hukum hingga tingkat Mahkamah Agung (MA) atas kasus suap alih fungsi lahan yang melilitnya. Namun pada Febuari 2016, keluar putusan MA yang menjatuhkan hukuman penjara tujuh tahun penjara untuk Annas Maamun.

Kasus ini sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. Seharusnya setelah keluarnya putusan MA itu, Andi bisa dilantik jadi Gubernur Riau.

Namun dalam perjalanan, Andi tidak kunjung dilantik. Dari Februari 2016 beberapa kali ada kabar Andi akan dilantik, tetapi batal. Tidak jelasnya kapan dilantik membuat Arsyadjuliandi Rachman beberapa kali menemui Presiden Joko Widodo dan Mendagri Tjahjo Kumolo untuk menanyakan statusnya.

Dilihat dari perjalanannya, Andi Rachman juga belum dipastikan aman, mengingat Andi yang juga mantan anggota komisi VII DPR RI ini diduga juga terlibat dalam kasus dugaan korupsi SKK Migas yang melibatkan Sutan Batugana politisi demokrat yang hari ini mendekam di tahanan KPK.

Berangkat dari masalalunya . sampai hari ini kurang lebih 20 bulan, Andi Rahman hari ini Rabu (25/5/2016) dilantik menjadi gubernur definitif. Kepastian pelantian pelantikan itu sebelumnya disampaikan Karo Humas Pemprov Riau, Darusman.

"Sesuai jadwal hari ini Arsyadjuliandi Rachman dilantik menjadi Gubernur Riau. Pelantikannya akan dilangsungkan di Istana Negara," ucap Darusman, Rabu (25/5/2016).

Arsyadjuliandi Rachman yang juga menjabat Ketua DPD I Partai Golkar Riau ini akan dilantik pukul 14.00 WIB oleh Presiden Jokowi. Putusan ini setelah Andi Rahman telah mengantongi SK pengangkatannya sebagai gubernur definitif.

"Pak Andi sudah berangkat ke Jakarta sejak kemarin," serunya.

Politisi Andi Rachman, dari Saudagar Jadi Gubernur

Tahukah Anda siapa Andi Rachman?, panggilan akrab Arsyadjuliandi Rachman tersebut? Bagi orangtua-orangtua kita yang berumur di atas 50 tahun dan telah tinggal di Pekanbaru sejak tahun 1970-an, tak asing mendengar nama Rachman Kawek, pengusaha asal Pangkalan, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat ini.

Dikutip Radar Pekanbaru dari situs riauonline.co.id , Pemilik usaha transportasi PO Bus Sinar Riau ini serta usaha lainnya tersebut, merupakan ayah kandung dari Andi Rachman. Ia lahir dari seorang ayah berlatar saudagar, H Abdul Rachman Syafei dan ibu Hj Asma Hasan. Walau berayah berasal dari Sumatera Barat, Andi bersaudara lebih banyak lahir dan besar di Riau. Politisi Partai Golkar tersebut, lahir di Pekanbaru, 8 Juli 1960.

Usai menamatkan SD, Andi Rachman melanjutkan sekolahnya ke SMPN 4 Bukittinggi, Sumatera Barat. Pendidikan menengah atasnya juga dilalui di kota yang terkenal denganh hawa sejuk tersebut, SMAN 1 Bukittinggi.

Sayangnya, Andi tak menamatkan di sekolah tersebut, ia malah pindah ke SMAN 3 di Kota Pelajar, Yogyakarta. Ia lalu melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Usai menjadi sarjana, Andi kemudian melanjutkan pendidikannya dengan fokus ke manajemen bisnis dan meraih gelar MBA di Oklahoma City University, Amerika Serikat. Informasinya, di sinilah ia menemukan jodohnya dengan seorang gadis berdarah Tionghoa Singkawang, Kalimantan Barat, Sisilita Bong.

Usai menamatkan S2-nya, Andi kemudian pulang ke tanah air dan meneruskan usaha orangtuanya, Rachman Kawek, di bisnis minyak bumi dan gas. Di bawah payung holding Group, Riau Muda, Andi menguasai bisnis transportasi, SPBU, pertambangan, dan perkebunan.

Tak aneh, jika saat pengumuman harta kekayaannya saat Pemilihan Guberur Riau, 2013 silam, Andi Rachman, merupakan kandidat terkaya dibandingkan calon lainnya, Rp 132.274.896.573.

Dengan latar belakang sebagai pengusaha ini, melapangkan jalan Andi untuk menduduki jabatan sebagai pucuk organisasi. Mulai dari Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Riau, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Ketua Hiswana Migas Riau, dan jabatan lainnya sebagai Wakil Ketua Kadin Indonesia pada 2009.

Andi tak hanya berkiprah di bisnis, panggilan politik tak mampu ia bendung dan tahan. Kemudian, ia masuk ke dunia politik dengan menjadi Bendahara DPD I Partai Golkar Riau 2003-2008. Di periode ini, Andi juga menjadi anggota DPRD Riau.

Dari sinilah, ia kemudian menapakkan kakinya di level nasional dengan manjadi anggota DPR RI Periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Riau. Termasuk, saat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Riau, 2009, Andi mengisi posisi sebagai Sekretaris Bapilu Sumatera.

Semasa menjabat sebagai anggota DPR-RI, ia di komisi membidangi energi dan sumber daya mineral, Komisi VII. Di komisi ini, Ketua Komisi, Sutan Bhatoegana, tersandung kasus korupsi dengan menerima cek dari Menteri ESDM. Isu tak sedapnya, ada uang sekitar 2.500 Dolar AS, diterima oleh masing-masing anggota Komisi VII.

"Seingat saya pimpinan komisi terdiri dari empat orang, di bawahnya anggota, terus di bawahnya sekretaris. Saya ingat pimpinan komisi itu nominalnya 7.500 Dolar AS, anggota 2.500 Dolar AS, Sekretariat 2.500 dolar AS. Setelah itu, diminta agar dimasukkan ke amplop Pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)," ungkap staf Kementerian ESDM, Didi Dwi Sutrisno, saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, 21 Mei 2015 silam.

Pada tahun 2013, Andi kemudian mencoba peruntungan maju dalam Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) berpasangan dengan sesama kader Golkar, Bupati Rokan Hilir, Annas Maamun. Pasangan ini akhirnya memenangkan pemilihan dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Periode 2014-2019, pada 19 Februari 2014 oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi.(radarpku/roc/okz)

 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER