Kanal

Hasil Pertemuan Tokoh Riau Tegaskan Agar Jabatan Ketua DPRD, Wagubri dan Sekda Diisi Anak Jati Riau

RADARPEKANBARU.COM-Putra asli Riau diharapkan lebih diprioritaskan untuk mengisi jabatan penting di Pemprov Riau. FKPMR mengingingkan jabatan Ketua DPRD, Wagubri dan Sekda diisi anak jati Riau.

Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) ingin tiga posisi penting di pemerintahan dan legislatif di Riau diduduki anak jati Riau. Tiga jabatan tersebut yakni, Ketua DPRD Riau, posisi Wagubri serta Sekdaprov.

Khusus jabatan Ketua DPRD Riau pasca mundurnya Suparman karena mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Rohul. Sejumlah nama pun disebut-sebut menjadi jagoan FKPMR antara lain Masnur dan disusul para srikandi riau antara lain Septina Primawati Rusli, Supriati, Sumiati .

Karena Riau adalah negri melayu yang identik dengan islam maka sebaiknya kalau ada yang laki-laki maka lebih dianjurkan para pemimpin di dahulukan selangkah dari kaum lelaki.

"Islam menganjurkan untuk pemimpin publik, seperti presiden, gubernur, bupati, ketua DPRD atau sejenisnya dipegang oleh kaum lelaki berdasarkan berbagai dalil yang disebutkan didalam al Qur’an dan sunnah diantaranya “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita yang tertuang dalam QS. An Nisaa : 34", kata sumber radar yang hadir dalam pertemuan forum, tokoh ini masih enggan namanya untuk di tulis.

Ditempat yang sama Ketua FKPMR Al-Azhar kepada sejumlah media hanya menjelaskan secara normatif dan menganjurkan agar jabatan strategis ketua DPRD Riau diberikan kepada anak jati Riau.

"Kita ingin Ketua DPRD Riau nanti adalah putra daerah, atau orang Melayu. Tadi semua sudah sepakat semua," kata Ketua FKPMR Al-Azhar, usai acara diskusi acara di Auditorium Ismail Suko di Gedung Perpustakaan Soeman HS Riau, Rabu (2/9/15).

Pentingnya mengkepankan putra daerah sendiri menurut Al-Azhar sebagai wujud untuk menegakan marwah Riau sebagai daerah Melayu. Karena itu, sudah sepantasnya jabatan penting tersebut juga harus diisi anak jati Riau sendiri.

Hal itu juga menurut Al-Azhar sebagai hikmah atas apa yang terjadi pada 2 September 1985 silam, dimana seorang putra Riau bernama Ismail Suko berhasil menegakan demokrasi disaat dominasi pusat masih membelenggu kala itu.

Ada pun wujud nyatanya, nantinya akan dibentuk tim aksi guna mensosialisasikan harapan tersebut termasuk menemui pihak terkait mulai dari partai politik hingga Plt Gubri sebagai pemegang kekuasaan di Riau saat ini.

"Pertama mengenang peristiwa 30 tahun lalu, 2 September. Tapi dengan membicarakan hikmah apa pada 2 September itu, bukan membicarakan peristiwa itu. Hikmah yang dimaksud, dengan membahas distribusikan kekuasaan. Jadi poin penting pada pertemuan tersebut, kita ingin Ketua DPRD Riau nanti adalah putra daerah Melayu. Tadi semua sudah sepakat semua. Kemudian kedua ada tim yang mensosialisasikan untuk mewujudkan hal itu. Baik partai yang ada ditingkat Riau mau pun pusat termasuk pemerintah," papar Al Azhar.

Selain jabatan Ketua DPRD Riau, FKPMR juga menginginkan dua jabatan lainnya, yakni posisi Wakil Gubernur, kelak setelah Arsyadjuliandi Rachman berstatus Gubernur Riau definitip. Begitu juga untuk jabatan Sekdaprov jika nantinya Zaini Ismail yang saat ini masih menjabat Sekdaprov benar-benar lengser dari jabatannya.

Hanya saja menurut Al Azhar dua jabatan ini sangat bergantung dengan situasi hukum dan politik. Dimana Anas Maamun yang masih berstatus Gubernur Riau non aktif yang masih mengajukan banding, serta masa depan jabatan Sekda yang ditentukan Plt Gubri. "Tentu tiga jabatan ini kita harapan diisi putra Riau sendiri," ungkap Al Azhar lagi.

Sementara, Masnur yang disebut-sebut sebagai calon kuat sebagai kandidat Ketua DPRD Riau menyatakan siap diberi amanah jika memang dihendaki baik dari Golkar selaku partai yang memiliki hak mengajukan calonnya mau pun wakil rakyat di DPRD Riau.

Menurutnya, siapa pun nama yang diorbitkan FKPMR nantinya untuk menggantikan Suparman pastilah demi kemajuan Riau itu sendiri.

"Seperti saya katakan, saya selalu siap jika memang diberi amanah. Ini tentunya demi kemajuan Riau, meski bukan dirinya," ujar Masnur yang juga mantan Ketua DPRD Kampar ini.

Hadir pada kesempatan diskusi tersebut, mantan Wakil Gubernur Riau Wan Abubakar, Prof Sumardi MS, Ediayus Halim, Azlaini Agus, Sumardi Taher, Joni S Mundung, Emrizal Pakis, Makmur Hendrik,Yoserizal Zein, Zulkarnain Kadir, (radarpku/rtc)

 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER