Kanal

Pejabat Pemprov Riau Lecehkan Profesi Wartawan

RADARPEKANBARU.COM- Entah apa yang membuat Anshari Kadir Kepala Bagian Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau melecehkan profesi wartawan saat memperkenalkan diri dalam acara Akselerasi Unit Kerja Siswa (UKS) di Aula Lantai IV Kantor Bupati Rokan Hilir, Senin (7/12).

Saat perkenalan diri dan pengalaman kerja, Anshari mengatakan bahwa dia pernah menjadi wartawan disalah satu stasiun Radio di Pekanbaru.

"Wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja. Namun tak pandai menyorot diri sendiri," kata Anshari dihadapan pejabat Rohil yang saat itu dihadiri Asisten III H. Ali Asfar, Kepala Dinas Kesehatan HM. Junaidi Saleh, dan Kadisdik Rohil ir H Amiruddin.

Dia kembali melanjutkan perkenalan dirinya kepada hadirin yang juga dihadiri seluruh Camat, seluruh Kepala Puskesmas se Rohil dan puluhan undangan dari sekolah serta PNS dan Honorer Bagian Bina Kesra Setdakab Rohil.

Ia mengakui saat ini ia sering disalahkan orang meskipun sudah bekerja dengan baik.

"Mungkin dulu karena sering mencari kesalahan orang. Jadi sekarang saya yang disalah-salahkan," katanya menyindir profesi wartawan.

Tidak sampai disitu entah apa yang membuatnya membuat guyonan yang sangat jelas melecehkan profesi Pers dan Wartawan.

"Ibu dan Bapak-Bapak tau tidak. Dulu itu setiap ada acara lomba lari selalu wartawan yang menjadi juara. Asal ibu tahu karena saat lomba akan dimulai lempar saja amplop maka wartawan akan lari dengan cepat," katanya sambil tertawa dan diikuti tepuk tangan oleh hadirin.

Bahkan ia sempat membela diri bahwa saat menjadi wartawan ia tidak mau diberikan Amplop oleh narasumber.

"Saya dulu tidak mau. Bukan karena isinya 50 ribu ya tapi memang saya tidak mau. Paling sekali-kalilah pas mau berangkat ke Jakarta baru saya ambil," katanya membela diri.

Melihat perkataan Ashari semua hadirin pun menoleh kepojok kiri Kantor Bupati karena ada tiga orang wartawan yang sedang meliput. Bahkan dia kembali mengatakan bahwa dirinya masih memiliki kartu Pers yang masih berlaku.

"Wartawan di Bagansiapiapi jangan ditulis ya. Masa jeruk makan jeruk," katanya sambil menyindir wartawan yang ada saat itu.

Tidak terima dengan perlakuan ini lalu tiga orang wartawan itu langsung keluar dan melakukan koordinasi dengan rekan-rekan wartawan lainnya. Satu persatu mulai berdatangan dan usai acara mempertanyakan kepada Anshari maksud perkataannya.

Anshari pun tampak pucat, takut dan khawatir, tubuhnya terlihat menggigil sambil berkucuran keringat dingin dan meminta maaf kepada semua awak media yang datang

"Maaf saya tidak bermaksud demikian. Saya akui khilaf, demi tuhan saya minta maaf," sebut dia.

Bahkan ia memeluk dan mencium satu persatu wartawan yang hadir. Tidak hanya sampai disitu ia mengantarkan wartawan sampai ke lantai bawah kantor Bupati Rohil dan meminta rekan wartawan tidak menaikkan berita tentang ucapannya.

Bahkan ia mau melakukan apa saja asalkan berita itu tidak dinaikkan.

"Saya mau ikut kemana saja bapak ajak. Kita ini seperti anak dan ayah. Saya khilaf dan demi Allah saya minta maaf, bisakan saya minta maaf," katanya sambil memegang dan merangkul wartawan Bagansiapiapi.

Anshari kembali mengambil tangan-tangan wartawan yang mulai meningggalkannya, dan kembali meminta maaf dan memeluk agar berita itu tidak dinaikkan. Bahkan sempat menyebut tokoh-tokoh media di Riau.

"Pak Rida itu saya kenal. Mohon jangan dinaikkan nanti bisa merusak nama saya," tuturnya.(ANT)
 
 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER