Kanal

Inilah Kronologi Insiden Pembubaran Paksa Acara Multi Level Marketing Q Net di Kampus UIN Suska Riau

RADARPEKANBARU.COM-Sekitar puluhan mahasiswa membubarkan acara 'Amoeba' yang diadakan multi level marketing Q Net di Islamic Center UIN Suska Riau. Mereka memprotes kegiatan tersebut karena dinilai telah melanggar aturan kampus dan tidak sesuai dengan etika kampus islam madani.

Sempat terjadi ketegangan saat mahasiswa masuk dan meminta acara dibubarkan. Mahasiswa masuk sekitar pukul delapan malam. Mereka sempat dilempari air mineral dan sejumlah properti oleh pihak panitia. Mendapat perlawanan, mahasiswa terpancing dan melakukan perlawanan. "Kami sempat dilempari kursi oleh panitia,"ujar Hengki salah seorang mahasiswa.
    
Dalam kondisi emosi, mahasiswa sempat adu jotos dengan panitia. Sejumlah pihak keamanan berseragam Ormas Pemuda Pancasila mencoba menahan mahasiswa yang emosi dan masuk dalam kerumunan massa. Sejumlah peserta wanita terlihat pingsan dalam insiden tersebut. Mahasiswa mengambil posisi diatas panggung Aula IC dan peserta serta panitia berhamburan keluar ruangan.

Sekitar setengah jam berlalu, Islamic Center tempat berlangsungnya acara berhasil dikuasai mahasiswa. Ketua BLU Kastulani datang dan mencoba menenangkan dengan memberi penjelasan runut pemberian izin kegiatan tersebut. Namun emosi mahasiswa kembali terpancing saat dua orang pihak keamanan acara berseragam Ormas Pemuda Pancasila (PP) masuk dan tampil kedepan dengan maksud memberi penjelasan.

Massa mahasiswa kembali tenang saat Kedua oknum PP tersebut keluar. Mereka melanjutkan orasi dengan melontarkan beragam pertanyaan kepada Kastulani. Tanya jawab berlangsung panas hingga akhirnya Wakil Rektor III datang dan meredam emosi mahasiswa. "Ini acara pertama dan terakhir yang ada di UIN,"kata WR III Dr Tohirin.

Panitia Acara 'Amoeba Award' Acara yang digelar sejak kemarin ini sudah dua kali diperingatkan oleh Ketua BLU UIN Suska Riau Kastulani sebagai pemberi izin. Salah satu mahasiswa sempat membacakan sikap BEM yang ia dapat. Mahasiswa kemudian menuntut BEM menindak lanjuti kejadian ini dan meminta Kastulani dipecat dari jabatannya.

"Saya menerima dan akan bertanggung jawab. Saya siap dipecat jika itu atas perintah Rektor,"Jawab Kastulani.

Acara ini menjadi topik pembicaraan sejak tadi pagi karena melanggar etika kampus. Sejumlah peserta wanita terlihat memakai pakaian yang fatal melanggar kode etik di kampus islam madani. Selain itu, musik yang digunakan dalam kegiatan tersebut dinilai melecehkan kampus dan terus dibunyikan saat waktu sholat dengan pencahayaan ala 'diskotik'.

Selain melanggar etika kampus islam madani. Acara ini juga menganggu sejumlah aktivitas warga akademik. Mahasiswa tafsir hadist terpaksa tidak kuliah karena ruangannya digunakan sebagai ruang medis dan 'Tamu VIP' kegiatan tersebut.

Sejumlah pegawai juga harus rela parkir di lahan sempit disamping IC karena lokasi parkir digunakan panitia sebagai area kegiatan dan parkir peserta. Bahkan lalu lintas disamping IC juga sempat ditutup oleh panitia meski akhirnya dibuka kembali karena diprotes mahasiswa.

Sebagai Info Tambahan Bisnis MLM QNet Pernah Tipu Masyarakat Rp 1,6 Miliar  

Radar mengutip dari tempo.co, setidaknya sekitar 200 anggota multi-level marketing PT QNet Indonesia melaporkan ke Kepolisian Resor Banyuwangi atas dugaan penipuan yang dilakukan perusahaan. Kerugian korban diduga mencapai Rp 1,6 miliar.

Wakil pelapor, Rudi Suprapto, 50 tahun, mengatakan, perusahaan itu dianggap tidak memenuhi janji memberikan satu unit Honda Jazz dan pendapatan Rp 2,5 juta per bulan kepada anggotanya. Apalagi, menurut dia, sejumlah produk kesehatan yang dijual tidak berkhasiat.

Kerugian materi, kata Rudi, dihitung dari biaya pendaftaran anggota QNet antara Rp 7 juta hingga Rp 10 juta tiap orang. Setiap anggota wajib mencari enam orang untuk bergabung dalam bisnis itu. Rudi kemudian mengajak istri dan ayah kandungnya. "Dapat satu anggota katanya kita dapat penghasilan Rp 2,5 juta per bulan," kata Rudi kepada wartawan di Mapolres Banyuwangi, Senin, 17 Juni 2013.

Ada tiga produk QNet yang diberikan kepada anggota, yakni Bio-Disc, Chi-Pendant, dan E-Guard. Bio-Disc berupa lempeng kaca yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Chi-Pendant berupa kalung liontin yang bisa membuat penggunanya kuat. Sedangkan E-Guard dipakai dalam rokok elektronik.

Rudi dan rekannya yang melapor mengklaim tidak pernah merasakan khasiat barang-barang tersebut. Saat melapor, Rudi membawa ratusan produk QNet, baju, dan sertifikat 200 anggota.

Sementara itu, Mahbub Effendi, Independent Representative QNet Jember, mengatakan, untuk mendapatkan penghasilan, anggota harus bekerja keras dengan mengajak enam orang untuk bergabung menjadi anggota. "Penghasilan saya sudah Rp 100 juta," kata dia. Dia membantah bila produk QNet tidak berkhasiat. Dia mengklaim testimoni keberhasilan produk QNet datang dari berbagai negara.

Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi, Ajun Komisaris Besar Nanang Masbudi, mengatakan, polisi masih mempelajari laporan tersebut. "Bila ditemukan unsur penipuan, polisi akan memprosesnya," katanya. (*)


Sumber : LPM gagasan
 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER