Kanal

Gagal di SEA Games, Pemerintah Diminta Evaluasi dan Jangan Cari Kambing Hitam

Jakarta, (radarpekanbaru.com)- Pemerintah Indonesia diminta melakukan evaluasi mendalam menyusul kegagalan Indonesia di SEA Games 2013. Apalagi ada gelaran Asian Games 2014 menanti.

Persiapan Indonesia menuju SEA Games XXVII memang sangat buruk. Gaji atlet dan pelatih yang telat, dan pengurangan partai-partai uji coba menjadi kendala. Beberapa cabang olahraga bahkan tak mendapat peralatan cukup dalam persiapan sebelum gelaran multicabang dua tahunan se-Asia Tenggara itu.

Terkait kegagalan tersebut, Menpora Roy Suryo sempat memberi indikasi bahwa perpecahan KONI yang dipimpin Rita Subowo dan KOI yang diketuai Tono Suratman sebagai sebuah faktor cukup besar, karena dalam perjalanannya KONI-KOI memang menunjukkan ketidakharmonisan semisal adanya dualisme saat mengesahkan keanggotaan cabang olahraga. Namun, tindakan ini ternyata dinilai seperti sedang mencari kambing hitam.

"Seharusnya pemerintah evaluasi kenapa gagal, bukan menunjuk perpecahan KONI-KOI sebagai sumber masalah. Sebab, pada SEA Games 2011 juga sudah ada dua lembaga itu. Apakah lantas disebut-sebut sebagai pangkal masalah?" kritik pengamat olahraga Tommy Apriantono dalam obrolan dengan detikSport.

"Menpora harusnya menyadari kalau dia gagal menyediakan kebutuhan SEA Games. Event ini kan sudah direncanakan sejak dua tahun sbeelumnya. Kok bisa dana telat, uang saku kurang, try out dipotong, peralatan tak datang," serunya.

Maka ketika akhirnya Indonesia cuma meraih 65 medali emas dan berada di peringkat empat perolehan medali, hal itu pun dinilai wajar. Justru target 120 medali emas yang sebelumnya dicanangkan malah disebut terlalu mengada-ada.

"Justru saya menanyakan dari mana perhitungan target 120 emas itu? Persiapan banyak kendala, kok berani memasang target begitu tinggi?" gugat kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen ITB itu.
"Kalau berkaca dari SEA Games 2011, kita mendapatkan 180 emas dan menjadi juara umum keseluruhan, itu juga kan dibantu cabang olahraga yang mengada-ada. Kalau dihitung dari cabang olahraga Olimpiade, jumlah medali yang kita dapatkan menunjukkan kalau kita kalah dari Thailand."

"Kadang kita tidak fair dan menutupi fakta, waktu itu seolah-olah kita juara umum. Sekarang diulang lagi, sudah gagal, masih mengklaim mendapatkan jumlah medali total lebih banyak, padahal semua tahu medali emas yg dihitung. Berdalih dicurangi, padahal itu nggak lebih dari 20 persen dari cabang olahraga yang diikuti," tegasnya

Tommy pun meminta pemerintah segera berbenah dengan memaksimalkan Satuan Pelaksana (Satlak) Program Indonesia Emas (Prima) dan tegas membagi tugas KONI dan KOI. Apalagi ada event lebih besar di depan mata, Asian Games, di Incheon Korea Selatan. "Tahun depan tantangan lebih besar, kalau ingin mengukur pada event yang lebih fair ada Asian Games. Kita lihat bagaimana visi pemerintah?" ujar Tommy.(dtc)

Editor : Ramli
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER