Kanal

Mantap, Kuliah di Luar Negeri Cuma Modal Ujung Jari

JAKARTA, RADARPEKANBARU.COm - Zaman sekarang serba canggih dan mudah. Urusan daftar kuliah di luar negeri pun enggak ribet, cukup klik mouse dengan ujung jari. Beres.

Soal diterima atau enggak, tentu urusan belakangan. Tetapi, kemudahan mendaftar ke kampus di belahan dunia lain ini membuat kuliah di luar negeri makin diminati pelajar Indonesia.

Ahmad Syaifuddin Zuhri, misalnya, enggak merasa kesulitan saat mendaftar untuk kuliah di Nanchang University, China. Tentu saja, Ahmad harus mempersiapkan semua berkas pendaftaran agar dapat diunggah di sistem pendaftaran online. Dia juga mendaftar secara online untuk program beasiswa yang diberikan pemerintah Negeri Tirai Bambu melalui China Scholarship Council.

"Jadi, kami datang ke kampus sudah tinggal registrasi ulang dan langsung kuliah," ujar Ahmad, seperti dilansir okezone.com, belum lama ini.

Kemudahan lain saat melanjutkan studi di luar negeri, kata Ahmad, adalah, semua biaya keperluan kuliah sudah ditanggung kampus. Beasiswa yang diterimanya memang membebaskan Ahmad dari tuition fee, registration fee, uang sewa asrama dan biaya hidup bulanan.

"Biaya hidup setiap bulan langsung diberikan ke rekening bank yang bekerjasama dengan kampus," imbuh Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015 itu.

Pendaftaran online juga menjadi cara Achmad Firdaus mencatatkan diri sebagai mahasiswa National University of Singapore (NUS). Firdaus mendapatkan surat penerimaan atau Letter of Acceptance (LoA) dari kampus setelah semua berkas pendaftaran dia unggah dan proposal risetnya disetujui serta mendapat dosen pendamping.

Menurut cowok yang ngambil jurusan remote sensing itu, mendaftar secara offline dengan membawa berkas pendaftaran langsung ke kampus juga bisa. Bahkan, prosesnya lebih cepat.

"Jika mendaftar secara online, kita memang harus lebih sabar menunggu. Jika diterima, kampus akan mengirim LoA dan kita pun tinggal menunggu jadwal untuk registrasi ulang di kampus, kemudian membuat kontrak kerja dengan supervisor, membayar tuition fees dan ngurus kartu rencana studi (KRS)," papar Pengurus International Student Society NUS itu.

Klik mouse di ujung jari juga menjadi kunci Ryvo Octaviano mendapatkan beasiswa di Technological University (TU) Eindhoven, Belanda. Bahkan, Ryvo mulai mencari informasi beasiswa saat dan pendaftaran kuliah S-2 saat sedang mengerjakan tugas akhir pendidikan sarjana.

"Dari internet saya mengetahui bahwa beberapa kampus di Eropa memiliki program beasiswa sendiri untuk mahasiswa internasional," kata Ryvo.

Mahasiswa jurusan Master Systems and Control (Mechanical Engineering) itu kini menjalani studi dengan Amandus H Lundqvist Scholarship Program (ALSP).

"Alhamdulillah, saya lolos seleksi beasiswa ini dan mendapatkan bantuan biaya kuliah serta biaya hidup sebesar sekira Rp600 juta," jelasnya.(radarpku)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER